Alo dr. Nurfanida Librianty, Sp. P, FAPSR, izin bertanya dok.Jika ada pasien yang awalnya memeriksa swab antigen karena ada keperluan untuk ke luar kota dan...
Hasil swab antigen dan pcr mengapa bisa berbeda - Paru Ask the Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Hasil swab antigen dan pcr mengapa bisa berbeda - Paru Ask the Expert
Alo dr. Nurfanida Librianty, Sp. P, FAPSR, izin bertanya dok.
Jika ada pasien yang awalnya memeriksa swab antigen karena ada keperluan untuk ke luar kota dan ternyata hasil swab antigen (+) lalu keesokkan harinya check pcr dan hasil (-). Pasien tersebut tidak ada gejala dan hasil pemeriksaan objektif juga mendukung normal. Bagaimana cara menaggapinya dok? Apakah pasien tetap lebih baik isolasi mandiri dok atau perlu adanya pemeriksaan lanjutan?
Terima kasih dok🙏🏻
Alo dokter Retma Rosela Nurkayanty
Rapid test antigen atau swab antigen awalnya direkomendasikan WHO pada daerah dengan komunitas yang hampir sama, sepertinya sekolah asrama. Pemeriksaan ini hanya sebagai skrining awal, pada pasien tanpa gejala atau dengan kontak COVID19 dan tetap harus dikonfirmasi dengan tes swab PCR. Rekomendasi terbaru WHO menyatakan dapat dilakukan pada daerah transmisi komunitas yang luas serta pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya lama/lambat. Swab antigen sensitivitas dan spesifisitas bervariasi tergantung alat yang digunakan, sensitivitas maksimal 94% dan spesifisitas maksimal 97. Risiko negatif palsu tinggi terutama pada viral load rendah atau sebelum 1-3 hari gejala atau sudah lebih dari 7 hari gejala.
Swab antigen juga bisa memberikan hasil positif palsu. Waktu yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam petunjuk penggunakan swab antigen bisa menghasilkan hasil positif atau negatif palsu. Tes antigen yang tidak disimpan dengan benar sebelum digunakan juga bisa menyebabkan hasil yang tidak akurat. Selain itu, memproses beberapa spesimen sekaligus juga bisa memengaruhi hasil tes karena mungkin menyulitkan untuk menentukan waktu inkubasi yang tepat untuk setiap spesimen. Risiko kontaminasi silang saat menguji specimen pasien juga bisa menyebabkan hasil positif palsu. Pembersihan ruangan yang tidak memadai, desinfeksi alat yang tidak memadai, atau penggunaan peralatan medis yang tidak tepat, seperti tidak mengganti sarung tangan saat menangani pasien berbeda, juga bisa meningkatkan risiko kontaminasi silang antara spesimen dengan hasil positif palsu berikutnya.
Untuk itu dalam 48 jam harus dikonfirmasi dengan swab PCR. Berdasarkan Pedoman Kementrian Kesehatan RI maka yang diambil sebagai diagnosis adalah hasil swab PCR.
Referensi lebih lanjut: https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/tes-diagnostik-untuk-sars-cov-2.pdf?sfvrsn=71ceeae7_2