Bullying di dunia kedokteran - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter, lama tidak membuka forum alomedika. mau bahas sedikit tentang bullying di dalam dunia kedokteran yang belakangan ramai dibicarakan di masyarakat...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Bullying di dunia kedokteran

    Dibalas 01 September 2024, 17:36
    dr. Bimo Kusumo Bhirowo, Sp. An
    dr. Bimo Kusumo Bhirowo, Sp. An
    Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

    Alo dokter, lama tidak membuka forum alomedika. mau bahas sedikit tentang bullying di dalam dunia kedokteran yang belakangan ramai dibicarakan di masyarakat ya.

     

    Belakangan ramai sekali beredar isu tentang bullying yang terjadi di dunia kedokteran, terutama bapak menkes menyebutkan di dunia pendidikan dokter spesialis. tentu ada yang pro dan kontra mengenai isu bullying ini. ada pihak yang mengatakan bahwa bullying itu tidak ada, itu semata mata untuk mendidik calon dokter spesialis supaya tangguh. ada pula pihak yang mengatakan bahwa bullying itu benar adanya. yang betul yang mana ya?hehehe

     

    saya rasa tidak ada yang benar dan salah karena bullying sendiri setau saya belum dijelaskan secara rinci tentang mana mana saja tindakan yang termasuk bullying dan mana mana saja yang tidak, sehingga bullying ini masih sangat bersifat subjektif. ada peserta didik yang menganggap, misal, tindakan dibentak bentak adalah suatu tindakan bullying, ada sebagian lain yang menganggap biasa tindakan tersebut sebagai bagian dari pendidikan. 

     

    bagi saya pribadi, tindakan bullying dalam dunia kedokteran memang ada dan nyata, tetapi memang kadang kadang bullying ini seperti kentut ya, ada baunya tetapi tidak ada wujudnya. bullying yang paling nyata dalam dunia pendidikan dokter menurut saya adalah dimana ada peraturan bahwa senior selalu benar. tentu kita semua tidak asing dengan aturan tidak tertulis tersebut bukan?hehehe. menurut saya ini adalah tindakan bullying yang berbahaya dalam dunia pendidikan, kenapa? karena sistem ini akan memaksa junior yang mungkin sebenarnya punya ilmu yang lebih update tidak berani menyampaikan pendapatnya dan walaupun akhirnya berani menyampaikan maka akan dianggap junior tersebut sok tau, sok pintar, dan sok sok yang lain. walaupun peserta didik tersebut sebenarnya membaca dari sumber yang sahih seperti jurnal atau textbook. biasanya pada kasus seperti ini, oknum senior tersebut akan bersembunyi dibali istilah "attitude". dimana dianggap junior yang tidak setuju dengan seniornya adalah junior yang tidak punya attitude :)). padahal, dalam suatu diskusi ilmiah, tentu hal yang wajar dan sah sah saja bila ada beda pendapat. diskusi ilmiah tidak memandang siapa yang lebih senior dan siapa junior. kita seringkali memandang ketika yang menyampaikan mempunyai gelar lebih sedikit, maka yang lebih benar adalah yang disampaikan oleh yang gelarnya lebih banyak. 

    sebenarnya menurut saya mungkin banyak bentuk-bentuk bullying yang lain seperti diminta senior ini dan itu, diminta menjadi panitia suatu acara yang sebenarnya tidak ada dalam jobdesk peserta didik yang bila menolak, tentunya akan ada "hukuman" dan senioer tersebut akan berdalih bahwa zaman saya dahulu lebih capek dan lebih susah daripada zamanmu. sayaseringkali mendengar kata-kata tersebut dan saya jawab bahwa memang sudah seharusnya zaman itu semakin enak dan semakin tidak menyusahkan karena kalau zaman tetap seperti dahulu, berarti kita tidak berkembang dan jalan di tempat.

