Rekomendasi Pemilihan Pasien untuk Operasi Antirefluks

Oleh :
dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS

Operasi antirefluks bisa dijadikan modalitas tata laksana gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD adalah kondisi refluks isi duodenum atau gaster ke dalam esofagus, menyebabkan gejala dan kerusakan jaringan esofagus berupa esofagitis, striktur esofagus, dan Barrett's esophagus.[1,2]

Proton pump inhibitor (PPI) adalah terapi medikamentosa lini pertama untuk pasien dengan GERD. Terapi PPI telah terbukti efektif dalam penyembuhan esofagitis akibat GERD. Akan tetapi, PPI memiliki kekurangan, yaitu angka kegagalan terapi dalam menghilangkan gejala GERD yang cukup besar, yaitu 10–40%. Selain itu, hanya 58% dari pasien GERD yang merasa puas dengan hasil terapi PPI. Penggunaan PPI jangka panjang juga ditemukan berkaitan dengan risiko keganasan.[3,4]

Ketika terapi medikamentosa dengan antasida, antagonis reseptor histamin 2, dan PPI untuk terapi GERD gagal, operasi antirefluks dapat dipertimbangkan. Operasi antirefluks juga dapat direkomendasikan jika terjadi intoleransi terhadap PPI atau sebagai alternatif dalam mengantisipasi terapi medis jangka panjang pada pasien muda dengan GERD.

Referensi