Perbandingan Filler Asam Hialuronat dan Asam Polilaktat untuk Small Penis Syndrome – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr.Catharina Endah Wulandari, M.Si.Med

A Comparison Between Hyaluronic Acid and Polylactic Acid Filler Injections for Temporary Penile Augmentation in Patients with Small Penis Syndrome: A Multicenter, Patient/Evaluator-Blind, Comparative, Randomized Trial

Yang DY, Jeong HC, Ahn ST, et al. A Comparison Between Hyaluronic Acid and Polylactic Acid Filler Injections for Temporary Penile Augmentation in Patients with Small Penis Syndrome: A Multicenter, Patient/Evaluator-Blind, Comparative, Randomized Trial. J Sex Med. 2020 Jan;17(1):133-141. PMID: 31735613.

studilayak

Abstrak

Pendahuluan: Hanya terdapat sedikit penelitian mengenai manfaat klinis injeksi filler untuk augmentasi penis pada pasien dengan small penis syndrome, yang merupakan tipe gangguan kecemasan atau dismorfik tubuh, bukan mikropenis sebenarnya.

Tujuan: Untuk membandingkan luaran klinis antara injeksi filler asam hialuronat dan asam polilaktat untuk augmentasi penis sementara pada pasien dengan small penis syndrome.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian prospektif dengan blinding pada pasien dan evaluator. Penelitian ini bersifat komparatif, acak, dan non-inferior, yang terdiri dari injeksi filler tunggal dan periode 24 minggu pascainjeksi. Sebanyak 74 pria dengan small penis syndrome diikutsertakan antara bulan November 2017 sampai Februari 2018. Pasien dibagi ke dalam kelompok yang mendapat injeksi filler asam hialuronat (hyaluronic acid atau HA) (n=39) dan yang mendapat injeksi filler asam polilaktat (polylactic acid atau PLA) (n=35).

Luaran Utama: Efek psikologis dari augmentasi penis yang didasarkan pada Skala Kepercayaan terhadap Ukuran Penis (Beliefs about Penis Size Scale/BAPS), lingkar penis, dan kepuasan yang dinilai pada awal penelitian, 4, 12, dan 24 minggu setelah injeksi.

Hasil: Pada minggu ke-24, lingkar penis bertambah 2,1±1,0 cm (P<0,001) pada pasien kelompok HA dan 1,6±0,9 cm (P<0,001) pada kelompok PLA. Rerata perbedaan 0,5±0,2 cm antara kedua kelompok (P =0,031). Pada kedua kelompok, kepuasan secara signifikan meningkat pada minggu ke-24.

Rerata peningkatan adalah 1,8±1,7 dan 1,6±1,4 pada skala analog visual untuk kepuasan terhadap penampilan penis pada kelompok HA dan PLA secara berurutan (masing-masing P < 0,001). Sementara itu, rerata peningkatan pada skala analog visual untuk kepuasan hidup seksual adalah 1,0±1,1 dan 0,7±1,2 pada kelompok HA dan PLA secara berurutan (masing-masing P < 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok  (P = 0,950 and P = 0,287).

Skor BAPS secara signifikan turun pada minggu ke-24, dengan rerata penurunan 7,8±8,3 dan 5,3±7,2 pada kelompok HA dan PLA secara berurutan (masing-masing P< 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok (P = ,920). Tidak ada kejadian efek samping serius, tetapi terdapat kejadian efek samping terkait injeksi filler pada kelompok HA sebanyak 2 kasus (5.13%) dan pada kelompok PLA 5 kasus (14,29%)  (P = 0,245).

Implikasi Klinis: Penelitian ini memberikan gambaran klinis setelah injeksi filler HA dan PLA untuk augmentasi penis dan menyimpulkan bahwa filler dapat dipertimbangkan sebagai pendekatan alternatif pada pasien dengan small penis syndrome.

Kelebihan dan Kekurangan: Penelitian ini adalah penelitian pertama yang menilai gejala-gejala psikologis pada pasien dengan small penis syndrome yang mendapatkan injeksi filler untuk augmentasi penis. Namun, durasi follow up tidak cukup panjang untuk membuktikan outcome jangka panjang dari filler.

Kesimpulan: Tanpa menimbulkan kejadian efek samping yang serius, injeksi filler HA dan PLA dapat memberikan efek augmentasi dan perbaikan distress psikologis yang signifikan pada pasien dengan small penis syndrome. Manfaat klinis kedua jenis filler ini sebanding.

