Pemeriksaan Rektal Tidak Bermanfaat dalam Diagnosis Appendicitis Akut

Oleh :
dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS

Pemeriksaan rektal dalam bentuk colok dubur atau digital rectal examination sering dianggap bermanfaat dalam menegakkan diagnosis appendicitis akut. Namun, pemeriksaan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien dan banyak klinisi belum mengetahui seberapa baik nilai diagnostiknya. Appendicitis akut adalah salah satu penyebab tersering akut abdomen.

Penegakan diagnosis appendicitis akut terkadang sulit karena presentasi klinis yang atipikal dan tumpang tindih dengan penyakit lain. Keterlambatan penegakan diagnosis dapat menyebabkan perforasi dari apendiks, yang dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk. Oleh karena itu, diagnosis appendicitis yang cepat dan akurat sangat penting. Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik memiliki peran penting dalam penegakan diagnosis appendicitis akut.[1,2]

PemeriksaanRektalTidakBermanfaatdalamDiagnosisAppendicitisAkut-min

Dalam pemeriksaan fisik untuk evaluasi appendicitis, pemeriksaan rektal berupa digital rectal examination (DRE) telah dianggap sebagai pemeriksaan yang diperlukan. Pemeriksaan rektal ini sering dikerjakan pada kasus akut abdomen. Namun, di sisi lain, beberapa laporan menemukan bahwa pemeriksaan rektal jarang memberikan informasi yang berguna untuk diagnosis appendicitis akut  dan sering menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.[3-5]

Peran Pemeriksaan Rektal dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis Akut

Pemeriksaan rektal telah lama dianggap sebagai komponen penting dalam evaluasi pasien yang dicurigai appendicitis akut. Pemeriksaan rektal dalam kondisi appendicitis akut masih diajarkan dalam pengajaran tradisional pada sebagian besar buku teks bedah.

Pada  Cope's Early Diagnosis of Acute Abdomen edisi ke-19, disebutkan bahwa pemeriksaan rektal berupa digital rectal examination (colok dubur atau rectal toucher) memiliki peran penting dan informatif karena dapat memunculkan nyeri yang berasal dari apendiks yang meradang dan bengkak. Pemeriksaan rektal juga dianggap perlu ketika dicurigai adanya diagnosis banding lain di luar appendicitis, termasuk perdarahan gastrointestinal, prostatitis, dan massa atau abses perirektal.[6]

Selain itu, dalam buku Schwartz’s Principles of Surgery edisi ke 10, disebutkan pula bahwa pada kondisi di mana letak apendiks mengarah ke pelvis, pemeriksaan abdomen bisa tidak mendeteksi appendicitis akut, sehingga dapat terjadi misdiagnosis. Pada kondisi seperti ini, pemeriksaan rektal sangat diperlukan untuk mendeteksi appendicitis akut.[7,8]

Namun, digital rectal examination bisa sangat tidak nyaman dan dapat menimbulkan trauma emosional dan fisik pada pasien, terutama anak-anak. Dickson dan Mackinlay pada studinya menemukan bahwa pemeriksaan rektal menyebabkan ketidaknyamanan yang berat pada hampir sepertiga dari semua anak dengan appendicitis akut.

Pemeriksaan digital rectal examination, dikatakan positif pada appendicitis akut jika terdapat nyeri pada rektum kanan atau anterior, hanya ditemukan positif pada setengah dari pasien dengan appendicitis akut. Pada 90% kasus appendicitis akut, penegakan diagnosis dapat diperoleh dari anamnesis dan  pemeriksaan fisik abdomen saja.  Dickson dan Mackinlay menyatakan bahwa pemeriksaan rektal tidak perlu dilakukan pada anak-anak dengan kecurigaan appendicitis kecuali jika diagnosis masih belum pasti setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik abdomen.[9]

Nilai Diagnostik Pemeriksaan Rektal pada Appendicitis Akut

Dixon et al melakukan studi skala besar mengenai pemeriksaan rektal pada pasien dengan kemungkinan appendicitis akut. Studi ini melibatkan 1204 pasien, dengan rentang usia 7 hingga 87 tahun, dengan keluhan utama nyeri perut kuadran kanan bawah, 85% (1024 pasien) menjalani digital rectal examination.

Hasil dari studi menunjukkan bahwa pemeriksaan rektal tidak membuat perbedaan dalam rencana manajemen untuk setiap pasien. Data menunjukkan bahwa tanda-tanda fisik yang paling penting adalah rigiditas abdomen, yang ditemukan lebih baik sebagai prediktor appendicitis. Temuan nyeri rektum sisi kanan pada digital rectal examination disebutkan tidak sensitif ataupun spesifik untuk appendicitis akut.[9]

Suatu studi retrospektif mengenai pemeriksaan rektal pada anak-anak dengan rentang usia 2 hingga 12 tahun dengan nyeri perut, melibatkan 1140 pasien di mana hanya 5% (56 anak) anak menjalani digital rectal examination. Studi ini menemukan bahwa hanya 25%  pasien dengan appendicitis akut memiliki hasil positif pada digital rectal examination. Namun, pada penelitian ini tidak dijelaskan apakah temuan ini menambah nilai diagnostik akhir atau memengaruhi manajemen pasien.[10]

Sebuah meta analisis pada tahun 2015 melaporkan hasil tinjauan terhadap 19 studi dengan jumlah total pasien 7511 pasien. Studi ditujukan untuk menilai manfaat dari digital rectal examination dalam penegakan diagnosis appendicitis akut. Hasil studi menunjukkan bahwa sensitivitas dan spesifisitas digital rectal examination masing-masing adalah 0,49 dan 0,61.

Sedangkan rasio kemungkinan positif dan negatif masing-masing adalah 1,24  dan 0,85. Dari data yang didapatkan, peneliti menyimpulkan bahwa appendicitis akut tidak dapat ditegakkan maupun disingkirkan melalui hasil digital rectal examination.[7]

Kesimpulan

Bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa appendicitis akut tidak dapat ditegakkan maupun disingkirkan dengan digital rectal examination. Perlu dilakukan pertimbangan ulang terkait pengajaran tradisional bahwa colok dubur harus dilakukan secara rutin pada semua pasien dengan dugaan appendicitis. Pada kondisi di mana tidak didapatkan tanda-tanda khas pada pemeriksaan fisik abdomen yang mengarah pada appendicitis, digital rectal examination mungkin masih bermanfaat dalam membantu investigasi, terutama jika pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen tidak tersedia.

Referensi