Cara penggunaan menstrual cup belum banyak dipahami oleh pasien maupun tenaga kesehatan karena lebih lazimnya penggunaan produk menstruasi lain seperti pembalut dan celana menstruasi. Namun, berbagai studi menunjukkan bahwa menstrual cup mempunyai profil keamanan yang baik dan dapat mengurangi limbah, sehingga bisa menjadi alternatif yang menjanjikan.[1,2]
Wanita usia reproduksi membutuhkan produk menstruasi yang efektif, aman, dan juga terjangkau. Penggunaan produk yang kurang tepat dapat menyebabkan kebocoran, lecet, atau bahkan peningkatan risiko infeksi saluran kemih dan infeksi organ panggul. Selain itu, ketidaktahuan, prasangka, biaya tinggi, dan kekhawatiran tentang keamanan produk dapat menghalangi perempuan untuk mencoba berbagai produk yang ada.[1,2]
Menurut studi di India, menstrual cup merupakan salah satu pilihan yang paling tidak disukai oleh wanita dan jumlah penggunaannya lebih sedikit daripada pembalut wanita. Suatu survei deskriptif terhadap 300 wanita di Mangalore, India menunjukkan bahwa meskipun 82% tahu tentang menstrual cup, hanya 2,6% pernah memakainya.[1,3-5]
Padahal, di daerah lain seperti di Afrika Selatan, studi menyimpulkan bahwa menstrual cup diterima dengan baik di antara populasi siswa dan dianggap sebagai pilihan yang hemat biaya karena bisa dipakai berulang dan bersifat sustainable bagi lingkungan. Perbedaan penerimaan ini mungkin dipengaruhi oleh ada tidaknya faktor budaya atau tabu tertentu di daerah bersangkutan, dan ada tidaknya pengaruh eksternal, misalnya edukasi dari peneliti atau tenaga medis, terkait menstrual cup.[1,4,6,7]
Studi tentang Keamanan Menstrual Cup dan Penerimaannya oleh Pasien
Van Eijk et al. dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis mereka (terhadap 43 studi dengan total 3319 partisipan) melaporkan bahwa menstrual cup memiliki keamanan yang baik. Penggunaan menstrual cup tidak menunjukkan efek samping terhadap flora vagina dan tidak meningkatkan risiko infeksi sistemik maupun reproduktif. Beberapa efek samping yang jarang terjadi tetapi perlu diwaspadai adalah luka pada vagina, alergi, dan toxic shock syndrome. Selain itu, ada risiko dislodgement IUD (intrauterine device) jika pasien menggunakan IUD.[1]
Namun, semua penelitian yang tercakup dalam tinjauan tersebut dilakukan sebagai bagian dari program yang menyediakan menstrual cup bagi pasien dan disertai dengan berbagai bentuk edukasi. Hal-hal ini mungkin memengaruhi pengalaman peserta dan mungkin berbeda dengan setting yang riil. Ada berbagai kendala di kondisi riil, misalnya kurangnya familiarisasi pasien terhadap menstrual cup dan kesulitan membersihkan serta menyimpan menstrual cup terutama di area berpenghasilan rendah.[1]
Suatu penelitian terhadap sekelompok pelajar perempuan berusia 18–24 tahun di Afrika Selatan mengevaluasi penerimaan jangka panjang terhadap menstrual cup setelah edukasi dan pelatihan. Para pelajar tersebut diikuti hingga 12 bulan, dengan total 509 pelajar terdaftar. Pembalut sekali pakai adalah produk higiene menstruasi utama yang digunakan dalam 3 bulan sebelum wawancara awal (95,5%, n¼486), sementara 8,1% (n¼41) pelajar melaporkan bahwa mereka menggunakan tisu toilet atau koran.[1,6]
Dari 463 (91%) pelajar yang diwawancarai pada tindak lanjut 1 bulan, 86% melaporkan bahwa mereka telah mencoba menggunakan menstrual cup. Terdapat laporan yang beragam tentang kemudahan pemasangan dan pelepasan pada penggunaan pertama. Dari mereka yang mencoba menggunakan, setengahnya (49,5%, n¼197) melaporkan bahwa pemasangan pada penggunaan pertama sangat mudah atau cukup mudah.[1,6]
