Keakuratan termometer pengukuran di axila, temporal, dan leher - Diskusi Dokter

general_alomedika

Pasien anak 3 bulan, di ukur suhu dengan termometer digital di ketiak 37.1'C dan diukur dengan termometer infrared digital di dahi 37.1'C juga, namun ketika...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Keakuratan termometer pengukuran di axila, temporal, dan leher

    Dibalas 11 Februari 2019, 17:33

    Pasien anak 3 bulan, di ukur suhu dengan termometer digital di ketiak 37.1'C dan diukur dengan termometer infrared digital di dahi 37.1'C juga, namun ketika termometer infrarednya diarahkan ke area leher menjadi 38.5'C  Jadi suhu sebenarnya yang mana kah dok? adakah literatur tentang termometer saat ini?

09 Februari 2019, 18:27
Alo dokter!
Setau saya cara pengukuran suhu badan yang pernah diajarkan di medschool itu hanya suhu temporal, timpanik, aksial, rektal, dan core temperature. Kalo pengukuran di leher saya belum pernah dengar, belum pernah baca studinya, dan tidak tahu cut off point untuk dikatakan demam itu berapa..
Salah satu studi mengenai pengukutan suhu untuk bahan bacaan : https://doi.org/10.1177%2F1099800406289151
09 Februari 2019, 19:26
Setuju dok, pengukuran suhu tubuh jika menggunakan termometer raksa/digital dapat dilakukan pada area axilla, oral, dan rektal. Tapi jika menggunakan termometer infrared, dpt dilakukan pada dahi dan telinga. Tidak pada area leher. Jika ingin melakukan double check, sebaiknya menggunakan termometer raksa/digital pada ketiak.
09 Februari 2019, 19:26
Setuju dok, pengukuran suhu tubuh jika menggunakan termometer raksa/digital dapat dilakukan pada area axilla, oral, dan rektal. Tapi jika menggunakan termometer infrared, dpt dilakukan pada dahi dan telinga. Tidak pada area leher. Jika ingin melakukan double check, sebaiknya menggunakan termometer raksa/digital pada ketiak.
11 Februari 2019, 17:32
Terima kasih dokter 😊
11 Februari 2019, 17:32
Terima kasih dokter 😊
09 Februari 2019, 19:06

Halo dok,

Menurut yang saya baca di uptodate, tempat pengukuran temperatur pada anak tergantung dari usia. Untuk bayi dan anak kecil, pengukuran suhu rektal lebih dianjurkan karena paling mendekati suhu inti tubuh. Pengukuran suhu rektal lebih direkomendasikan untuk anak di bawah 4 tahun. Pengukuran suhu rektal dikontraindikasikan untuk pasien dengan neutropenia. Pada anak yang lebih besar (di atas 4 tahun), yang sudah bisa diminta untuk menahan termometer di mulut, maka pengukuran suhu dari mulut lebih dianjurkan.

Pada bayi dan anak yang belum bisa menahan termometer di mulut, serta anak yang mengalami neutropenia (tidak boleh diukur melalui pantat), maka pengukuran melalui ketiak boleh saja dilakukan. Suhu yang diukur dari ketiak pasti lebih rendah dari yang diukur dari pantat, tetapi belum ada standar konversinya.

Termometer infrared (baik yang melalui temporal ataupun membran timpani) tidak terlalu direkomendasikan untuk digunakan terutama dalam membuat keputusan klinis karena tidak terlalu akurat dibandingkan menggunakan termometer rektal. Meskipun demikian tetap ada yang merekomendasikan untuk menggunakan termometer jenis ini karena cepat, praktis, dan mudah digunakan. Sebaiknya termometer ini digunakan sesuai aturan yang tertulis saja. Misalnya bila menggunakan termometer infrared temporal, ya suhu yang diukur suhu di temporal saja (jangan suhu di leher, ketiak, atau badan) karena hasilnya pasti berbeda.

