Benjolan di kulit dan bawah kulit pada pasien dengan riwayat hiperurisemia - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter, izin bertanya kira2 ini apa ya dok? teraba keras, tidak nyeri dan tidak gatal. Banyak muncul di daerah lutut dan siku. ada juga seperti benjolan...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Benjolan di kulit dan bawah kulit pada pasien dengan riwayat hiperurisemia

    Dibalas 04 Desember 2025, 16:20
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter, izin bertanya kira2 ini apa ya dok? teraba keras, tidak nyeri dan tidak gatal. Banyak muncul di daerah lutut dan siku. ada juga seperti benjolan bergerombol di bawah kulit. Pasien riwayat hiperurisemia

03 Desember 2025, 23:03
Rare case ya dok. Salah satu DD nya Miliarial Gout.
04 Desember 2025, 16:20
Wah kasus langkah bener ini.. Kalau hasil Alomedika AI:Direct Answer:
Miliarial gout adalah bentuk langka dari gout (asam urat) yang ditandai dengan munculnya lesi kulit berupa papul atau nodul kecil berisi kristal urat, biasanya menyerupai “milier” atau butiran kecil di permukaan kulit. Lesi ini sering terjadi pada pasien dengan gout kronik dan kadar asam urat yang sangat tinggi.Detailed Answer:Definisi dan Gambaran Klinis:
Miliarial gout merupakan manifestasi kutaneus dari gout kronik, di mana kristal monosodium urat mengendap di dermis dan subkutis, membentuk papul/nodul kecil multipel, biasanya berwarna putih kekuningan, dan kadang-kadang bisa pecah mengeluarkan material seperti pasta kapur. Lesi ini sering ditemukan di area ekstensor, seperti punggung tangan, siku, atau kaki, dan dapat menyerupai milia (benjolan kecil di kulit).Patofisiologi:
Kondisi ini terjadi akibat hiperurisemia kronik yang tidak terkontrol, sehingga terjadi deposisi kristal urat secara difus di jaringan lunak, termasuk kulit. Biasanya terjadi pada pasien dengan gout tophaceous kronik, gagal ginjal, atau penggunaan diuretik jangka panjang.Diagnosis:
Anamnesis: Riwayat gout kronik, serangan artritis gout berulang, penggunaan obat diuretik, atau penyakit ginjal kronik.
Pemeriksaan fisik: Temukan papul/nodul kecil multipel, kadang-kadang dengan ulserasi atau eksudat putih.
Pemeriksaan penunjang: Aspirasi atau biopsi lesi kulit dapat menunjukkan kristal urat di bawah mikroskop polarisasi. Pemeriksaan kadar asam urat serum biasanya tinggi.Diagnosis Banding:
Milia, xanthoma, calcinosis cutis, infeksi kulit kronik.Penatalaksanaan:
Prinsip utama: Kontrol kadar asam urat dengan obat penurun asam urat seperti allopurinol (misal: Zyloric, mengandung allopurinol), febuxostat, atau probenesid.
Obat antiinflamasi: NSAID, kolkisin, atau steroid untuk mengatasi inflamasi akut.
Perawatan kulit: Jaga kebersihan area lesi, hindari trauma, dan bila terjadi infeksi sekunder, berikan antibiotik sesuai indikasi.
Konsultasi ke reumatologi: Jika kasus berat, tidak responsif, atau ada komplikasi.
Kriteria rujukan: Lesi luas, infeksi sekunder berat, gagal ginjal, atau tidak responsif terhadap terapi standar.Prognosis:
Dengan kontrol asam urat yang baik, lesi dapat membaik, namun pada kasus kronik dan berat, lesi bisa menetap atau berulang.Sumber:WHO, CDC, PubMed, StatPearls (≤5 tahun terakhir), British Society for Rheumatology, American College of Rheumatology.Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau ingin membahas penatalaksanaan spesifik, silakan informasikan.