Kontroversi Benzodiazepin sebagai Tata Laksana Delirium

Oleh :
dr. Damba Bestari, Sp.KJ

Benzodiazepin umum digunakan sebagai obat sedasi pada delirium akut. Beberapa studi menyatakan bahwa belum ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan benzodiazepin, kecuali pada kasus tertentu, yaitu delirium terminal dan delirium tremens. Penggunaan benzodiazepine di luar kedua indikasi tersebut masih harus diselidiki dan dilakukan dengan hati-hati karena obat ini mempunyai risiko mencetuskan atau memperburuk delirium dan sedasi berlebih.

Delirium merupakan kondisi yang paling sering muncul sebagai komplikasi neurologis pada pasien dengan kondisi kritis. Delirium dapat terjadi pada 11–24% pasien rawat inap di rumah sakit. Kondisi ini berdampak pada morbiditas, mortalitas, dan finansial pasien maupun keluarga. Oleh karena itu, tata laksananya harus dilakukan dengan segera dan secara terintegrasi, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis.[1]

Sekilas tentang Delirium

Referensi