ALO, Dokter!Strategi mix-and-match vaksin COVID-19 atau disebut juga vaksin heterolog tengah diteliti dalam beberapa studi. Beberapa vaksin yang banyak...
Strategi Mix-and-Match Vaksin COVID-19 - Artikel Alomedika - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Strategi Mix-and-Match Vaksin COVID-19 - Artikel Alomedika
ALO, Dokter!
Strategi mix-and-match vaksin COVID-19 atau disebut juga vaksin heterolog tengah diteliti dalam beberapa studi. Beberapa vaksin yang banyak diteliti untuk konsep ini adalah vaksin COVID-19 AstraZeneca, vaksin COVID-19 Moderna, dan vaksin COVID-19 Pfizer.
Sebelum pandemi, konsep mix-and-match ini telah terbukti efektif dan digunakan pada vaksin rotavirus dan vaksin Ebola. Studi terkait vaksin rotavirus menunjukkan bahwa imunogenitas yang dihasilkan oleh vaksin heterolog serupa dengan vaksin homolog. Uji acak terkontrol tentang vaksin Ebola juga menunjukkan hal yang serupa, di mana seluruh kelompok yang diberikan vaksin yang berbeda pada dosis pertama dan kedua memiliki respons antibodi terhadap virus Ebola.
Dalam hal COVID-19, terdapat uji acak terkontrol yang dilakukan oleh Borobia et al pada 676 orang yang diberikan vaksin homolog atau heterolog. Hasil studi menunjukkan bahwa kombinasi vaksin COVID-19 AstraZeneca dan vaksin COVID-19 Pfizer menghasilkan lebih banyak antibodi neutralisasi SARS-CoV-2 yang lebih banyak daripada vaksin COVID-19 Pfizer homolog.
Baca selengkapnya di artikel Alomedika berikut ini:
https://www.alomedika.com/strategi-mix-and-match-vaksin-covid-19
Jadi Dokter Andal dalam Genggaman. Salam Alomedika!
Dari literatur2 yang saya dapat, studi mengenai mix-and-match vaksin yang mengombinasikan vaksin COVID-19 inaktif dan vaksin lainnya masih terbatas pada hewan coba, Dok. Studi ini meneliti penambahan dosis homolog atau heterolog setelah pemberian 2 dosis vaksin COVID-19 inaktif pada tikus. Hasilnya, penambahan vaksin mRNA atau vektor setelah 2 dosis vaksin inaktif dapat meningkatkan antibodi neutralisasi dan spike T cell lebih tinggi daripada pemberian vaksin inaktif sebagai dosis ketiga. Studi ini juga masih dalam tahap prapublikasi.
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/22221751.2021.1957401
Studi lain yang masih dilakukan pada hewan coba juga menunjukkan hasil yang serupa. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8009122/
Meski tampak menjanjikan, tp belum terbukti efektif untuk manusia, Dok. Perlu dilakukan studi2 lanjutan yang lebih baik lagi untuk memastikan efikasi dan keamanannya.
informasi penting.. terimakasih dr. Ciho