Pilih NSAID atau Paracetamol untuk Nyeri akibat Trauma Muskuloskeletal? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter! Umumnya kalau pasien butuh antinyeri, kita pasti memberikan NSAID. Namun, studi menunjukkan ada pilihan yang lebih baik...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pilih NSAID atau Paracetamol untuk Nyeri akibat Trauma Muskuloskeletal?

    Dibalas 22 Maret 2019, 21:10
    dr. Andre
    dr. Andre
    Dokter Umum

    Alo dokter! Umumnya kalau pasien butuh antinyeri, kita pasti memberikan NSAID. Namun, studi menunjukkan ada pilihan yang lebih baik lho.

    https://www.alomedika.com/komparasi-efektivitas-paracetamol-dan-nsaid-untuk-manajemen-nyeri-pada-trauma-muskuloskeletal

    Manajemen nyeri pada kasus trauma muskuloskeletal umumnya dibedakan menjadi dua: medikamentosa (menggunakan analgesik) dan non medikamentosa (rest, ice, compression, elevation). Menurut pedoman dari World Health Organization (WHO), manajemen nyeri dilakukan dengan pendekatan stepwise, di mana pada step 1 nyeri ditatalaksana dengan analgesik non-opioid seperti paracetamol atau non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID).

    Paracetamol sering dianggap inferior dibandingkan NSAID dalam manajemen nyeri trauma muskuloskeletal. Namun, berbagai penelitian terbaru menyimpulkan bahwa efek analgesik keduanya sama baik. Suatu meta analisis tahun 2015 melaporkan tidak ada perbedaan bermakna antara visual analog scale (VAS) pada penggunaan Paracetamol dibandingkan NSAID. Studi terbaru di tahun 2018 juga menunjukkan hasil serupa, dimana pada pasien dewasa dengan trauma ekstremitas minor akut, paracetamol tidak inferior dibandingkan diklofenak ataupun kombinasi keduanya dalam manajemen nyeri pada kasus trauma ekstremitas minor akut. Dengan demikian, paracetamol lebih baik digunakan dibandingkan NSAID pada kasus akut trauma minor muskuloskeletal, terutama mengingat efek samping NSAID yang secara umum lebih banyak bila dibandingkan paracetamol.

    Nah, TS sendiri kalau ketemu pasien trauma seringnya memberikan analgesik apa? Akan mempertimbangkan pemberian paracetamol atau tidak?

20 Maret 2019, 17:03
dr. Yesa Adietra Suwandani Sp.OT
dr. Yesa Adietra Suwandani Sp.OT
Dokter Spesialis Ortopedi
Ijin menambahkan, untuk fase2 dari soft tissue healing di antaranya adalah fase inflamasi (setelah fase hematoma). Inflamasi ini tetap harus terjadi untuk fase selanjutnya yaitu fase proliferasi dapat bekerja dengan baik. Maka dari itu, pada masa akut trauma sebaiknya tidak memberikan obat2an dengan efek anti inflamasi yang kuat. Penekanan respon inflamasi di fase akut be resiko akan memperlambat proses soft tissue healing. 
21 Maret 2019, 16:59
dr.Samira
dr.Samira
Dokter Umum
Terimakasih atas informasinya dok ๐Ÿ˜Š sangat membantu ๐Ÿ™๐Ÿ™
21 Maret 2019, 23:38
Makasih dok bermanfaat sekali
22 Maret 2019, 20:43
Wah, terimakasih banyak dokter infonya, sangat bermanfaat..
20 Maret 2019, 20:09
20 Maret 2019, 17:03
Ijin menambahkan, untuk fase2 dari soft tissue healing di antaranya adalah fase inflamasi (setelah fase hematoma). Inflamasi ini tetap harus terjadi untuk fase selanjutnya yaitu fase proliferasi dapat bekerja dengan baik. Maka dari itu, pada masa akut trauma sebaiknya tidak memberikan obat2an dengan efek anti inflamasi yang kuat. Penekanan respon inflamasi di fase akut be resiko akan memperlambat proses soft tissue healing. 
Terima kasih infonya dok, sangat bermanfaat. Izin bertanya. Apabila nyeri diakibatkan adanya infeksi akut seperti abses akut, disamping mengobati sumber infeksi dan pemberian antibiotik, apakah obat antinyeri yg mengandung antiinflamasi sebaiknya tidak digunakan? Terima kasih.
21 Maret 2019, 14:03
dr. Yesa Adietra Suwandani Sp.OT
dr. Yesa Adietra Suwandani Sp.OT
Dokter Spesialis Ortopedi
Bila inflamasi disebabkan karena penyebab non trauma (e.g infeksi), maka infeksi itu sendiri akan menghambat terjadinya healing. Untuk mempromote soft tissue healing pada infeksi, inflamasi boleh di hambat dengan pemberian NSAID, selain tentunya prioritas penanganan adalah eradikasi penyebab infeksi beserta fokus infeksi (pus, corpus alienum), serta mengistirahatkan soft tissue yang terpengaruh (bisa dengan brace, splint, atau bahkan dengan tindakan operatif seperti external fiksasi) 
22 Maret 2019, 18:59
Terima kasih penjelasannya dok 
20 Maret 2019, 14:02
Terimakasih dok sharing nya sangat bermanfaat ๐Ÿ™

