Alo Dokter, ijin bertanya. Pada Webinar “Rapid Test COVID-19 di Layanan Primer" yang dibawakan oleh narasumber Prof. Dr. dr. Aryati, MS, Sp.PK(K)....
Intepretasi hasil rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2 non reaktif - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Intepretasi hasil rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2 non reaktif
Alo Dokter, ijin bertanya. Pada Webinar “Rapid Test COVID-19 di Layanan Primer" yang dibawakan oleh narasumber Prof. Dr. dr. Aryati, MS, Sp.PK(K). Dilampirkan, contoh Pelaporan Hasil rapid test antibodi Non Reaktif dan Reaktif. Maaf sebelumnya jika kurang menyimak webinar dan sesi tanya jawab seluruhnya, karena sambil pelayanan pasien. Yang ingin saya tanyakan:
Contoh kasusnya seperti ini, misalnya seorang pasien usia 50 tahun, tidak ada keluhan, bermaksud memeriksakan diri untuk cek kesehatan dan melakukan rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2. Sebagai keperluan pasien untuk balik ke domisili asal. Karena, riwayat perjalan tanggal 9 april 2020 datang dari daerah zona merah-transmisi lokal, contohnya Jakarta, datang ke suatu daerah yang relatif aman dan resiko rendah, kemudian akan balik lagi ke Jakarta. Pasien memeriksakan diri pada hari ini tanggal 2 mei 2020 (berarti sudah berlalu sekitar 23 hari yang lalu) pada pasien tidak ditemukan keluhan, maupun gejala, dan kelainan apapun. Hasil rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2 : Non Reaktif (pertama kali). Jika kondisnya seperti ini, mengingat kondisi pasien dengan riwayat perjalan tersebut, dan berada didaerah yang relatif aman dan resiko rendah sudah 23 hari. Tidak ditemukan keluhan, maupun gejala, dan kelainan apapun. Apakah catatan dan saran pada pelaporan Hasil Rapid Test Antibodi pada intinya akan tetap disarankan pemeriksaan ulang rapid test antibodi setelah 10 hari. Atau bisa ditarik kesimpulan, pasien tidak terpapar infeksi SARS-CoV-2? Terimakasih, mohon asupan dokter 🙏
Seseorang dengan hasil rapid negatif, walau tanpa gejala, tetap disarankan untuk diulang dlm waktu 10 hari.
Hal ini karena bisa saja orang tersebut sdh terpapar virus tsb, namun:
1. Baru terpapar dlm waktu kurang dr 7 hari, sehingga antibodi blm terbentuk. (Walaupun sudah 23 hari, kita tdk bs menjamin suatu daerah aman itu bersih sama sekali dari virus covid.
2. Memiliki kondisi imunocompromised, sehingga tubuh tdk mampu memproduksi antibodi secara adekuat.
3. Alat rapid yg kurang sensitif (false negative)
Demikian, semoga membantu.
Nama rapid test yg recommended itu kemaren yg tdk ditampilkan di slide dokternya, padahal sgt penting krn sensitivitas dan spesifisitas alat tsb yg lebih baik. Misalnya negatif, tetap diulang 10 hari lagi utk melihat IgG nya. Kalau IgM nya kan sdh negatif. IgG nya yg perlu dicek yg setelah 10 hari lagi tsb.
Semoga ada rekan2 TS yg menshare nama alat rapid yg recommended itu ya di sini..
Alo dokter,
Menurut Prof Ariani waktu webminar, setiap hasil rapid test nonreaktif harus diulang pada hari ke-10. Namun beliau tidak menjelaskan kepentingan rapid test untuk orang yang mau mudik dan terakhir ke zona merah sudah lewat 14 hari yang lalu.
Sebaiknya diulang dokter. CMIIW.
Rapid test negatif blm tentu ybs tdk terpapar krn bisa saja antibodi blm terbentuk dok. Jika memang sebelumnya ada riwayat sakit (misalnya demam) atau ada kontak erat dgn pasien positif covid baiknya lakukan rapid test setelah 7-10 hari kemudian dok.
Mengenai merk rapid test yg direkomendasikan ada di web covid.go.id- dan akan diupdate secara berkala krn memang ilmu mengenai covid ini sangat dinamis dok. Utk revisi terbaru per tanggal 21 April dok, bisa dilihat di https://covid19.go.id/p/protokol/daftar-rekomendasi-rdt-antibodi-covid-19-update-21-april-2020. pastikan membaca manual instruction krn yiap alat berbeda petunjuk pemakaiannya dok, misalnya beda sampel yg digunakan dan lama pembacaan interpretasi.
Semoga membantu dok
Artinya kalaupun dilakukan rapid test dan hasil nya non reaktif kemudian pasien pun tidak menunjukkan gejala maka rapid kedua tidak perlu dilakukan dan pasien dapat meneruskan isolasi mandiri sampai 5 hari kedepan dan apabila tidak ditemukan gejala sampai 2 kali masa inkubasi atau 28 hari maka dapat dikatakan pasien tidak terindikasi covid positif.
Alo Dokter, ijin bertanya. Pada Webinar “Rapid Test COVID-19 di Layanan Primer" yang dibawakan oleh narasumber Prof. Dr. dr. Aryati, MS, Sp.PK(K). Dilampirkan, contoh Pelaporan Hasil rapid test antibodi Non Reaktif dan Reaktif. Maaf sebelumnya jika kurang menyimak webinar dan sesi tanya jawab seluruhnya, karena sambil pelayanan pasien. Yang ingin saya tanyakan:
Contoh kasusnya seperti ini, misalnya seorang pasien usia 50 tahun, tidak ada keluhan, bermaksud memeriksakan diri untuk cek kesehatan dan melakukan rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2. Sebagai keperluan pasien untuk balik ke domisili asal. Karena, riwayat perjalan tanggal 9 april 2020 datang dari daerah zona merah-transmisi lokal, contohnya Jakarta, datang ke suatu daerah yang relatif aman dan resiko rendah, kemudian akan balik lagi ke Jakarta. Pasien memeriksakan diri pada hari ini tanggal 2 mei 2020 (berarti sudah berlalu sekitar 23 hari yang lalu) pada pasien tidak ditemukan keluhan, maupun gejala, dan kelainan apapun. Hasil rapid test antibodi: anti SARS-CoV-2 : Non Reaktif (pertama kali). Jika kondisnya seperti ini, mengingat kondisi pasien dengan riwayat perjalan tersebut, dan berada didaerah yang relatif aman dan resiko rendah sudah 23 hari. Tidak ditemukan keluhan, maupun gejala, dan kelainan apapun. Apakah catatan dan saran pada pelaporan Hasil Rapid Test Antibodi pada intinya akan tetap disarankan pemeriksaan ulang rapid test antibodi setelah 10 hari. Atau bisa ditarik kesimpulan, pasien tidak terpapar infeksi SARS-CoV-2? Terimakasih, mohon asupan dokter 🙏