Alo dokter! Mau bertanya. Seorang ibu datang berkonsultasi, mengatakan bahwa suaminya mengalami perubahan mood yang drastis yaitu kerap berubah menjadi...
Perubahan mood yang drastis apa pilihan terapi yang tepat dan bagaimana bila pasien menolak minum obat - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Perubahan mood yang drastis apa pilihan terapi yang tepat dan bagaimana bila pasien menolak minum obat
Alo dokter! Mau bertanya. Seorang ibu datang berkonsultasi, mengatakan bahwa suaminya mengalami perubahan mood yang drastis yaitu kerap berubah menjadi seseorang yang sangat kasar dan tidak bisa mengendalikan diri. Ibu tersebut juga mengatakan suaminya sering sakit kepala. Pada saat2 tertentu (saat tenang khususnya) suaminya bersikap biasa dan sangat baik.
Yang ingin saya tanyakan, apa pilihan terapi yang tepat untuk pasien tsb?
Lalu, bagaimana bila pasien tidak mau atau menolak untuk meminum obat?
Saya setuju untuk dilakukan anamnesa lebih dalam. Sebaiknya lakukan anamnesa langsung dengan penderita, anamnesa lebih dalam untuk menyingkirkan organiknya.. bagaimana kepribadian sebelumnya, sebelumnya apakah ada trauma kepala atau ada lesi pada otak ataukah rasa sakit kepala yg dirasakan pasien membuat dirinya emosi sehingga melampiaskan emosinya ke orang terdekat.. Jadi perlu diketahui dulu, apakah Perubahan mood, impulsif, temperamen akibat suatu kondisi organik, ciri kepribadiannya (seperti borderline personality), atau suatu disorder (bipolar atau mungkin sudah psikotik)..
psikoedukasi keluarga, terutama istri. Mungkin istri bisa membujuk pasien agar mau berobat, agar dokter lebih mudah menganamnesa tidak mengira² dari cerita istrinya..
Semoga bermanfaat..
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok
Utk obat ada baiknya simptomatis saja dulu sampai kita tahu persis penyebabnya..
Anamnesis mendalam yg penting juga kita lakukan saat ini..
Tks..
Alo dokter..
Menurut saya harus diperjelas dulu dok anamnesa,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang nya dok.. biar kita bisa dapatkan differensial diangnosis dan penanganan selanjutnya.. pada pasien ini apa ada riwayat penyakit sebelumnya contoh hipertensi/DM dan pada pemeriksaan apakah ditemukan defek neurologis?
Alo Dokter,
Jadi begini ya, untuk bisa menjawab pertanyaan Dokter, banyak sekali faktor yang harus dipastikan terutama dalam anamnesisnya.
Anamnesis yang sebaiknya ditanyakan diantaranya usia pasien, apakah perubahan mood suaminya tiba-tiba atau progresif? sebelumnya ada demam? ada riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, tumor otak? sebelumnya ada riwayat trauma atau tidak? Bagaimana dengan sakit kepalanya, apa ada pencetus? munculnya selalu tiba-tiba atau tidak? ada mual muntah atau kejang?
Nah jadi melihat poin-poin yang belum dicantumkan, sulit untuk menentukan kemungkinan diagnosis dan treatment yang tepat, karena diagnosis bandingnya banyak ya mulai dari skizofrenia, dementia/alzheimer, kondisi medis/neurologis tertentu misalnya lesi vaskular, SOL intrakranial, infeksi ssp (kalau ada demam). (bisa Dokter baca lebih lanjut dari https://emedicine.medscape.com/article/288689-overview#a3)
Kalau sudah digali lebih lanjut, tentunya bisa mengarahkan kepada diagnosis yang sesuai dan tentunya treatment yang sesuai juga.
Terkait tingkat kepatuhan minum obat, harus dilihat dari kondisi pasiennya juga ya Dok, tentunya kalau tingkat kesadaran pasien baik, diharapkan tingkat kepatuhan minum obatnyapun baik.
Alo Dokter,
sudah ditanyakan apakah ada riwayat gangguan mood sebelumnya? sejak kapan suaminya mulai berubah-ubah moodnya?
Utk obat ada baiknya simptomatis saja dulu sampai kita tahu persis penyebabnya..
Anamnesis mendalam yg penting juga kita lakukan saat ini..
Tks..
Pemeriksaan fisik yg juga perlu dilakukan untuk mengklarifikasi penemuan bermakna dari anamnesisnya.
Selanjutnya kita butuh pemeriksaan penunjang untuk mengkerucutkan permasalahan atau diagnosisnya.
Semoga dgn data2 itu akan memudahkan kita memberi therapi, edukasi, perlu konsultasi dsbnya.
Pemeriksaan fisik yg juga perlu dilakukan untuk mengklarifikasi penemuan bermakna dari anamnesisnya.
Selanjutnya kita butuh pemeriksaan penunjang untuk mengkerucutkan permasalahan atau diagnosisnya.
Semoga dgn data2 itu akan memudahkan kita memberi therapi, edukasi, perlu konsultasi dsbnya.
Saya setuju untuk dilakukan anamnesa lebih dalam. Sebaiknya lakukan anamnesa langsung dengan penderita, anamnesa lebih dalam untuk menyingkirkan organiknya.. bagaimana kepribadian sebelumnya, sebelumnya apakah ada trauma kepala atau ada lesi pada otak ataukah rasa sakit kepala yg dirasakan pasien membuat dirinya emosi sehingga melampiaskan emosinya ke orang terdekat.. Jadi perlu diketahui dulu, apakah Perubahan mood, impulsif, temperamen akibat suatu kondisi organik, ciri kepribadiannya (seperti borderline personality), atau suatu disorder (bipolar atau mungkin sudah psikotik)..
psikoedukasi keluarga, terutama istri. Mungkin istri bisa membujuk pasien agar mau berobat, agar dokter lebih mudah menganamnesa tidak mengira² dari cerita istrinya..
Semoga bermanfaat..
Jika pasien tidak psikotik, hati² ya jika dimintakan obat penenang untuk pasien tanpa pemeriksaan langsung dengan pasien sendiri. Khawatir terjadi kesalahpahaman yg berujung ke ranah hukum..
Sukses selalu ya dok