Waspada Suplemen Herbal dapat Merusak Hati!

Oleh :
dr.Megawati Tanu

Meski sering dipasarkan sebagai terapi alternatif yang aman, banyak suplemen herbal telah dilaporkan mampu menyebabkan cedera hepar. Faktanya, kasus gagal hati akut yang berkaitan dengan konsumsi suplemen herbal akan lebih mungkin memerlukan transplantasi hati dibandingkan gagal hati akut akibat penyebab lain.[1]

Produk herbal sering dianggap alami, aman, tidak mengandung racun, dan tidak memiliki efek samping karena diekstrak dari tumbuhan alam. Padahal, setiap obat atau senyawa kimia yang dikonsumsi manusia tetap akan berisiko menyebabkan toksisitas. Berbagai studi telah menunjukkan adanya efek hepatotoksik dari berbagai suplemen herbal, termasuk di antaranya ekstrak teh hijau Camellia sinensis dan ekstrak Garcinia cambogia.[1,2]

Suplemen Herbal Merusak Hati

Angka Kejadian Cedera Hepar yang Diinduksi Suplemen Herbal

Berdasarkan data Drug-Induced Liver Injury Network (DILIN), kasus Drug Induced Liver Injury terkait suplemen herbal (DILI-HDS) berkontribusi menyebabkan sebesar 20% dari seluruh kasus kerusakan hati. Selain itu, jumlah kasus transplantasi hati terkait DILI-HDS pada tahun 2010-2020 meningkat lebih dari 70% bila dibandingkan dengan tahun 1994-2009.[3]

Produk herbal yang paling sering terlibat menyebabkan DILI adalah kunyit (curcumin), ekstrak teh hijau, dan Garcinia cambogia. Faktor genetik, seperti polimorfisme Human Leukocyte Antigen (HLA) juga mempengaruhi kerentanan individu terhadap kerusakan hati terkait suplemen herbal. Misalnya, HLA-B*35:01 erat hubungannya dengan kerusakan hati akibat konsumsi ekstrak teh hijau.[3,4]

Mekanisme Cedera Hati Akibat Suplemen Herbal

Suplemen herbal dapat menyebabkan cedera hati (hepatotoksisitas) karena sering mengandung kombinasi bahan botani eksotis dan senyawa fitokimia yang belum diuji secara adekuat. Produk dengan banyak bahan aktif (multi-ingredient) lebih sering dikaitkan dengan kasus cedera hati, terutama karena efek farmakologis dan toksikologis dari gabungan bahan-bahan tersebut banyak yang tidak diketahui.

Selain itu, beberapa produk suplemen herbal dicampur dengan obat-obatan seperti steroid anabolik sintetis atau stimulan yang dapat memperburuk kerusakan hati. Bahan baku yang digunakan dalam suplemen herbal juga bisa mengalami kontaminasi logam berat, pestisida terlarang, atau mikroorganisme berbahaya akibat praktik manufaktur yang kurang diregulasi atau diregulasi dengan buruk dan tidak higienis.[2,5,6]

Cimicifuga/Actaea racemosa

Cimicifuga/Actaea racemosa, atau dikenal juga dengan black cohosh, telah dikaitkan dengan kasus hepatotoksisitas, baik yang bersifat idiosinkratik maupun disertai fitur autoimun, meskipun mekanisme pastinya belum diketahui. Beberapa laporan menyebutkan bahwa cedera hepar mungkin disebabkan oleh pemalsuan produk dengan spesies Actaea lain seperti A. pachypoda dan A. podocarpa.[1]

Ekstrak Teh Hijau Camellia sinensis

Ekstrak teh hijau Camellia sinensis dapat menyebabkan cedera hepar, terutama akibat kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) yang bersifat hepatotoksik dalam dosis tinggi. Suplemen pelangsing yang mengandung ekstrak teh hijau terkonsentrasi dapat melebihi ambang toksisitas yang aman.

