Alo dr. Anon, izin ikut berdiskusi ya Dok, sebelumnya izin bertanya Dok, pemeriksaan serologi setelah vaksinasi yang dimaksud pada kasus ini, apakah pemeriksaan serologi untuk menilai keberhasilan vaksin atau pemeriksaan serologi yang biasa dilakukan untuk skrining awal Covid (rapid test antibodi)? Karena dua pemeriksaan tsb merupakan hal yang berbeda. Pemberian vaksin Covid juga tidak mempengaruhi hasil dan tidak menyebabkan hasil yang reaktif pada pemeriksaan rapid test antibodi. Sehingga jika ditemuka hasil yang reaktif pada pemeriksaan serologi perlu dinilai kembali, adakah gejala penyerta maupun faktor risiko pada pasien, sehingga bisa ditentukan apakah butuh pemeriksaan lanjutan seperti PCR untuk memastikan diagnosis. Mungkin ada pendapat dari TS lain? CMIIW. Terima kasih. 

https://www.alomedika.com/pemeriksaan-antibodi-setelah-vaksinasi-covid19-tidak-diperlukan

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32675201/

https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/variants-vaccines-and-what-they-mean-for-covid19-testing.html

Iya dok, kebetulan pasien yg memeriksakan serologi anti SARS cov 2 ini adalah persyaratan utk kembali bekerja, jd tujuan awalnya utk skrining begitu dok.tks

Alo Dokter, 

Tes serologi kualitatif tidak tepat jika dilakukan untuk menilai efektivitas vaksinasi dok, karena tes ini menilai respon antibodi terhadap protein N (nukleokapsid). Sementara (CMIIW) pasca vaksinasi, untuk menilai respon antibodi umumnya dilakukan tes serologi kuantitaf yang target proteinnya adalah S-RBD (Spike - Receptor Binding Domain). Namun, sejauh ini belum ada pedoman khusus mengatur target cut off titer antibodi yang diharapkan pasca vaksinasi covid.