Injeksi glukokortikoid intramuskular mulai dipertimbangkan untuk penanganan osteoartritis panggul, yang selama ini dilakukan secara intraartikular. Injeksi intraartikular cukup sulit dilakukan, sehingga saat ini diteliti mengenai kemungkinan manfaat injeksi glukokortikoid intramuskular untuk osteoartritis.
Osteoartritis panggul merupakan kondisi yang paling sering menyebabkan nyeri panggul pada orang dengan usia lebih dari 50 tahun dengan prevalensi berkisar antara 0,4-2,7%. Osteoartritis panggul dapat diawali dengan perubahan pada persendian yang terlihat melalui gambaran radiologis, sekalipun belum terdapat gejala klinis.[1]
Penanganan osteoartritis panggul selama ini meliputi:
- Analgesik seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
- Injeksi steroid intraartikular
- Suplementasi seperti glukosamin dan kondroitin
- Latihan fisik untuk fungsi, gerakan, keseimbangan, fleksibilitas, kekuatan, maupun ketahanan tubuh
- Terapi manual (latihan gerakan spesifik untuk mengurangi rasa sakit guna mempertahankan atau meningkatkan range of motion / ROM pasien)
- Penggunaan bracing
- Penurunan berat badan[1,3]
Injeksi Glukokortikoid untuk Penanganan Osteoartritis Panggul
Injeksi glukokortikoid untuk penanganan osteoartritis panggul umumnya dilakukan secara intraartikular.
Injeksi Intraartikular
Injeksi glukokortikoid intraartikular untuk osteoartritis panggul ditujukan untuk osteoartritis dengan tingkat nyeri sedang-berat yang kurang berespon terhadap analgesik oral.[4-6] Sebuah meta analisis yang mencakup 5 studi randomized controlled trial (RCT) terkait injeksi intraartikular pada pasien osteoartritis panggul mencatat bahwa efek injeksi sangat signifikan di minggu pertama namun menurun setelahnya. Akan tetapi pada minggu kedelapan, terdapat penurunan rasa nyeri dengan tingkat sedang. Glukokortikoid yang digunakan pada penelitian ini adalah methylprednisolone dan triamcinolone.[7]
Kelemahan injeksi glukokortikoid intraartikular yaitu sulitnya dilakukan injeksi karena sendi panggul berdekatan dengan banyak struktur neurovaskular, sehingga diperlukan panduan ultrasonografi atau fluoroskopi. Efek samping injeksi glukokortikoid intraartikular sangat serius yaitu artritis septik, walaupun insidensinya sangat sedikit.[8]
Injeksi Intramuskular
Injeksi glukortikoid intraartikular memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan juga efek samping yang serius. Oleh karena itu, dibuat penelitian untuk melihat apakah injeksi secara intramuskular memiliki efektivitas yang sama untuk osteoartritis panggul.
Injeksi glukokortikoid intramuskular untuk osteoartritis panggul dilakukan menggunakan campuran triamsinolon asetat 40 mg (1 mL) dengan 1 mL larutan normal saline. Lokasi injeksi intramuskular untuk osteoartritis panggul yaitu di kuadran lateral atas dari otot gluteal, sisi ipsilateral panggul yang mengalami osteoartritis.[8]
Manfaat injeksi glukokortikoid intramuskular untuk penanganan osteoartritis panggul dilaporkan sebagai berikut:
- Pada minggu ke-2 pasca injeksi: menurunkan gejala nyeri panggul saat istirahat, serta tidak berhubungan dengan nyeri saat aktivitas dan skoring nyeri Western Ontario & McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) pada 2 minggu pasca injeksi
- Pada minggu ke-4, ke-6, dan ke-12 pasca injeksi: menurunkan nyeri panggul baik saat istirahat maupun berjalan, perbaikan fungsi, kaku sendi, dan skor WOMAC, serta tidak berpengaruh pada tingkat kualitas hidup
- Setelah 12 minggu pasca injeksi: efek penurunan nyeri panggul bertahan pada tingkat yang sama, hal ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan injeksi intraartikular yang memiliki efek puncak pada 1-3 minggu pasca injeksi[8-10]
Efek samping injeksi glukokortikoid intramuskular cukup sering terjadi (19 dari 27 orang) namun ringan:
- Wajah kemerahan (hot flushes)
- Sakit kepala
- Gatal-gatal[8]
Namun perlu dicatat bahwa 13 dari 18 pasien pada grup plasebo juga mengalami efek samping ringan yang sama.
Injeksi glukokortikoid intramuskular untuk osteoartritis panggul dinilai cukup efektif dalam meredakan nyeri dan perbaikan fungsi, meskipun hingga kini belum terdapat studi yang membandingkan langsung efektivitas injeksi intramuskular dan intraartikular.[8]
Kesimpulan
Injeksi glukokortikoid intramuskular untuk osteoartritis panggul dapat dilakukan karena dinilai cukup efektif dalam meredakan nyeri dan perbaikan fungsi, lebih mudah dilakukan dibandingkan injeksi intraartikular, dengan efek samping yang ringan. Namun demikian, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk membandingkan secara langsung efektivitas kedua metode injeksi glukokortikoid untuk penanganan osteoartritis panggul.