Psikologi dan Psikiater - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter Mohon pencerahan dok, saya masih bingung dengan rujukan referral yang ada di chat Online ini mengenai perbedaan referral ke Psikologi dan...

Diskusi Dokter

08 Juli 2019, 09:55
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Rujukan ke psikolog bila diduga

1. Masalah yang timbul pada pasien didasari oleh stresor interpersonal atau sosial, yang bisa diatasi tanpa menggunakan obat

2. Keluhan hanya menimbulkan gangguan fungsional ringan atau sedang terhadap fungsi sehari-hari pasien

Rujukan ke psikiater apabila diduga

1. Bila dicurigai adanya penyebab neurobiologis untuk perubahan perilaku 

2. Bila terdapat gangguan penilaian realita pada pasien (misalnya ada waham, halusinasi, gangguan tilikan diri, gangguan orientasi dll) 

3. Terdapat gangguan fungsi yang berat dalam kehidupan sehari-hari,  atau

4. Berdasarkan penilaian klinis, pasien membutuhkan farmakoterapi

Semoga bermanfaat 

08 Juli 2019, 11:07
Terima kasih untuk informasinya dok. 
08 Juli 2019, 15:41
dr. Dinar Witasari, SpKK
dr. Dinar Witasari, SpKK
Dokter Spesialis Kulit
Ikut menyimak dok....terima kasih sharingnya
08 Juli 2019, 16:03
Sangat bermanfaat infonya Dok,  terimakasih. 
08 Juli 2019, 16:57
Terimakasih dokter, sangat membuka wawasan 
09 Juli 2019, 21:15
Wah, terimakasih banyak sharingnya dok. Sangat membantu 👍
07 Juli 2019, 12:00
Izin saya ikut nimbrung ya, Dok. Perkenalkan, saya salah satu psikolog di aplikasi Alodokter. Saya menyadari bahwa ada batasan yang tidak bisa saya jangkau jika permasalahan psikologis sudah mengarah kepada gangguan mental berat yang dimana membutuhkan obat dalam penanganannya. Selama klien masih bisa berpikir dengan baik dan bisa diajak bercerita, saya rasa cukup bisa di psikolog. Namun, jika sudah sampai ke tahap misal ada gangguan syaraf, gangguan jiwa seperti halusinasi, waham, dan sejenisnya, maka saya biasanya akan merujuk ke psikiater. Karena saya pribadi merasa sudah bukan kapasitas saya. Terima kasih dok, maaf jika ada kekeliruan.. 🙏
08 Juli 2019, 05:25
Terima kasih sharingnya dokk sangat bermanfaat untuk kami 
08 Juli 2019, 16:02
Terimakasih sharingnya Bu,  sangat bermanfaat. 
09 Juli 2019, 07:24
dr.Samira
dr.Samira
Dokter Umum
Terimakasih atas sharing informasinya bu 🙏🙏
09 Juli 2019, 21:14
Wah, terimakasih banyak sharingnya bu. 👍
08 Juli 2019, 18:33
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alo dok!
Saya sependapat dengan jawaban sejawat psikiater dan psikolog diatas.
Psikiater dan psikolog yg bijak tau batasan melakukan tindakan dan terapi, bahkan diperkenankan utk saling merujuk. Saya pribadi dalam praktik keseharian di RS selalu berdampingan dengan psikolog klinis, saya butuh bantuan psikotes, penentuan kecakapan belajar, menilai performa kinerja hingga psikoterapi.
Demikian halnya ketika psikolog menemukan ada yg gak beres dari klien, kok ke arah gangguan psikotik y, kok bipolar depresi ada psikotiknya y, kok ke arah gangguan mental organik akibat post CVA y sepertinya, pasti rekan psikolog akan mendiskusikan dengan saya dan merujuk utk tatalaksana medis di bidang psikiatrik.

Terlebih bila ditemukan kondisi emergency psychiatry seperti keadaan gaduh gelisah, penyalahgunaan napza, ide dan perilaku bunuh diri, perilaku yg berisiko membahayakan diri sendiri dan orang lain, sindrom neuroleptik maligna tentu ini sudah harus dilakukan tatalaksana medis oleh psikiater yg akan melibatkan spesialisasi lain.

Dalam situasi tertentu juga saya minta bantuan psikolog forensik terlebih kasus yg berurusan dengan hukum, baik urusan pidana, perdata atau urusan terkait.

Jadi sebenarnya psikiater dan psikolog jalan bersama, beriringan dalam hal apapun. Termasuk melakukan tatalaksana kepada pasien. Medikasi menjadi ranah psikiater, psikoterapi yg lebih mendalam menjadi ranah psikolog.

Yg paling penting lagi disini adalah mengenal insight atau tilikan pasien, seberapa paham ybs tentang gangguan jiwanya, sudah mulai mencari bantuan atau tidak, butuh gak sih, ini penting. Suka tidak suka, kita masih memiliki stigma besar baik pada psikiater dan psikolog, klo ke kami pasti ybs dianggap gila, kurang iman, lemah mental, lemah otak, skizo (mungkin maksud mereka skizofrenia), nanti ketergantungan obat bs rusak ginjal, jadi bego atau stigma yg lain. Jadi mohon bisa diedukasikan dengan baik dan berimbang mengenai hal ini.

