Bahaya Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin Sebelum Tindakan Bedah Elektif Nonkardiak

Oleh :
dr. Bunga Saridewi

Pemeriksaan laboratorium rutin sebelum tindakan bedah (pre operatif) menurut The American Society of Anesthesiologist (ASA) merupakan pemeriksaan yang dilakukan tanpa indikasi atau tujuan spesifik, dimana status praoperasi  atau skrining bedah tidak dianggap sebagai  indikasi atau tujuan klinis tertentu.[1] Sedangkan tindakan bedah elektif adalah tindakan pembedahan yang telah dijadwalkan sebelumnya dan bukan merupakan tindakan emergensi.[2]

Pemeriksaan laboratorium pre operatif, termasuk yang dilakukan sebelum tindakan bedah elektif, selayaknya bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan, menilai risiko dan pemilihan tindakan anestesi, serta menentukan manajemen post operatif. Hal-hal tersebut akan tercapai jika pemeriksaan tersebut dilakukan dengan bijak.[3,4]

Berbagai pedoman tidak lagi merekomendasikan pemeriksaan laboratorium rutin sebelum menjalani tindakan bedah elektif pada risiko rendah.[1,2,4-6]. Beberapa tindakan bedah minor yang tidak membutuhkan pemeriksaan pre operatif antara lain: eksisi lesi kulit, eksisi kelenjar bartholin, membebaskan carpal tunnel, sirkumsisi, repair hydrocele, operasi katarak, dan drainase abses payudara. Meski begitu, dalam praktiknya pemeriksaan laboratorium rutin preoperatif sebelum tindakan bedah elektif tetap lazim dilakukan.[7]

Referensi