 

Sekian dari saya dok, semoga membantu

 

11 Februari 2019, 17:33
Sangat membantu dok. Terima kasih😊
11 Februari 2019, 17:33
Sangat membantu dok. Terima kasih😊
10 Februari 2019, 18:33
dr. Rudi Hermanto Sinaga, Sp.B
dr. Rudi Hermanto Sinaga, Sp.B
Dokter Spesialis Bedah
Alo Dokter
Memang keakuratan termometer itu tergantung dari jenis alat yg dikerjakan. Biasanya, termometer dgn infra red yg ditempelkan di dahi atau belakang telinga memberikan hasil yg berbeda (bahkan signifikan) dibandingkan termometer raksa, jadi hasilnya kadang meragukan. 

Pengalaman klinik sehari2, sy lebih menyarankan penggunaan temometer raksa ataupun termometer digital, yg ditempelkan di ketiak atau dalam rongga mulut, bukan di dubur, baik anak maupun dewasa, demi rasa nyaman pasien. Walaupun pengukuran termometer di rektal lebih valid utk mengukur suhu tubuh, selisih 0.3-0.5 derajat celcius bisa ditambahkan bila penggunaan termometer di aksila atau rongga mulut. 

Walaupun termometer raksa memiliki efek samping berbahaya krn mengandung raksa, ya tetap aja alat ini menjadi pilihan terbaik utk mengukur suhu tubuh dibandingkan termometer jenis yg lain, dan dipakai di ketiak selama 3 menit, dan bukan di mulut. Utk mendapatkan suhu tubuh pasti penderita tinggal menambahkan saja 0.3-0.5 derajat celcius dari hasil yg didapat.

Semoga bermanfaat 
11 Februari 2019, 17:33
Terima kasih byk dr. Rudi 😊
11 Februari 2019, 17:33
Terima kasih byk dr. Rudi 😊
10 Februari 2019, 18:46
Kalau sesuai standart JCI, termometer raksa dan tensimeter air raksa tidak boleh lagi digunakan, krn alasan tidak ramah lingkungan..limbahnya (kalau rusak/pecah) mencemari lingkungan dan tidak bisa terurai.
11 Februari 2019, 17:05
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
Setuju dok.
Terimakasih.
11 Februari 2019, 17:33
Terima kasih byk dok😊
09 Februari 2019, 20:59
09 Februari 2019, 19:26
Setuju dok, pengukuran suhu tubuh jika menggunakan termometer raksa/digital dapat dilakukan pada area axilla, oral, dan rektal. Tapi jika menggunakan termometer infrared, dpt dilakukan pada dahi dan telinga. Tidak pada area leher. Jika ingin melakukan double check, sebaiknya menggunakan termometer raksa/digital pada ketiak.

Mohon konfirmasi dok, 

Sepengetahuan saya, termometer raksa sudah tidak direkomendasikan untuk digunakan (apalagi pada pasien anak) karena risiko pecah dan raksa (merkuri) di dalamnya bisa menguap dan terhirup dan berisiko menyebabkan keracunan.

Mohon koreksi bila informasi ini tidak tepat

Terimakasih

10 Februari 2019, 10:16
09 Februari 2019, 20:59

Mohon konfirmasi dok, 

Sepengetahuan saya, termometer raksa sudah tidak direkomendasikan untuk digunakan (apalagi pada pasien anak) karena risiko pecah dan raksa (merkuri) di dalamnya bisa menguap dan terhirup dan berisiko menyebabkan keracunan.

Mohon koreksi bila informasi ini tidak tepat

Terimakasih

Mohon maaf dr.Irna mendapatkan informasi tersebut dari mana dokter? Ditempat kami sampai saat ini masih terus digunakan, dan saya sering menjadikan alternatif pembanding memastikan hasil pengukuran termometer digital
10 Februari 2019, 21:32
10 Februari 2019, 18:46
Kalau sesuai standart JCI, termometer raksa dan tensimeter air raksa tidak boleh lagi digunakan, krn alasan tidak ramah lingkungan..limbahnya (kalau rusak/pecah) mencemari lingkungan dan tidak bisa terurai.

Sepertinya ilmu ini diajarkan waktu saya koas dulu dr. Magfirah.. Merujuk dari jawaban dr. Yoke, sepertinya memang dari standar JCI (waktu saya koas, rumah sakitnya sedang akreditasi JCI).

Terimakasih banyak jawabannya dr. Yoke.. :-)