Saya dapat pasien di IGD laki2 usia 62 tahun dengan sesak napas.Pasien datang dengan sesak dan batuk berdahak sejak pagi ini, jalan kliyengan....
Pasien laki-laki usia 62 tahun dengan pneumonia suspek covid19 disertai desaturasi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pasien laki-laki usia 62 tahun dengan pneumonia suspek covid19 disertai desaturasi
Saya dapat pasien di IGD laki2 usia 62 tahun dengan sesak napas.
Pasien datang dengan sesak dan batuk berdahak sejak pagi ini, jalan kliyengan. Demam/nggregesi sejak 4 hari yg lalu. Keluhan disertai nyeri ulu hati dan mual2 sejak kemarin. BAB dan BAK dalam batas normal. Os riwayat sering ke pasar dekat rs dan riwayat merokok sejak remaja.
Riw asthma (-), riw penyakit jantung (-).
Ku: CM, gelisah, tampak sesak
Temp 37,8
TD 98/60
HR 135
RR 26
Spo2 88% room air, 97% nrm 15 lpm
K/L: ca -/-, si -/-
Thorax: simetris, SDV +/+, wheezing -/-, crackles +/+, rhonki +/+
Abd: supel, ascites (-), Bu (+) normoperistaltik, NT (+) Epigastrik,
Ekstremitas: edema -/-, akral hangat, CRT <2
Rencana:
DR, Faal ginjal/liver, GDS, Rapid test, EKG, ro thorax terlampir.
Manajemen di IGD:
O2 NRM 15 lpm
Inf RL 20 TPM makro
Inj pantoz 1vial
Inj ondansetron 1ampul bila perlu
Working Diagnosis: Pneumonia suspek covid 19 dgn desaturasi.
Advise dr SpPD: Infus NaCl loading 500 cc.. lanjutkan maintenance 20 tpm, berikan O2 NRM 6 L per menit., Rujuk ke RS Rujukan Covid19.
Akhirnya setelah mencari rujukan, ada 5 rs yang menolak pasien karena ruang ICU isolasi penuh, dan pada pagi subuhnya pasien meninggal.
Pertanyaan saya: bagaimana sebenarnya tatalaksana jalan napas pada pasien ini? Lalu bagaimana menghadapi pasien kritis covid19 yang dirujuk tetapi ruang ICU isolasi di RS Rujukan penuh? Sistem rujukan yang rumit dan memakan waktu yang lama sepertinya memperparah kondisi pasien yang harus nya bisa ditangani dengan cepat.
ALO dr. Jimmy,
Cukup kompleks ya Dok kasusnya, ditambah ada keterbatasan kita ga bisa kasih terapi yang ideal.
Untuk tatalaksana pernapasannya memang mungkin diperlukan konfirmasi dengan analisis gas darah sebelum memutuskan perlu diintubasi atau tidak. Namun dari cerita dokter dengan dengan pemberian NRM 15L lalu diturunkan ke 6L, seharusnya teratasi. Namun sayangnya pasiennya meninggal.
Untuk pasien curiga covid dan gambaran thorax foto pneumonia cukup luas, ditambah perlu bantuan NRM memang sebaiknya dirawat di ICU untuk pemantauan intensif, sehingga ketika intubasi diperlukan bisa dilakukan dengan cepat Dokter.
Namun bila memang ICU tidak tersedia, bisa dipantau tanda vital secara berkala dan Oksigen maksimal NRM 15 L. Bila dengan bantuan NRM 15L dan tanda vital menunjukan tren tidak baik, ditambah AGD tidak baik, memang saatnya diberikan pernapasan berbantu, idealnya Intubasi Dokter. Selama menunggu hal tersebut, biasanya dilakukan ambu manual (namun bisa cukup dimengerti hal ini tidaklah mudah).
Mungkin itu pendapat saya Dokter, semoga membantu. Mungkin ada TS paru yang bisa bantu menjawab.
Untuk pilihan lain selain intubasi, bisa menggunakan HFNC dokter. Selain itu pasien di posisikan proning (tengkurap) ataupun posisi sujud, agar lendir/secret nya bisa keluar. Proning dilakukan setiap jam/2 jam, masing masing 5-10 menit dok. Semoga bermanfaat