     

    mungkin akan banyak yang tidak setuju dengan tulisan saya ini, tetapi sekali lagi tidak ada masalah karena berbeda pendapat itu adalah hal yang wajar :))

    ada yang mau berbagi hal serupa?silakan komen coba dok :))

01 Oktober 2023, 06:53
dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD
dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Terima kasih dr. Bimo sudah membuka forum ini.Tanpa bermaksud membenarkan tindakan ini, saya pikir praktik bullying ini ada dimana-mana. Bullying terjadi karena ada relasi kuasa dan kekuatan. Orang yg punya kekuasaan dan kekuatan akan memiliki potensi menekan orang2 yg lemah kuasa dan kekuatan. Perbedaan kuasa dan kekuatan adalah hal yg mutlak dan tidak bisa kita apa2 kan. Sehingga potensi penyalahgunaan kuasa dan kekuatan ini pasti akan selalu ada. Tinggal kita menetapkan aturan mana yg wajar dan mana yg tidak, mana yg boleh dan mana yg tidak. Sy pikir yg dilakukan pemerintah sudah benar, hanya saja memang terlalu berlebihan untuk digembar-gemborkan sebagai suatu masalah besar di dunia kedokteran. Masalah kita di dunia kedokteran dan kesehatan terlalu besar utk harus memusingi hal seperti ini.Sementara nepotisme di dunia pendidikan kedokteran adalah hal yg lain yg berbeda dari bulliying, walaupun kadang memiliki irisan. Demikian juga tindakan diskriminatif terhadap SARA atau apapun itu. Tapi sekali lagi, tanpa bermaksud membenarkan, hal ini juga terjadi dimana-mana, tidak hanya di dunia kedokteran. Dari desa ke kota, dunia swasta sampai pemerintahan, terjadi fenomena seperti itu. Di dunia politik bahkan seperti sah2 saja melihat anak baru kemarin tanpa pengalaman dan kaderisasi yg jelas tiba2 maju jadi calon kandidat (bahkan terpilih) hanya orang tuanya adalah pejabat atau mantan pejabat. Kita mmg berharap agar hal ini bisa berkurang bahkan dihilangkan, tapi mmg masih butuh waktu. Sekarang kita sudah bergerak menuju ke sana. Penerimaan PNS skr ini sudah lebih fair dan transparan, sehingga peluang semua orang bisa sama. Saya yakin hal ini pelan tapi pasti juga akan bergerak ke dunia pendidikan kedokteran. Sambil menunggu hal itu, perkuat saja kemampuan dan kapasitas diri kita masing-masing. Memang ada orang yg lahir dengan previlage tertentu baik keluarga maupun kekayaan, tapi kompetensi dan pengalaman akan selalu berbicara.Salam takzim.
02 Oktober 2023, 11:24
Alodokter, izin share pengalaman juga dok, memang benar dok, kami yg bukan dari keluarga dokter pernah merasakan saat co-assisten, datang jam 3 pagi untuk membantu residen mengukur kurva pertumbuhan, TB, BB bayi, namun saat konsulen visite buku log kami malah dilempar, karena kami katanya attitude bobrok, entah apa yang bobrok saya bingung, selama 1 bulan walaupun tidak jaga residen dan coass datang jam 3 subuh, untuk plotting kurva, namun ketika data secara faktual disampaikan konsulen ngamuk, padahal kami hanya menjalankan perintah.kami selaku coass dapat tugas tambahan buat artikel tulis tangan, dan senior kami residennya kena jaga 1 minggu, usut punya usut ternyata ya itu tadi, karena kami bukan siapa siapa dok, mungkin konsulennya ada masalah di rumah, ya kami yang kena, besoknya, ada lagi yang dilempar pake sepatu malah dok, sambil dia teriak, "saya disini lebih tinggi dari tuhan, macam² saya bunuh kalian", sampe ancaman pembunuhan malah dok, belum lagi ada senior saya yg residen patungan, bayarin cewe