Efektif Tidaknya Nicotinamide Adenine Dinucleotide untuk Anti-Aging

Oleh :
dr. Nurul Falah

Efektivitas suplementasi nicotinamide adenine dinucleotide atau NAD+ untuk anti-aging dilaporkan menjanjikan tetapi masih didukung bukti klinis yang terbatas. Dalam media sosial, penggunaan prekursor NAD+ seperti nicotinamide mononucleotide atau NMN diklaim bisa meningkatkan metabolisme, memperlambat proses penuaan, dan menekan terjadinya penyakit degeneratif. Namun, hal ini sebenarnya belum didukung oleh bukti klinis yang memadai.[1-3]

Nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+) merupakan koenzim esensial yang secara alami ada dalam sel tubuh dan berperan penting dalam berbagai proses metabolisme, termasuk produksi energi, perbaikan DNA, dan regulasi irama sirkadian. NAD+ pertama kali diidentifikasi karena perannya dalam mengatur laju metabolisme dalam ekstrak ragi dan kemudian sebagai akseptor hidrida utama dalam reaksi redoks.[1,4]

Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Sekilas Mengenai Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Kemampuan NAD+ untuk menerima ion hidrida dan membentuk versi tereduksinya (NADH) berperan penting untuk mendukung reaksi metabolisme dan mengatur aktivitas dehidrogenase, yang terlibat dalam berbagai jalur katabolik, termasuk glutaminolisis, glikolisis, dan oksidasi asam lemak.[4,5]

Kadar NAD+ menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini dikaitkan dengan berbagai penyakit terkait penuaan (aging), seperti neurodegenerasi, penyakit kardiovaskular, dan berbagai gangguan metabolik.[4,5]

Studi terbaru menunjukkan bahwa suplementasi prekursor NAD, seperti nicotinamide riboside (NR) atau nicotinamide mononucleotide (NMN), dapat meningkatkan kadar NAD+ dalam tubuh dan berpotensi memperlambat proses penuaan.[6,7]

Peran Nicotinamide Adenine Dinucleotide dalam Metabolisme dan Perbaikan DNA

Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD+) berfungsi sebagai kofaktor penting untuk enzim seperti sirtuin (SIRTs) dan poly(ADP-ribose) polymerase (PARP), yang berperan dalam perbaikan kerusakan DNA dan menjaga stabilitas genom. Penurunan kadar NAD+ seiring pertambahan usia dapat mengganggu fungsi enzim-enzim ini, sehingga mempercepat akumulasi kerusakan DNA dan disfungsi sel.[8]

Studi pada hewan menunjukkan bahwa peningkatan kadar NAD+ melalui suplementasi NMN dapat meningkatkan aktivitas SIRT1, yang berkontribusi pada peningkatan fungsi mitokondria dan umur sel.[9]

NAD+ dan Kaitannya dengan Penyakit Degeneratif

Kadar NAD+ yang rendah telah dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Studi menunjukkan bahwa peningkatan NAD+ melindungi neuron dari stres oksidatif dan peradangan melalui aktivasi sirtuin dan perbaikan mitokondria. Selain itu, uji klinis awal pada manusia menunjukkan bahwa suplementasi prekursor NAD+ dapat meningkatkan fungsi kognitif dan resistensi insulin lansia.[10,11]

Mekanisme Aging dan Kaitannya dengan Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Selama proses penuaan, kadar NAD+ dalam sel perlahan menurun dan enzim yang dibutuhkan dalam proses degradasi dan biosintesis NAD+ juga mengalami perubahan. Selain itu, penurunan kadar NAD+ selama penuaan dikaitkan dengan perkembangan dan progresivitas penyakit-penyakit terkait penuaan, termasuk aterosklerosis, arthritis, hipertensi, penurunan kognitif, diabetes, dan kanker.[1,4]

Semua proses penuaan dan penyakit terkait penuaan diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari suplementasi NAD+. Optimalisasi kadar NAD+ dengan prekursor diet dan dengan menarget enzim degradasi NAD+ menggunakan inhibitor molekul kecil telah dipertimbangkan sebagai strategi terapeutik untuk memulihkan kadar NAD+.[1,4]

Bukti terkait Efikasi Nicotinamide Adenine Dinucleotide untuk Anti-Aging

Salah satu pendekatan terapeutik untuk memperbaiki kadar NAD+ adalah dengan penggunaan suplementasi diet, yakni prekursor NAD+ seperti NMN dan NR. Beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa peningkatan kadar NAD+ dapat memperbaiki metabolisme, membantu penurunan berat, dan meningkatkan daya tahan fisik.[1,4]

Suatu studi acak buta-ganda yang terkontrol membandingkan manfaat NR dan plasebo pada 30 subjek pria dan wanita berusia 55–99 tahun. Studi ini menunjukkan bahwa NR dapat ditoleransi dengan baik dan efektif untuk menstimulasi metabolisme NAD+ hingga 60% pada orang dewasa dan lansia dibandingkan dengan plasebo.[11]

Studi acak lainnya yang terkontrol-plasebo dan buta ganda di Jepang juga menelaah manfaat NMN pada 30 subjek yang sehat, di mana 15 orang diberikan NMN dengan dosis 250 mg/hari dan 15 orang diberikan plasebo selama 12 minggu. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pemberian NMN 250 mg/hari per oral selama 4, 8, dan 12 minggu secara signifikan meningkatkan konsentrasi NAD+, masing-masing sebanyak 2,5 kali lipat, 2 kali lipat, dan 1,7 kali lipat dalam darah lengkap.[2]

Namun, studi-studi klinis yang ada masih berskala kecil. Selain itu, luaran yang dinilai juga masih merupakan luaran laboratorium, sehingga efikasi untuk luaran klinis masih belum dapat dipastikan. Studi klinis lebih lanjut dengan jumlah partisipan lebih banyak dan luaran klinis yang lebih relevan masih diperlukan untuk konfirmasi efikasi.[1-4]

Profil Keamanan Suplementasi Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Meskipun sebagian besar suplemen NAD+ dianggap aman untuk dikonsumsi, efek samping dapat terjadi, terutama pada penggunaan dalam dosis tinggi. Beberapa efek samping yang dilaporkan termasuk gemetar, fatigue, sakit kepala, ruam pada kulit, mual, kelelahan, dan gangguan pencernaan.[1,4]

Pada tanggal 10 November 2022, FDA melarang penggunaan NMN sebagai suplemen kesehatan karena NMN masih akan diinvestigasi lagi efikasi dan profil keamanannya secara lebih mendalam sebagai obat baru.[1-3]

Kesimpulan

Penggunaan prekursor NAD+ seperti nicotinamide mononucleotide atau NMN diklaim mampu meningkatkan metabolisme, memperlambat proses penuaan, dan menekan terjadinya penyakit degeneratif. Namun, bukti klinis terkait hal ini belum memadai.

Beberapa studi yang ada saat ini memang menunjukkan bahwa peningkatan kadar NAD+ dengan menggunakan prekursor NAD+ seperti NMN dan NR dapat menjadi strategi potensial untuk memperlambat penuaan atau mencegah penyakit degeneratif. Namun, studi klinis masih melibatkan jumlah sampel kecil dan masih mengevaluasi luaran laboratorium, bukan luaran klinis yang bermakna. Studi klinis lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar dan luaran klinis yang lebih relevan masih diperlukan.

Referensi