Selamat malam dok, ijin menanyakan tentang tatalaksana intoksikasi metanol. Menurut yang saya baca, terapi metanol awal dapat diberikan etanol bila...
Penanganan Intoksikasi Metanol - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Penanganan Intoksikasi Metanol
Selamat malam dok, ijin menanyakan tentang tatalaksana intoksikasi metanol. Menurut yang saya baca, terapi metanol awal dapat diberikan etanol bila kondisinya tidak terlalu serius, namun bila sudah serius dan memunculkan komplikasi, sebaiknya dilakukan hemodialisis.
Yang ingin saya tanyakan, apa batasan yang jelas yang dapat dijadikan kriteria kapan sebaiknya pasien di HD dan kapan bisa dengan medikamentosa, apakah memang semua pasien intoksikasi metanol di HD?
lalu terapi dengan etanol itu bagaimana ya dokter? Apakah memang ada cairan dengan kandungan etanol?
Mohon sharingnya dokter, terimakasih 🙏
Alo Dok,
Dari jurnal berikut (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4535118/) hemodialisa sendiri adalah metode paling efektif untuk mengeluarkan metabolit asam yang toksik dan methanol. Jadi tindakan hemodialisa dilakukan kalau ada metabolik asidosis berat dan kalau ada gagal fungsi organ. Atau, menurut medscape (https://emedicine.medscape.com/article/1174890-treatment) indikasinya adalah 1) jumlah methanol yang tertelan lebih dari 30ml, 2) level serum methanol lebih dari 20mg/dL, 3) adanya komplikasi pada fungsi mata dan 4) tidak adanya perbaikan dari kondisi metabolik asidosis setelah pemberian infus bikarbonat berulang.
Jadi dari indikasi diatas bisa dijadikan parameter kapan pasien bisa diberikan infus bikarbonat dulu atau langsung dilakukan hemodialisa bersamaan.
Semoga bermanfaat.
Alodok. Setuju dengan dr. Gloria.
Menambahkan sedikit, bisa juga untuk tindakan cito diberikan senyawa etanol apabila memang diagnosis tegak kearah keracunan metanol.
CMIIW ya dok
Alodok. Setuju dengan dr. Gloria.
Menambahkan sedikit, bisa juga untuk tindakan cito diberikan senyawa etanol apabila memang diagnosis tegak kearah keracunan metanol.
CMIIW ya dok
Alo dokter Wulan.
Untuk intoksikasi metanol, dokter dapat memberikan antagonisnya yaitu etanol. Etanol ada pada minuman berakohol seperti vodka, whiskey, brandy dan banyak lainnya.
Etanol dapat diberikan melalui oral ataupun intravena. Pemberian ini untuk menjaga konsentrasi kadar etanol dalam darah sampai 100 - 150 mg/dl
Secara oral :
- Loading dose: 1,8 ml/kg (konsentrasi etanol 43%)
- Rumatan : 0,2 - 0,4 ml/kg/jam dengan 43% etanol.
Pada keracunan metanol pada populasi anak, etanol dapat diberikan dengan campuran perasa seperti coklat agar menghilangkan rasa dari etanol.
Secara intravena:
Etanol (vodka dll) dapat dicampurkan dengan dextrose 5% untuk membuat larutan etanol 10% atau 100 ml etanol 100% dicampur dengan 900 mL dextorse 5%
- Dosis awal : 8 ml/kg 10% etaol
- rumatan : 1 - 2 ml/kg/jam pada 10% etanol
Perlu diingat, keadaan klinis pasien yang menjadi acuan ya dok. Setiap pasien memiliki dosis rumatan yang berbeda dan terapi hemodialisis adalah terapi definitif dari keracuna metanol ini.
Dokter dapat membaca ini lebih pada :
Semoga membantu dok .
Alo Dok,
Dari jurnal berikut (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4535118/) hemodialisa sendiri adalah metode paling efektif untuk mengeluarkan metabolit asam yang toksik dan methanol. Jadi tindakan hemodialisa dilakukan kalau ada metabolik asidosis berat dan kalau ada gagal fungsi organ. Atau, menurut medscape (https://emedicine.medscape.com/article/1174890-treatment) indikasinya adalah 1) jumlah methanol yang tertelan lebih dari 30ml, 2) level serum methanol lebih dari 20mg/dL, 3) adanya komplikasi pada fungsi mata dan 4) tidak adanya perbaikan dari kondisi metabolik asidosis setelah pemberian infus bikarbonat berulang.
Jadi dari indikasi diatas bisa dijadikan parameter kapan pasien bisa diberikan infus bikarbonat dulu atau langsung dilakukan hemodialisa bersamaan.
Semoga bermanfaat.