Hyaluronic,Acid,Injections,For,Specific,Areas.lip,Augmentation,With,Hyaluronic,Acid

Ulasan Alomedika

Small penis syndrome (SPS) bisa didefinisikan sebagai perasaan cemas saat penis seseorang diperiksa karena khawatir ukuran flaccid penis lebih kecil dibanding ukuran normal laki-laki dewasa, meskipun bukti pemeriksaan klinis menyatakan bahwa ukuran penis normal. Berbeda dengan mikropenis, SPS tidak mencerminkan ukuran penis sebenarnya. Tata laksana untuk gangguan ini meliputi pemberian edukasi, konseling psikologis, atau psikoterapi. Namun, pada pasien yang tidak terbantu, augmentasi penis (penile augmentation/PA) dapat dipertimbangkan sebagai alternatif.

Prosedur augmentasi penis saat ini lebih ditekankan pada tindakan yang tidak terlalu invasif. Injeksi filler jaringan lunak adalah salah satu prosedur invasif minimal yang saat ini banyak dilakukan. Asam hialuronat (HA) dan asam polilaktat (PLA) telah dikenalkan untuk PA. Namun, keamanan dan efikasi penggunaan filler ini pada PA belum diteliti secara luas, demikian halnya dengan perbandingan efektivitas keduanya.

Karena SPS adalah gangguan kecemasan, tindakan PA termasuk injeksi filler untuk SPS mungkin dibenarkan hanya jika gejala psikologis pasien mengalami perbaikan. Penelitian ini juga menilai distress psikologis dan tingkat kepuasan PA sementara dengan menggunakan Belief about Penis Size Scale (BAPS) sebelum dan setelah augmentasi penis menggunakan filler.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian prospektif yang dilakukan secara multisenter dengan blinding pada pasien maupun evaluator. Penelitian ini bersifat komparatif, acak, dan non-inferior, dengan periode 2 minggu untuk skrining dan 24 minggu pascainjeksi. Pasien didapatkan dari 3 rumah sakit di Korea antara November 2017 sampai Februari 2018. Sejumlah 74 pasien yang memenuhi kriteria inklusi selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, yaitu 39 pasien kelompok HA dan 35 pasien kelompok PLA.

Lingkar dan panjang penis, kepuasan terhadap penampilan penis serta BAPS dinilai pada saat awal penelitian, serta pada minggu ke-4, 12 dan 24 pascainjeksi. Kepuasan dengan kehidupan seksual dinilai pada saat awal penelitian, 12 dan 24 minggu setelah injeksi.

Pengukuran lingkar dan panjang penis dilakukan pada kondisi penis flaccid tanpa tegangan dan regangan pada posisi berbaring. Lingkar penis diukur menggunakan meteran dari distal batang penis (area tepat di bawah glans penis), bagian mid shaft (regio antara batang proksimal dan distal), serta batang proksimal (regio basal penis). Lingkar penis rata-rata didefinisikan sebagai rerata keliling yang diukur pada bagian batang distal, mid- dan proksimal.

Kepuasan penampilan penis dinilai dengan menggunakan Skala Analog Visual (VAS), dan kehidupan seksual dinilai dengan 5 poin VAS. Skor 1 mengindikasikan sangat tidak puas, sementara skor 7 atau 5 mengindikasikan sangat puas.

BAPS adalah skala self-report yang menilai derajat gejala psikologis dan seksual pada laki-laki yang khawatir mengenai ukuran penis mereka, yang terdiri dari 10 pernyataan yang dinilai dengan menggunakan 5 poin skala dari 0 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). Skor total adalah dari 0 sampai 40, dengan skor yang lebih tinggi merepresentasikan level minder dan malu yang lebih besar terhadap ukuran penis.

Ulasan Hasil Penelitian

Kedua bahan filler menyebabkan penambahan volume penis yang signifikan, dengan rerata peningkatan lingkar penis pada kelompok HA 2,1 cm (95% CI, 1,8-2,4; P<0,001) dan pada kelompok PLA 1,6 cm (95% CI, 0,1-1,0; P= 0,031).

Selama masa penelitian, rerata peningkatan lingkar penis secara statistik lebih besar pada grup HA daripada PLA (perbedaan rata-rata 0,7±0,1 cm, 0,5±0,1 cm, dan 0,5±0,2 cm pada 4, 12, dan 24 minggu pascainjeksi; P<0,001, P=0,034, dan P=0,031 pada 4, 12, dan 24 minggu). Hasil yang diukur pada poros distal, tengah, dan proksimal secara umum sama, yang menunjukkan bahwa bahan filler terdistribusi merata di sepanjang batang penis.