untuk chief residennya, dipaksa mabuk, sampe ada yg jual tanah demi bayar makan senior senior residennya dok, karena katanya "itu udah protap"Tapi di balik semua itu banyak juga residen bahkan konsulen yang baik dok, ada bahkan yang traktir makan, pas banget kan dok, mana kantong kosong, kita udah loyal, kita merasa berharga lagi kalo dapet senior² seperti itu, ada yang berbagi ilmu bahkan ngasih guidline buku gratis lagi, saya bener bener bersyukur kalo ketemu supervisor atau senior yg baik baik, rasanya enak kerja, gak ada beban, bahkan bisa saling sharing ilmuSaya cuma berharap ke depannya kita semua bisa lebih luwes dalam bekerja, karena yang saya tangkap ilmu kedokteran itu seperti seni, satu obat memiliki efek yang sama seperti obat yang lain, cuma beda efikasi atau efek samping terhadap organ lain saja, seperti ARB dan CCB kan, sama seperti Pemusik yang mengomposisi suatu lagu menggunakan tangga nada yang sama namun notasinya berbeda dari yang lain, kalau memang ada senior yg menggunakan protap guidline A dan mungkin ada yang lain pakai guidiline B, sebenarnya mungkin gak masalah, selama benar dan memang ada bukti faktualnya, hanya EGO saja mungkin masalahnya.Akhir kata saya hanya berharap dunia kedokteran bisa lebih mendidik dan memanusiakan manusia, senior membimbing yunior seperti dalam dunia seni musik, Eric Clapton yang membimbing John Mayer atau Grover Washington Jr yg membimbing Kenny G tanpa bully dan duit palak, hanya sharing ilmu dan regenerasi, Karena ilmu Kedokteran adalah Seni, The Art Of  Medicine
30 September 2023, 22:40
Memang benar ada dokter karena saya banyak melihat kejadian ini dokter... Banyak kasta dan ruang lingkup politik petinggi antar sesama dosennya juga dokter... Makanya sebaiknya  kepala bagian terutama Kemenkes haruslah orang medis supaya tau bagaimana mencari solusi ruang lingkup pendidikan kedokteran hingga pendidikan berkelanjutan seperti spesialis khususnya... Yang pengen maju saat belajar PPDS dihambat dan anak rekanan sejawat yang kerja malas tidak niat menjadi Sp malah dibantu diagung-agungkan dengan alasan nanti akan menggantikan posisi bapak atau emaknya jika pensiun... Tidak Adil dunia kedokteran menurut sebagian Kalangan... Makanya diluar sana dibilang FK bukan kedokteran tapi Fakultas Keluarga... Ini pasti menjadi Budaya Buruk generasi kedepannya kalau tidak ditindaklanjuti Pemerintah...
01 Oktober 2023, 08:16
menurut saya, sikap kemenkes terkait isu pembullyan saat ini terlalu “lebay”. salah satu sebabnya kemungkinan karena definisi pembullyan yg dipakai bersifat subjektif, mulai dari perkara komunikasi sampai perkara yg bersifat kriminal. menurut sy, fenomena pembullyan ini adalah fenomena yg lazim ada dimana2. selama ada interaksi yg intensif antara dua pihak yg berbeda posisi, maka potensi pembullyan akan selalu ada. baik itu di sekolah, tempat kerja, dan kehidupan bermasyarakat. oleh karena itu, yg perlu dilakukan adalah pengawasan, agar pembullyan yg terjadi tidak berlebihan. kalau sekedar verbal, atau tugas2 tambahan untuk kepentingan bersama seperti panitia acara, mnrt sy masih wajar. yg harus dibasmi adalah pembullyan yg bersifat fisik, kriminal, atau memberatkan secara financial.
01 September 2024, 17:36

Semoga yang sering kentut (pelaku) bisa ketahuan kemenkes sampai ke akar akar nya. soalnya saat ini kentutnya selain bau nya menyengat juga nyaring bunyinya