Demikian yg bisa saya sampaikan. Semoga berkenan.

Salam sehat jiwa.
09 Juli 2019, 07:26
dr.Samira
dr.Samira
Dokter Umum
Terimakasih atas sharing ilmunya dok 🙏🙏
09 Juli 2019, 21:09
Terima kasih ilmunya 🙏
13 Juli 2019, 05:12
dr. Muhammad Fariz, SpN
dr. Muhammad Fariz, SpN
Dokter Spesialis Saraf
Terima kasih dok mencerahkan
07 Juli 2019, 10:25
Biasanya yang saya refer ke psikolog apabila memang tidak membutuhkan peresepan, atau stress ringan. Misalnya hanya ingin curhat atau masalah pribadi atau perselihan antar teman/pasangan.

Kalau ada diagnosis seperti depresi atau schizophrenia dan tanda bahaya biasanya saya rukuk ke psikiater.
CMIIW.
07 Juli 2019, 11:21
Ijin nimbrung ya🙏
Sy sepaham dok,klo cm masalah stress ringan/emosi yg g stabil ckp konsultasi ama psikologi,klo yg sdh kearah pyk kejiwaan/ketergantungan obat hrs psikiater
08 Juli 2019, 07:36
Terima dokter2, sangat bermanfaat 
07 Juli 2019, 09:06
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
Ikut menyimak dok.

08 Juli 2019, 07:35
Izin saya ikut nimbrung ya, Dok. Perkenalkan, saya salah satu psikolog di aplikasi Alodokter. Saya menyadari bahwa ada batasan yang tidak bisa saya jangkau jika permasalahan psikologis sudah mengarah kepada gangguan mental berat yang dimana membutuhkan obat dalam penanganannya. Selama klien masih bisa berpikir dengan baik dan bisa diajak bercerita, saya rasa cukup bisa di psikolog. Namun, jika sudah sampai ke tahap misal ada gangguan syaraf, gangguan jiwa seperti halusinasi, waham, dan sejenisnya, maka saya biasanya akan merujuk ke psikiater. Karena saya pribadi merasa sudah bukan kapasitas saya. Terima kasih dok, maaf jika ada kekeliruan.. 🙏
Terimakasih sharingnya, menambahkan wawasan 
08 Juli 2019, 17:10
Sebagai tambahan bahwa psikolog itu memiliki banyak kekhususan atau spesialisasi.

Kami dibawah naungan organisasi HIMPSI.
Dan dalam organisasi HIMPSI memiliko asosiasi dan ikatan sesuai dgn bidang keminatan atau keahlian masing2 dari psikolog itu.

Dan untuk yg biasa membantu psikiater adalah psikolog klinis dewasa.

Berikut sebagai tambahan saya berikan asosiasi atau ikatan yg ada di psikologi.

1. Ikatan Psikologi Klinis Indonesia (IPK Indonesia)



2. Ikatan Psikologi Sosial (IPS) 



3. Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)



4. Ikatan Psikoterapis Indonesia



5. Ikatan Psikologi Olahraga (IPO)



6. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO)



7. Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI)



8. Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI)



9. Asosiasi Psikologi Islam (API)



10. Asosiasi Psikologi Kristiani (APK)



11. Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia 



12. Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia 



13. Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) 



14. Asosiasi Psikologi Militer Indonesia (APMI) 



15. Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (Ap2I) 



16. Asosiasi Psikometrika Indonesia (APSIMETRI) 


Semoga dapat memberikan informasi tentang dunia psikolog.

Terima kasih
08 Juli 2019, 19:16
Terima kasih infonya dokter, sangat bermanfaat 🙏
09 Juli 2019, 09:08
Diskusi yg menarik, izin nyimak ya.
09 Juli 2019, 10:31
Ikut menyimak diskusi
09 Juli 2019, 10:47
Ikut menyimak
09 Juli 2019, 11:00
dr. Hanum Ferdian
dr. Hanum Ferdian
Dokter Spesialis Anak
08 Juli 2019, 09:55

Rujukan ke psikolog bila diduga

1. Masalah yang timbul pada pasien didasari oleh stresor interpersonal atau sosial, yang bisa diatasi tanpa menggunakan obat

2. Keluhan hanya menimbulkan gangguan fungsional ringan atau sedang terhadap fungsi sehari-hari pasien

Rujukan ke psikiater apabila diduga

1. Bila dicurigai adanya penyebab neurobiologis untuk perubahan perilaku 

2. Bila terdapat gangguan penilaian realita pada pasien (misalnya ada waham, halusinasi, gangguan tilikan diri, gangguan orientasi dll) 

3. Terdapat gangguan fungsi yang berat dalam kehidupan sehari-hari,  atau

4. Berdasarkan penilaian klinis, pasien membutuhkan farmakoterapi

Semoga bermanfaat 

Siap dokter
10 Juli 2019, 09:14
izin menyimak dok 🙏
10 Juli 2019, 09:14
izin menyimak dok 🙏