Pasien autoimun dengan sesak dan hipertensi emergensi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dokter. Izin diskusi kasus dok. Saya dokter puskesmas.Pasien perempuan 57 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sesak dan dada tengah terasa berat....

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien autoimun dengan sesak dan hipertensi emergensi

    Dibalas 2 jam yang lalu

    Alo Dokter. Izin diskusi kasus dok. Saya dokter puskesmas.

    Pasien perempuan 57 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sesak dan dada tengah terasa berat. Pasien mengaku sudah batuk 3 hari. Pasien rutin inhalasi symbicort akan tapi kali ini sesak tsb tidak tertangani. Px ada riwayat arthritis akibat autoimun dan hipertensi terkontrol.

    TD 186/105. SpO2 94

    Pulmo vesikuler +/+, wheezing +/-, ronchi -/-

    Cor S1/S2 Reguler, murmur -, gallop -

    Abdomen nyeri tekan epigastrik +

    Edema pedis -/-

    GDS 126

    EKG Normal sinus rythm 91x/menit dg T inversi lead III

    Tx

    -Nebu salbutamol

    -NC O2 1 lpm

    -ISDN 5 mg SL

    Setelah observasi, pasien merasa keluhan membaik namun dada masih sedikit berat. TD 140/93, SpO2 room air 93-94. Wheezing negatif. Saya edukasi pasien untuk ke IGD RS bila sesak memberat. Saya beri obat rawat jalan NAC 3x1, ISDN 5mL SL prn nyeri dada, antasida 3x1


    Yang ingin saya tanyakan:

    1. Apakah bisa sesak tersebut dipicu autoimun?

    2. Apakah ada opsi terapi yang lebih sesuai untuk menstabilkan pasien ini?

    Terima kasih banyak dok

2 jam yang lalu

ALO Dokter, saya coba bantu jawab dengan ALOMEDIKA AI yaa, Dok.

Jawaban Langsung:

1. Sesak pada pasien ini kemungkinan besar tidak langsung dipicu oleh autoimun, kecuali ada keterlibatan paru (misal: ILD/interstitial lung disease) atau jantung (misal: perikarditis, miokarditis) akibat autoimun. Namun, pada kasus ini, keluhan lebih mengarah ke eksaserbasi asma/COPD dan kemungkinan iskemia jantung.

2. Terapi stabilisasi sudah cukup baik, namun perlu pertimbangan tambahan: evaluasi jantung lebih lanjut, optimasi kontrol hipertensi, serta edukasi red flags dan follow-up ketat. Jika fasilitas terbatas, rujuk ke RS bila ada perburukan.

Penjelasan Detail:

1. Apakah sesak bisa dipicu autoimun?

Autoimun dapat menyebabkan sesak bila ada keterlibatan organ target seperti paru (misal: lupus pneumonitis, rheumatoid lung, interstitial lung disease) atau jantung (perikarditis, miokarditis).

Pada pasien ini, tidak ada riwayat jelas penyakit paru/jantung autoimun aktif. Riwayat arthritis autoimun biasanya lebih sering menyerang sendi, kecuali sudah diketahui ada komplikasi paru/jantung.

Gejala utama: Batuk, wheezing, sesak, dan respon terhadap inhalasi/nebulisasi lebih mendukung eksaserbasi asma/COPD.

Tanda bahaya: Nyeri dada, tekanan darah tinggi, T inversi di EKG (meski hanya di lead III), dan tidak sepenuhnya responsif terhadap bronkodilator → perlu waspada kemungkinan jantung (angina/iskemia).

2. Opsi terapi stabilisasi yang lebih sesuai

Tatalaksana di Puskesmas sudah tepat: nebulisasi salbutamol untuk bronkospasme, oksigen nasal cannula (NC) untuk SpO2 <95%, ISDN sublingual untuk kemungkinan angina, dan antasida untuk nyeri epigastrik.

Pertimbangan tambahan:

- Evaluasi jantung: Pasien usia >50 tahun, hipertensi, nyeri dada, T inversi di EKG (meski minor), perlu dipikirkan sindrom koroner akut (SKA). Jika fasilitas terbatas, edukasi pasien untuk segera ke RS bila nyeri dada memberat, sesak, keringat dingin, atau sinkop.

- Kontrol hipertensi: Tekanan darah masih tinggi, pastikan pasien minum obat antihipertensi rutin. Evaluasi kepatuhan dan dosis.

- Obat inhalasi: Pastikan teknik inhalasi benar, pertimbangkan penambahan steroid inhalasi jika belum optimal.

- NAC (N-acetylcysteine): Boleh diberikan untuk membantu mengencerkan dahak, namun tidak esensial untuk eksaserbasi asma/COPD akut.

- Antasida: Tepat bila ada nyeri epigastrik, namun pastikan bukan nyeri dada akibat jantung.

- Follow-up: Jadwalkan kontrol ulang 2-3 hari atau lebih cepat bila ada perburukan.

Kapan rujuk ke RS?

Nyeri dada menetap/berulang, sesak memberat, SpO2 <92% dengan O2, hipotensi, aritmia, penurunan kesadaran, atau tanda gagal jantung akut (edema paru, ortopneu).

Ringkasan:

- Sesak kemungkinan besar bukan langsung akibat autoimun, kecuali ada komplikasi paru/jantung autoimun.

- Terapi sudah sesuai, namun tetap waspada kemungkinan jantung. Edukasi red flags dan follow-up ketat.

- Rujuk ke RS bila ada perburukan atau gejala jantung memberat.

Semoga membantu, dok!