Pada kedua kelompok, tingkat kepuasan terhadap penampilan penis secara signifikan meningkat pada 4 minggu pascainjeksi (rerata peningkatan skor VAS pada kelompok HA dan PLA 1,7±1,7 dan 1,7±1,4, masing-masing P <0,001) dan pada 24 minggu pasca injeksi (rerata skor VAS meningkat sebesar 1,8±1,7 pada kelompok HA dan 1,6±1,4 pada kelompok PLA, masing-masing P<0,001). Tidak ada perbedaan signifikan pada tingkat kepuasan dengan penampilan penis antar kelompok.

Pada kedua kelompok, tingkat kepuasan terhadap kehidupan seksual secara signifikan meningkat pada 12 minggu pascainjeksi (rerata peningkatan skor VAS pada kelompok HA 1,1±1,0, P<0,001 dan PLA 0,4±1,1; P=0,020) dan pada 24 minggu pasca injeksi (rerata skor VAS pada kelompok HA 1,0±1,1 dan pada kelompok PLA 0,7±1,2; masing-masing P <0,001). Tingkat peningkatan kepuasan terhadap kehidupan seksual pada kelompok HA lebih besar daripada PLA saat 12 minggu pascainjeksi (P=0,004), namun tidak pada 24 minggu pasca injeksi (P=0,287).

Selain menilai VAS, penelitian ini juga menilai distress psikologis pasien secara detail dengan menggunakan BAPS. Pada semua pasien, rata-rata skor BAPS pada saat awal penelitian adalah 16,4±7,2, lalu 24 minggu pascainjeksi adalah 9,8 ± 6,9 dengan rata-rata penurunan 6,6 ± 7,9 (P < 0,001). Pada kedua kelompok, skor BAPS secara signifikan turun pada 4 minggu pascainjeksi dan pada 24 minggu pascainjeksi. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini tidak hanya menilai efektivitas injeksi filler untuk augmentasi penis, tetapi juga menilai skor kepuasan pasien terhadap penampilan dan kepuasan terhadap kehidupan seksual. Penelitian ini juga adalah penelitian pertama yang menilai aspek psikologis khususnya derajat distress pada pasien small penis syndrome sebelum dan sesudah augmentasi penis dengan injeksi filler HA dan PLA.

Penelitian ini juga memiliki desain prospektif dan telah melakukan blinding baik pada pasien maupun evaluator. Hal ini dapat mengurangi risiko bias.

Limitasi Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu durasi follow up yang tidak cukup panjang untuk membuktikan manfaat jangka panjang pada kedua filler. BAPS sendiri belum tervalidasi untuk penilaian derajat psikologis dan gejala seksual pada laki-laki yang tidak khawatir tentang ukuran penis mereka. Selain itu, lingkar penis pada kondisi ereksi tidak diukur, karena secara teknis sulit untuk mengukur lingkar penis pada kondisi ereksi penuh.

Namun, dengan mempertimbangkan bahwa augmentasi penis dilakukan pada pasien dengan small penis syndrome dalam penelitian ini, ukuran pada kondisi flaccid menjadi lebih signifikan untuk laki-laki dengan dismorfisme psikologis dibanding ukuran pada kondisi ereksi.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa injeksi filler HA ataupun PLA menghasilkan efek augmentatif sementara yang signifikan pada pasien dengan small penis syndrome tanpa menimbulkan efek samping yang serius dalam 24 minggu pascainjeksi. Selain meningkatkan kepuasan terkait penampilan penis maupun kehidupan seksual, kedua filler juga memperbaiki distress psikologis terkait small penis syndrome.

Hal ini dapat dipertimbangkan untuk tata laksana small penis syndrome di Indonesia jika pasien tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi psikologis. Namun, mengingat hasil penggunaan filler HA dan PLA hanya bersifat sementara, aplikasinya secara luas mungkin akan terkendala, terutama mengingat biayanya yang tinggi.

Karena pada dasarnya small penis syndrome adalah gangguan psikologis, maka tata laksana dari segi psikologis adalah yang utama. Penggunaan filler untuk augmentasi penis mungkin hanya akan berguna pada pasien yang gagal dengan tata laksana psikologis dan memiliki sumber daya finansial yang baik.

Referensi