Selain itu, studi genomik pada tikus mengindikasikan adanya varian genetik yang berhubungan dengan toksisitas EGCG, yang mungkin juga akan meningkatkan kerentanan toksisitas pada manusia.[1]

Garcinia cambogia

Garcinia cambogia dapat menyebabkan cedera hepar melalui mekanisme yang belum sepenuhnya dipahami. Studi pada hewan menunjukkan adanya peningkatan akumulasi kolagen hepatik, peroksidasi lipid, cedera radikal bebas, serta peningkatan sitokin proinflamasi. Pola kerusakan hati yang dilaporkan bersifat hepatoseluler dan kolestatik, dengan gejala umum meliputi mual, muntah, nyeri abdomen, dan ikterus.[7]

Kunyit atau Curcumin

Curcumin secara umum dianggap aman karena memiliki bioavailabilitas oral yang rendah. Meski demikian, penambahan piperine (black pepper) dalam banyak suplemen kunyit modern secara signifikan meningkatkan bioavailabilitas curcumin hingga 20 kali lipat. Ini dapat menyebabkan akumulasi sistemik dan berpotensi memicu cedera hepatoseluler, terutama pada individu dengan predisposisi metabolik atau penggunaan obat hepatotoksik lain.[8]

Beras Ragi Merah

Beras ragi merah atau red yeast rice dapat menyebabkan cedera hepar karena mengandung senyawa lovastatin dalam kadar bervariasi, yang dimetabolisme di hati dan dapat menghasilkan metabolit toksik atau imunogenik. Meskipun jarang, beberapa kasus cedera hati yang dilaporkan menunjukkan pola serupa dengan hepatotoksisitas akibat terapi lovastatin konvensional. Cedera hati akibat beras ragi merah umumnya bersifat ringan-sedang dan dapat pulih spontan setelah penghentian konsumsi.[9]

Diagnosis dan Penanganan Cedera Hati Akibat Suplemen Herbal

Diagnosis cedera hepar akibat suplemen herbal diawali dengan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain seperti hepatitis virus, toksisitas alkohol, atau penyakit autoimun. Riwayat penggunaan suplemen harus ditelusuri, termasuk waktu mulai konsumsi, komposisi produk, dan adanya produk lain yang dikonsumsi bersamaan. Penegakan diagnosis juga dibantu dengan pola perbaikan fungsi hati setelah penghentian suplemen (dechallenge) dan rekurensi saat paparan ulang (rechallenge).

Tingkat keparahan cedera hati juga perlu dinilai. Jika kadar aminotransferase meningkat lebih dari 3 kali lipat dan kadar total bilirubin meningkat lebih dari 2 kali lipat dari nilai ambang, maka risiko mortalitas akan lebih tinggi secara signifikan. Selain itu, adanya ikterus atau disfungsi hepatik (misal INR memanjang) mengindikasikan kerusakan hati berat yang memerlukan rujukan atau transplantasi hati.[2,6]

Sekilas Tentang Penanganan Cedera Hati Akibat Suplemen Herbal

Perlu diketahui bahwa cedera hati akibat suplemen herbal merupakan diagnosis eksklusi dan dapat dinilai menggunakan Roussel Uclaf Causality Assessment Method (RUCAM), yang menilai kronologi, faktor risiko, paparan ulang, serta eksklusi penyebab lain. Penanganan utama adalah penghentian segera suplemen herbal yang dicurigai menjadi penyebab.

Pemantauan klinis dan biokimia berkala diperlukan untuk mengevaluasi perbaikan atau progresivitas cedera. Bila terjadi gagal hati atau perburukan progresif, pasien harus dirujuk untuk penanganan spesialis, termasuk menilai kebutuhan transplantasi hati.[2,6]

Kesimpulan

Bahan herbal, meskipun berasal dari alam dan terkesan natural, tetap mengandung suatu senyawa kimia yang berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk cedera hepar. Beberapa suplemen herbal yang telah dilaporkan menyebabkan hepatotoksisitas antara lain kunyit (curcumin), ekstrak teh hijau, Garcinia cambogia, black cohosh, dan beras ragi merah (red yeast rice). Oleh sebab itu, dokter perlu menghindari peresepan suplemen herbal dan mengedukasi pasien agar tidak mengonsumsi suplemen herbal yang efikasi dan keamanannya tidak didukung basis bukti adekuat.

Referensi