Penggunaan Kortikosteroid Inhalasi Dosis Tinggi pada Asma Eksaserbasi

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan

Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi telah direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada semua tingkat keparahan asma eksaserbasi. Pemahaman mengenai peran kortikosteroid inhalasi dosis tinggi dalam asma eksaserbasi penting diketahui agar tatalaksana yang diberikan tepat.[1]

Asma bronkial merupakan penyakit saluran napas kronik. Global Asthma Report 2018 melaporkan setidaknya 339 juta orang hidup dengan asma. Studi yang dilakukan oleh Dougherty et al. pada tahun 2009 melaporkan di Amerika Serikat, setiap tahunnya terdapat 15 juta kunjungan rawat jalan, 2 juta kunjungan kegawatdaruratan dan 500.000 rawat inap untuk manajemen asma akut. Hanya 20% dari pasien dengan asma eksaserbasi yang membutuhkan perawatan di ruang gawat darurat atau rawat inap. Pasien inilah yang menyumbang 80% dari direct cost.[2]

Pada penelitian yang dilakukan oleh Suruki, et al terhadap eksaserbasi asma di Inggris dan Amerika Serikat, pasien dengan severe controlled asthma mengalami eksaserbasi dibawah 0,5 kali per tahun, sedangkan pada severe uncontrolled asthma tingkat eksaserbasi melonjak tajam menjadi 1 kali pertahun. GINA  2019 tidak merekomendasikan pemberian short acting beta agonist (SABA) sebagai monoterapi pada asma eksaserbasi akut, namun kombinasi SABA dengan kortikosteroid inhalasi inhalasi sebagai tatalaksana awal.[3-5]

Referensi