Dari mereka yang tidak merasa mudah, 80% melaporkan bahwa diperlukan 2–3 kali pemasangan untuk mendapatkan kenyamanan. Mayoritas yang telah menggunakan menstrual cup (>90%) melaporkan bahwa mereka akan terus menggunakannya pada setiap kunjungan tindak lanjut.[1,6]
Cara Pemakaian Menstrual Cup
Menstrual cup merupakan alat berbentuk corong kecil dan fleksibel yang terbuat dari karet atau silikon yang dapat dimasukkan ke dalam vagina untuk menampung darah menstruasi. Menstrual cup dapat digunakan berkali-kali, berbeda dengan pembalut wanita yang sekali pakai. Menstrual cup cukup ramah lingkungan dan dapat digunakan selama 12 jam saat menstruasi sedangkan tampon dan pembalut hanya untuk 4-6 jam pemakaian. Namun, ada juga menstrual cup yang ditujukan untuk sekali pakai.[8,9]
Menggunakan menstrual cup untuk pertama kalinya mungkin terasa tidak nyaman, tetapi penggunaan lubrikan pada menstrual cup dapat membantu prosesnya. Sebelum memasukkan menstrual cup, cuci tangan dengan bersih. Lalu, basahi tepian menstrual cup dengan air atau lubrikan berbahan dasar air. Menstrual cup yang basah jauh lebih mudah dimasukkan.[8,9]
Setelah mencuci tangan dan mengaplikasikan lubrikan pada menstrual cup, jongkok atau angkat salah satu kaki di toilet. Sebagian orang lebih suka jongkok, sementara yang lain merasa lebih baik jika mengangkat salah satu kaki lebih tinggi. Opsi yang lain adalah duduk di toilet sambil merentangkan kedua kaki.[8,9]
Setelah itu, lipat menstrual cup menjadi dua dengan rapat, pegang dengan satu tangan dengan tepi menghadap ke atas. Masukkan menstrual cup ke dalam vagina seperti memasukkan tampon tanpa aplikator, dengan tepi menghadap ke atas. Menstrual cup harus berada beberapa cm di bawah serviks. Setelah cup berada dalam vagina, putar cup. Cup akan terbuka dengan sendirinya untuk menciptakan segel kedap udara yang menghentikan kebocoran.[8,9]
Cara Mengeluarkan Menstrual Cup
Menstrual cup dapat digunakan selama 6–12 jam, tergantung mengalami aliran darah yang deras atau tidak. Jika menstrual cup penuh sebelum itu, harus mengosongkannya lebih awal untuk menghindari kebocoran. Untuk mengeluarkan menstrual cup, langkah yang dilakukan adalah:
- Cuci tangan sampai bersih
- Masukkan jari telunjuk dan ibu jari ke dalam vagina, lalu tarik tangkai cup dengan lembut hingga dapat mencapai alasnya
- Jepit alasnya untuk melepaskan segel dan tarik ke bawah untuk mengeluarkan cup dari vagina[8,9]
Kesimpulan
Menstrual cup merupakan salah satu opsi produk menstruasi yang selama ini mungkin kurang dikenal jika dibandingkan pembalut, celana menstruasi, dan tampon. Akan tetapi studi menunjukkan bahwa menstrual cup memiliki profil keamanan yang baik dan juga keunggulan sendiri. Keunggulan menstrual cup adalah alat ini bisa digunakan berulang sehingga berpotensi untuk mengurangi limbah dan mengurangi biaya bagi wanita jika dibandingkan dengan produk menstruasi lain yang bersifat sekali pakai.
Menstrual cup juga bisa digunakan dalam waktu yang lebih lama (6–12 jam) tergantung pada banyaknya aliran darah. Menstrual cup juga dilaporkan tidak meningkatkan risiko efek samping infeksi. Namun, beberapa efek samping tetap perlu diwaspadai, misalnya nyeri atau luka pada vagina, alergi, dan dislodgement IUD jika menggunakan IUD.
Penerimaan menstrual cup oleh wanita mungkin akan dipengaruhi oleh ada tidaknya edukasi yang adekuat dan faktor budaya tertentu. Selain itu, kendala lain yang mungkin menghambat penerimaan menstrual cup adalah kesulitan untuk membersihkan dan mengganti menstrual cup di tempat umum, serta kesulitan penyimpanan, terutama di daerah berpendapatan rendah.