Tindakan pencegahan dan penatalaksanaan toxoplasmosis pada kehamilan, salah satunya dengan skrining rutin, merupakan upaya mitigasi terhadap terjadinya toxoplasmosis kongenital pada neonatus. Infeksi Toxoplasma gondii menyebar melalui plasenta dan menyebabkan transmisi vertikal pada fetus. Toxoplasmosis kongenital dapat memiliki manifestasi klinis yang berat, termasuk hidrosefalus, mikrosefali, gangguan okular sampai dengan kebutaan, kelainan jantung, dan juga gangguan hematologi.[1,2]
Infeksi toxoplasmosis pada trimester awal kehamilan memiliki risiko transmisi vertikal yang rendah (kurang dari 6%), tetapi transmisi yang terjadi pada fase embriogenesis ini akan memberikan dampak yang lebih serius terhadap fetus. Sebaliknya, risiko transmisi vertikal pada trimester ketiga berkisar antara 60‒80%, tetapi infeksi tersebut dapat menjadi asimptomatik pada neonatus.[1,3]
Toxoplasmosis kongenital juga dapat menyebabkan sekuele berupa gangguan neurologis dan kognitif pada usia sekolah hingga dewasa muda. Selain waktu terjadinya infeksi, penatalaksanaan toxoplasmosis pada ibu hamil juga akan sangat menentukan manifestasi klinis dari toxoplasmosis kongenital.[1,3]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)