Alo dokter, izin diskusi saya memilik pasien laki2 29 tahun post berhubungan dengan pasangan yang sedang menstruasi, tanpa pengaman dan pasien ketakutan...
Risiko ISK post berhubungan saat menstruasi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Risiko ISK post berhubungan saat menstruasi
Alo dokter, izin diskusi saya memilik pasien laki2 29 tahun post berhubungan dengan pasangan yang sedang menstruasi, tanpa pengaman dan pasien ketakutan karena terkena darah menstruasi. Edukasi apa yang dapat kita berikan pada kasus tersebut, dok? Apakah pada pasien dapat mengakibatkan kasus ISK? Dan apakah bahaya yang diakibatkan dari kondisi tersebut? Terimakasih dok
Perdebatan seputar kepatutan melakukan hubungan seksual selama menstruasi telah menjadi topik diskusi pro-kontra yang sudah berlangsung lama, dengan para pendukung di kedua sisi argumen tersebut menyajikan bukti yang kuat untuk mendukung posisi mereka. Pendukung pandangan bahwa hubungan seksual harus dihindari selama menstruasi sering mengutip tabu budaya dan agama kepercayaan yang dianut, serta kekhawatiran tentang potensi risiko kesehatan. Beberapa budaya secara historis mengaitkan menstruasi dengan kekotoran, yang mengarah pada penerapan pembatasan pada berbagai aktivitas, termasuk hubungan seksual (Rosenzweig, 1943). Selain itu, ada kepercayaan bahwa darah menstruasi dapat "berbahaya" atau "mengotori," dan bahwa melakukan aktivitas seksual selama waktu ini dapat menimbulkan risiko bagi individu yang terlibat. (Rosenzweig, 1943). Secara umum, tidak ada dasar ilmiah medis yang tegas menyatakan bahwa hubungan seksual selama menstruasi harus dihindari, asalkan kedua pasangan setuju dan tidak ada kondisi medis yang kontraindikasi (Usman et al., 2020),(Rosenzweig, 1943). Namun, ada beberapa pertimbangan terkait risiko dan kebersihan yang perlu diperhatikan:
1.Risiko dan Kebersihan:
- Infeksi: Selama menstruasi, risiko infeksi mungkin sedikit meningkat karena adanya perubahan dalam lingkungan vagina. Menstruasi bisa menciptakan kondisi yang lebih lembab, yang mungkin meningkatkan risiko infeksi jika kebersihan tidak dijaga dengan baik. Namun, ini bukan berarti bahwa darah menstruasi mengandung kuman bakteri yang berbahaya. Risiko infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya dapat lebih terkait dengan kebersihan pribadi dan penggunaan pelindung (seperti kondom) selama hubungan seksual.
- Kebersihan: Selama menstruasi, menjaga kebersihan menjadi lebih penting. Menggunakan pelindung seperti kondom dapat membantu mencegah infeksi serta menjaga kebersihan dan kenyamanan.
2. Apakah Darah Haid Itu Kotor?
- Persepsi Sosial vs. Evidence Based: Dalam beberapa budaya, darah menstruasi dianggap kotor, tetapi secara medis, darah menstruasi sendiri tidak lebih kotor daripada darah yang keluar pada saat kondisi lain. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa darah menstruasi mengandung kuman yang bisa menular kepada pasangan seksual.
3. Potensi Penyakit:
- Infeksi Saluran Kemih: Tidak ada bukti langsung bahwa hubungan seksual selama menstruasi secara khusus meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih lebih berkaitan dengan faktor lain, seperti kebersihan pribadi dan teknik berhubungan seksual.
- Infeksi Menular Seksual (IMS): Jika salah satu pasangan memiliki infeksi menular seksual, hubungan seksual selama menstruasi dapat meningkatkan risiko penularan. Penggunaan kondom adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko IMS.
Hubungan seksual selama menstruasi tidak dilarang secara medis, asalkan tidak ada kondisi medis yang membuatnya tidak aman dan kebersihan dijaga dengan baik. Menggunakan kondom dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan menjaga kebersihan. Jika ada kekhawatiran khusus atau kondisi medis yang mendasarinya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat yang lebih spesifik. Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa melakukan aktivitas seksual selama menstruasi dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti mengurangi kram menstruasi dan memperbaiki suasana hati. Pada akhirnya, keputusan untuk melakukan hubungan seksual selama menstruasi harus menjadi keputusan pribadi, dengan mempertimbangkan preferensi individu, kepercayaan budaya, dan potensi masalah kesehatan.
Rosenzweig, S. (1943, May 1). Psychology of the Menstrual Cycle. Oxford University Press, 3(5), 296-300. https://doi.org/10.1210/jcem-3-5-296
Usman, G., Abbas, K., Arshad, R., Muneer, A., Syed, H S., Iqbal, A., Dar, F N., Anum, U., Ahmed, M., Tehreem, K., Zulfi, M H., & Khan, J. (2020, September 25). Knowledge and practice of menstrual hygiene management among women living in a low-income neighbourhood, Karachi, Pakistan. Medip Academy, 9(10), 3953-3953. https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20204277
Izin saran dokter. Sarankan saja untuk pasiennya cek darah rutin dan urinalisa dokter. Kalau hasilnya tidak ada kelainan, berikan edukasi ke pasiennya bahwa tidak ada masalah dan ditunjang hasil objektif berupa hasil laboratorium. Kalau ada kelainan, berikat pengobatan sesuai hasil abnormal yg ditemukan dokter. Daripada hanya diberikan edukasi (terkait apa saja yg bisa terjadi akibat berhubungan saat pasangan haid) tanpa pemeriksaan laboratorium, tentunya tidak akan mengurangi kekhawatiran pasien akan dampak dari hubungan badan saat pasangannya sementara haid dokter. Sampaikan juga ke pasiennya bahwa paling aman memang untuk menghindari berhubungan saat pasangan lagi menstruasi. Demikian dokter. Semoga bermanfaat dokter 🙏