Hubungan Isotretinoin dan Penyakit Inflammatory Bowel Disease

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Isotretinoin diduga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit inflammatory bowel disease, khususnya tipe kolitis ulseratif. Walau demikian, bukti ilmiah terkait peningkatan risiko ini masih inkonsisten dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Isotretinoin adalah obat antiakne yang pertama kali diterima oleh FDA tahun 1982. Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi progresivitas siklus sel, diferensiasi sel, ketahanan sel dan apoptosis. Isotretinoin menurunkan produksi sebum secara signifikan, mempengaruhi komedogenesis, menurunkan koloni Propionibacterium acnes dan memiliki efek antiinflamasi.[1] Penggunaan isotretinoin biasanya diindikasikan  pada kasus jerawat yang parah dan tidak berespon dengan terapi lainnya. Walaupun demikian, angka remisi pada penggunaan isotretinoin cukup tinggi, yakni sekitar 98%.[2]

Beberapa efek samping dilaporkan pada penggunaan isotretinoin oral untuk acne vulgaris. Pada 1 dari 4 pengguna isotretinoin, ditemukan peningkatan kadar trigliserida plasma yang dapat diasosiasikan dengan onset gejala pankreatitis akut. Isotretinoin juga dapat menyebabkan sedikit penurunan kadar kolestrol HDL plasma dan peningkatan kadar kolestrol LDL dan VLDL plasma. Perubahan pada kadar trigliserida dapat terjadi, namun terjadi secara reversibel. Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah muntah, perdarahan gastrointestinal, appendicitis, inflamasi saluran cerna, esofagitis, anoreksia, penurunan berat badan, dan kolitis ulseratif. Pengguna isotretinoin juga sering mengeluhkan mual, diare dan nyeri perut.[3] Penelitian juga menemukan bahwa penggunaan isotretinoin dapat memperburuk gejala inflamasi.

Referensi