Bukti ilmiah menunjukkan terdapat keterkaitan timbal balik antara diabetes dan penyakit periodontal. Diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit periodontal, sedangkan penyakit periodontal juga berpengaruh negatif pada kontrol glikemik.[1,2]
Penyakit periodontal, atau yang sering disebut sebagai periodontitis, merupakan kondisi inflamasi pada jaringan penyangga gigi, seperti gingiva, tulang alveolar, sementum, dan ligamen periodontal. Awal mula periodontitis berkaitan dengan akumulasi plak pada gigi dan attached gingiva. Akumulasi plak ini kemudian akan menjadi gingivitis, dan jika tidak ditangani dengan adekuat, akan menyebabkan terjadinya periodontitis.
Di sisi lain, diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang mempengaruhi regulasi gula darah. Risiko mengalami periodontitis meningkat hingga 3 kali lipat pada pasien dengan diabetes.[1]
Penyakit Periodontal Sebagai Faktor Risiko Diabetes
Penelitian-penelitian dalam beberapa dekade terakhir telah mengungkap bahwa individu dengan penyakit periodontal memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita diabetes mellitus tipe 2. Proses inflamasi yang kronis dalam penyakit periodontal mempengaruhi kontrol glikemik dan memicu resistensi insulin. Hal ini, bersama dengan peningkatan inflamasi sistemik, dapat memicu timbulnya diabetes atau memperparah kondisi diabetes yang sudah ada.[3-6]
Periodontitis Memicu Resistensi Insulin
Periodontitis dapat memicu terjadinya resistensi insulin melalui beberapa cara, yang pertama melalui bakteremia. Infeksi bakteri pada periodontitis dapat menginisiasi terjadinya inflamasi dan bakteremia yang menyebar melalui pembuluh darah. Ketika infeksi dan inflamasi menyebar, hal ini akan mengganggu mekanisme sensitivitas insulin dan mengganggu regulasi gula darah.
Mekanisme yang kedua adalah akibat pelepasan sitokin dan interleukin. Selama terjadi periodontitis, sel-sel imun melepaskan mediator inflamasi, seperti sitokin dan interleukin. Beberapa diantaranya, yaitu TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor Alpha) dan IL-6 (Interleukin-6), diketahui berperan dalam mengganggu respons insulin. Kedua mediator ini dapat menghambat jalur sinyal insulin dan mengurangi kemampuan sel-sel tubuh untuk merespons insulin dengan baik.
Selain itu, periodontitis dapat menyebabkan deposit leukosit di dalam jaringan gingiva. Leukosit yang berlebihan ini dapat memperburuk inflamasi dan melepaskan lebih banyak mediator inflamasi, yang memengaruhi sensitivitas insulin. Inflamasi yang terkait dengan periodontitis juga dapat menyebabkan kondisi stres oksidatif, yang selanjutnya dapat merusak sel dan membran sel, termasuk sel yang merespon insulin. Peningkatan C-Reaktif Protein (CRP) selama inflamasi pada periodontitis juga telah dikaitkan dengan resistensi insulin.[3-6]
Diabetes Sebagai Faktor Risiko Penyakit Periodontal
Individu dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita periodontitis. Hal ini dapat terjadi karena kondisi hiperglikemia memberikan lingkungan yang menguntungkan bagi bakteri penyebab penyakit periodontal untuk tumbuh dan berkembang. Diabetes juga dapat menyebabkan mikroangiopati yang akan menyebabkan kurangnya aliran darah ke gingiva dan membatasi kemampuan sistem imun untuk merespons infeksi bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya periodontitis.
Selain itu, kondisi diabetes juga dapat menginisiasi terjadinya supresi respons imun. Kadar glukosa yang berlebih di dalam darah dapat mempengaruhi sel imun, seperti neutrofil, yang merupakan sel yang penting untuk melawan infeksi. Hal ini dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan bakteri penyebab periodontitis.
Kondisi hiperglikemia dan efek diabetes pada sistem mikrovaskular juga dapat memengaruhi produksi dan sirkulasi saliva. Saliva memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan bakteri di mulut dan membersihkan partikel makanan. Menurunnya sirkulasi saliva dapat memperburuk kondisi yang menguntungkan pertumbuhan bakteri penyebab periodontitis, seperti Porphyromonas gingivalis.[1,7-10]
Implikasi Klinis dari Hubungan Dua Arah Antara Penyakit Periodontal dan Diabetes
Hubungan dua arah antara periodontitis dan diabetes memiliki dampak serius pada kesehatan keseluruhan pada individu yang menderitanya. Pasien dengan diabetes dan periodontitis harus memahami pentingnya perawatan gigi yang baik dan pengelolaan diabetes yang tepat. Hal ini melibatkan pemeliharaan oral hygiene, pemeriksaan rutin gula darah dan kesehatan gigi, serta kepatuhan pada rencana pengobatan yang direkomendasikan.[6,8,10]
Peningkatan Risiko Kesehatan
Selain menjadi faktor risiko satu sama lain, diabetes dan penyakit periodontal juga bisa menyebabkan perburukan klinis dan peningkatan risiko kesehatan.
Kejadian makroalbuminuria mengalami peningkatan dua kali lipat pada individu yang mengidap diabetes dan juga menderita periodontitis berat bila dibandingkan dengan individu yang memiliki diabetes namun tidak mengalami periodontitis berat. Selain itu, perkembangan penyakit ginjal tahap akhir dilaporkan meningkat tiga kali lipat.
Risiko kematian akibat masalah jantung dan ginjal, seperti infark miokard dan nefropati diabetik, dilaporkan tiga kali lebih tinggi pada penderita diabetes yang mengalami periodontitis berat daripada penderita diabetes yang tidak mengalami masalah periodontitis yang serupa.
Studi juga menunjukkan bahwa pengobatan periodontitis berkaitan dengan penurunan kadar HbA1c sekitar 0,4%. Atas dasar ini, kesehatan gigi dan gusi harus ditekankan sebagai bagian penting dalam pengelolaan diabetes secara keseluruhan.[1]
Kontrol Gula Darah
Pengontrolan kadar gula darah yang ketat dalam kondisi diabetes adalah langkah penting dalam mencegah atau mengurangi perkembangan penyakit periodontal. Hal ini dapat dicapai melalui pemantauan rutin, penggunaan obat antidiabetik, dan perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kontrol glikemik.[6,8,10]
Pengelolaan dan Pencegahan Periodontitis
Tindakan pencegahan dan penatalaksanaan periodontitis, seperti scaling dan root planning, diperlukan tidak hanya untuk kesehatan gigi tapi perlu dianggap sebagai bagian dalam pengendalian diabetes. Mengurangi kondisi inflamasi pada jaringan periodontal dapat membantu meningkatkan respons tubuh terhadap insulin, sehingga membantu menstabilkan gula darah.[6,8,10]
Kesimpulan
Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa penyakit periodontitis dan diabetes memiliki hubungan dua arah. Kedua penyakit ini dapat menjadi faktor risiko satu sama lain dan juga meningkatkan keparahan klinis satu sama lain. Atas dasar ini, kontrol glikemik dengan memenuhi target HbA1c perlu ditekankan pada pasien diabetes untuk pencegahan penyakit periodontal, sedangkan perawatan gigi juga harus menjadi bagian dari manajemen kontrol glikemik pasien diabetes.