Saya sendiri terkadang sering melakukan pertimbangan terhadap pemberian analgesik nya, dan melihat terlebih dahulu kondisi trauma nya, namun umumnya saya lebih sering memberikan NSAID, dan pemberian parasetamol hanya untuk trauma yang sangat ringan.

Berarti untuk kedepan nya dengan trauma minor muskuloskeletal lebih baik memberikan parasetamol ya dok mengingat efek analgesik yang diberikan sama saja? 

Terimakasih dok info nya ๐Ÿ™๐Ÿ™
20 Maret 2019, 14:06
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
Alo dokter

Target memang untuk menurunkan angka VAS dok
Tetapi perlu di telusuri dahulu penyebab nyerinya dok, apakah adanya fraktur, hematoma ataupun hal lain
Karena banyaknya tatalaksana dan rute administrasi obat, tatalaksana optimal analgetik untuk trauma musculoskeletal dilakukan kombinasi untuk menurunkan nyeri dari subjektifitas pasirn (VAS)
Mungkin artikel ini bisa sedikit membantu menjelaskan rumitnya penanganan nyeri.
Salam

pain management musculoskeletal injury
20 Maret 2019, 15:18
Alo dok.
Terima kasih sharingnya, ini sangat bermanfaat terutama bagi FKTP yang biasanya menangani trauma muskuloskeletal ringan.
Saya sendiri biasanya menganggap pct hanya untuk yg benar2 ringan, ternyata efek pada VAS sama saja ya dok
20 Maret 2019, 16:40
Sangat bermanfaat sharingnya Dok. 
22 Maret 2019, 19:00
Alo dokter

Target memang untuk menurunkan angka VAS dok
Tetapi perlu di telusuri dahulu penyebab nyerinya dok, apakah adanya fraktur, hematoma ataupun hal lain
Karena banyaknya tatalaksana dan rute administrasi obat, tatalaksana optimal analgetik untuk trauma musculoskeletal dilakukan kombinasi untuk menurunkan nyeri dari subjektifitas pasirn (VAS)
Mungkin artikel ini bisa sedikit membantu menjelaskan rumitnya penanganan nyeri.
Salam

pain management musculoskeletal injury
Menarik Dokter Antonius, terima kasih Sharingnya
22 Maret 2019, 19:01
AloDokter Andre, Menarik sharingnya
22 Maret 2019, 21:10
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alo dokter!
Membicarakan nyeri yg tentunya tidak sebatas muskuloskeletal saja akan selalu menarik, karena melibatkan rasa ketidaknyamanan yg besar. Perlu evaluasi lebih lanjut tatalaksana khususnya pada lansia. Saya setuju sekali bahwa penanganan nyeri sangat kompleks. Belum lagi pada pasien dengan ambang nyeri rendah tentu memiliki keluhan yg luar biasa, tidak jarang menimbulkan keluhan somatik baru, bermacam2, akhirnya shopping doctor. Pada pasien dengan ciri kepribadian tertentu akan melebihkan gejalanya, sehingga tidak jarang pasien dengan keluhan seperti ini membutuhkan tatalaksana khusus juga yg akhirnya fokus utama permasalahan bukan di nyerinya saja. So far, diskusi ini sangat bagus, semoga saling memberi manfaat.