Alo dokter,Izin berdiskusi kasus ya dokPengguna berusia 55 tahun, memiliki keluhan sering BAK pada malam hari ketika mau tidur. Setelah ditelusuri, memiliki...
Terapi DM dalam Chat Bersama Dokter - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Terapi DM dalam Chat Bersama Dokter
Alo dokter,
Izin berdiskusi kasus ya dok
Pengguna berusia 55 tahun, memiliki keluhan sering BAK pada malam hari ketika mau tidur. Setelah ditelusuri, memiliki riwayat DM belasan tahun, namun diakui terkontrol dan rutin menggunakan obat. Gula darah 2 jam setelah makan yaitu 195mg/dL dan puasa 90mg/dL. Tekanan darah terbaru yaitu 125/79mmHg. Riwayat penyakit lain disangkal.
Riwayat konsumsi obat antara lain glimepiride 4mg, Levemir 12 unit, metformin 500mg dan simvastatin 10mg. Pengguna mengakui, sisa obat hanya untuk 2 hari kedepan dan ada kecenderungan menghindar dari kunjungan ke faskes karena situasi COVID-19.
Izin menanyakan pendapat TS, dalam konsultasi online, bagaimana obat-obatan yang dapat diresepkan pada kasus tersebut. Adakah hal lain yang harus dipastikan terlebih dahulu sebelum meresepkan obat-obatan pengguna?
Alo dokter,
Bantu menjawab ya dok. Bisa diresepkan tapi dipastikan usernya sudah biasa menggunakan insulin. Bila memungkinkan boleh pastikan fungsi ginjal user baik dan kadar kolesterol user terkontrol. Selebihnya bisa diresepkan untuk jangka 1 bulan ke depan dan edukasi user untuk rutin cek kadar gula serta tensi. Boleh disarankan kepada user untuk melakukan pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan sekali dan bila kadar gula darah terkontrol maka dapat diulang menjadi 6 bulan sekali.
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2
Semoga membantu dok,
CMIIW
Alo dr. Reynaldi.
Saya sependapat dengan dr. Claudia bahwa terapi Diabetes Mellitus dengan contoh kasus yang dokter sampaikan dapat diberikan terapi secara onine menggunakan fitur peresepan online.Namun, pemberian insulin melalui telekonsultasi secara aman diberikan pada kasus yang sudah rutin menggunakan dan bukan kasus baru. Dikarenakan tentu perlunya pemeriksaan lanjutan dan edukasi lebih lanjut pada kasus baru. Saya juga sependapat bahwa kita berperan aktif juga untuk melakukan edukasi kepada pengguna mengenai pengecekan gula darah rutin, serta kita mengetahui kapan pengguna perlu konsultasi ke spesialis penyakit dalam, Dok.
Perihal obat-obatan lain seperti simvastatin, dapat dipertimbangkan pemberian melalui fitur peresepan tentunya dengan beberapa precaution terlebih dahulu misalnya apakah ada obat lain yang sedang dikonsumsi atau kemungkinan interaksi obat serta adakah efek samping penggunaan obat tsb sebelumnya. Artikel Alomedika berikut dapat membantu:
https://www.alomedika.com/obat-kardiovaskuler/obat-antihiperlipidemia/simvastatin/indikasi-dan-dosis
Semoga membantu.
Alo dokter,
Bantu menjawab ya dok. Bisa diresepkan tapi dipastikan usernya sudah biasa menggunakan insulin. Bila memungkinkan boleh pastikan fungsi ginjal user baik dan kadar kolesterol user terkontrol. Selebihnya bisa diresepkan untuk jangka 1 bulan ke depan dan edukasi user untuk rutin cek kadar gula serta tensi. Boleh disarankan kepada user untuk melakukan pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan sekali dan bila kadar gula darah terkontrol maka dapat diulang menjadi 6 bulan sekali.
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2
Semoga membantu dok,
CMIIW
Baik dok, kalau dari kolesterol, pengguna mengaku sempat cek dan hasilnya 205. Maka dari itu, terdapat obat statin yang diminum.
Pengguna juga sudah memahami cara penggunaan insulin, sehingga akhirnya diresepkan obat lanjutan untuk 1 bulan ke depan dok.
Terima kasih masukannya dok.
Alo dr. Reynaldi.
Saya sependapat dengan dr. Claudia bahwa terapi Diabetes Mellitus dengan contoh kasus yang dokter sampaikan dapat diberikan terapi secara onine menggunakan fitur peresepan online.Namun, pemberian insulin melalui telekonsultasi secara aman diberikan pada kasus yang sudah rutin menggunakan dan bukan kasus baru. Dikarenakan tentu perlunya pemeriksaan lanjutan dan edukasi lebih lanjut pada kasus baru. Saya juga sependapat bahwa kita berperan aktif juga untuk melakukan edukasi kepada pengguna mengenai pengecekan gula darah rutin, serta kita mengetahui kapan pengguna perlu konsultasi ke spesialis penyakit dalam, Dok.
Perihal obat-obatan lain seperti simvastatin, dapat dipertimbangkan pemberian melalui fitur peresepan tentunya dengan beberapa precaution terlebih dahulu misalnya apakah ada obat lain yang sedang dikonsumsi atau kemungkinan interaksi obat serta adakah efek samping penggunaan obat tsb sebelumnya. Artikel Alomedika berikut dapat membantu:
https://www.alomedika.com/obat-kardiovaskuler/obat-antihiperlipidemia/simvastatin/indikasi-dan-dosis
Semoga membantu.
Untuk tanda bahaya mengenai efek samping penggunaan obat (hipoglikemia) sudah disampaikan dok, beserta saran pertolongan utama. Pada saat ini, pengguna mengaku tidak menggunakan obat lain selain yang disebutkan.
Terima kasih masukannya dok.