Cara Komunikasi dengan Pasien tentang Seksualitas

Oleh :
dr. Monik Alamanda

Komunikasi antara tenaga medis dan pasien tentang seksualitas umumnya masih amat minimal. Padahal, seksualitas merupakan aspek yang esensial dari kesehatan dan kehidupan manusia. Keterbatasan komunikasi ini terutama dialami oleh 10% dari total populasi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).[1,2]

Pembicaraan mengenai seksualitas dapat meliputi topik orientasi seksual maupun identitas gender. Orientasi seksual adalah ketertarikan emosional atau seksual kepada orang lain, sedangkan identitas gender adalah pandangan internal seseorang mengenai gender atau jenis kelamin dirinya sendiri. Seksualitas dapat dipengaruhi oleh budaya, aspek biologis, dan lingkungan masyarakat.[2,3]

Komunikasi yang tidak tepat tentang seksualitas dapat memengaruhi kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh pasien. Misalnya, dokter tidak melakukan skrining kanker serviks pada pasien trans-masculine atau dokter merasa tidak nyaman menganamnesis perilaku seksual pasien yang mungkin berhubungan dengan infeksi menular seksual (misalnya HIV) bila pasien tersebut kebetulan merupakan kelompok LGBT.[1,4]

Referensi