Efek Jangka Panjang dari COVID-19

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami

Beberapa pasien yang telah sembuh dari COVID-19 mengeluhkan efek jangka panjang yang menetap hingga berbulan-bulan setelah infeksi, yang sering disebut sebagai long-covid. Efek berkelanjutan ini tidak hanya terjadi pada pasien yang pulih dari gejala berat COVID-19 tetapi juga pada pasien yang bergejala ringan-sedang.[1-3]

Manifestasi klinis COVID-19 bervariasi dari kondisi asimtomatik, kondisi simtomatik ringan, hingga simtomatik berat. Contoh manifestasi klinis ringan adalah demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, sakit kepala, nyeri otot, lemas, dan gangguan indra pengecap serta penghidu. Sementara itu, pada gejala yang lebih berat, pasien dapat mengalami pneumonia hingga acute respiratory distress syndrome (ARDS).[4,5]

Efek Jangka Panjang dari COVID-19

Sindrom post-COVID dinyatakan sebagai kumpulan gejala persisten yang mungkin berkaitan dengan inflamasi residual, kerusakan organ, efek nonspesifik dari rawat inap atau penggunaan ventilator, dan kondisi kesehatan lain. Gejala yang umum dilaporkan setelah COVID-19 adalah kelelahan, dispnea, nyeri sendi, dan nyeri dada. Selain itu, disfungsi organ jantung, paru, dan otak juga dilaporkan pada beberapa pasien.[2,6]

Referensi