Alo dokter, Ijin konsul dok. Pasien laki2 usia 43 thn, TD: 160/100 mmHg. Pasien mengaku bahwa tensinya memang sering tinggi sejak setengah tahun belakangan....
Obat hipertensi apakah boleh diberikan sementara - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Obat hipertensi apakah boleh diberikan sementara
Dibalas 19 Desember 2023, 12:58
dr.Pittara Pansawira
Dokter Umum
Alo dokter,
Ijin konsul dok. Pasien laki2 usia 43 thn, TD: 160/100 mmHg. Pasien mengaku bahwa tensinya memang sering tinggi sejak setengah tahun belakangan. Pasien mengeluh tidak bisa tidur karena menderita sinusitis kronis sehingga ketika tidur sering mengalami sleep apnea. Pasien akan menjalani operasi Januari 2024 mendatang.
TB pasien 178 cm, BB 115 kg. IMT 36
Pasien rutin olahraga sepeda selama 50 menit 5x seminggu.
Pertanyaan saya, apakah boleh pada pasien tersebut kita resepkan obat antihipertensi?
Jika ya, apakah perlu diteruskan pasca operasi (diharapkan pasca operasi pasien bisa tidur nyenyak)?
Terima kasih dok. Salam sehat
Dibuat 18 Desember 2023, 15:55
18 Desember 2023, 18:50
dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alo dokter,
Jika kesimpulan kita adalah bahwa pasien ini mengalami hipertensi sekunder akibat OSA nya, maka jika OSA nya teratasi, maka harapan kita memang adalah tensinya menjadi normal kembali. Seperti halnya saran kita mengenai lifestyle modification yg juga dapat menurunkan tekanan darah, yang kita anjurkan sebelum atau bersamaan dengan saat medikamentosa dimulai. Pada konteks kasus pasien Anda, jika mmg konsisten HT gr II dalam pengukuran saya akan memulai saja terapi antihipertensi nya dulu sambil mempersiapkan operasi nya jika mmg direncanakan. Karena bagaimana pun juga tekanan darah normal juga dibutuhkan untuk optimalisasi kondisi pra dan intraoperative.
Jika kemudian setelah operasi tekanan darahnya membaik, dan dalam follow up nya tekanan darah selalu normal setelah di down titrasi bahkan tanpa tanpa obat sekalipun, maka tentu saja kita bisa menyetop obat antihipertensi nya, dok.
Jika kesimpulan kita adalah bahwa pasien ini mengalami hipertensi sekunder akibat OSA nya, maka jika OSA nya teratasi, maka harapan kita memang adalah tensinya menjadi normal kembali. Seperti halnya saran kita mengenai lifestyle modification yg juga dapat menurunkan tekanan darah, yang kita anjurkan sebelum atau bersamaan dengan saat medikamentosa dimulai. Pada konteks kasus pasien Anda, jika mmg konsisten HT gr II dalam pengukuran saya akan memulai saja terapi antihipertensi nya dulu sambil mempersiapkan operasi nya jika mmg direncanakan. Karena bagaimana pun juga tekanan darah normal juga dibutuhkan untuk optimalisasi kondisi pra dan intraoperative.
Jika kemudian setelah operasi tekanan darahnya membaik, dan dalam follow up nya tekanan darah selalu normal setelah di down titrasi bahkan tanpa tanpa obat sekalipun, maka tentu saja kita bisa menyetop obat antihipertensi nya, dok.
19 Desember 2023, 04:03
dr.Taufik Hidayat, MM., MKed(Cardio), SpJP, FIHA
Dokter Spesialis Jantung
Bagus sekali diskusinya dokter. Saya akan mencoba memberikan pandangan saya. Bahwasanya, pasien ini dengan TDS > 140 selayaknya kita memberikan obat antihipertensi sbg medication utk kondisi yg dialami pasien. Dan saya jg setuju dimana HT di pasien jg dikarenakan kondisi OSA yg diderita oleh pasien. Saya mengutip sebuah kesimpulan suatu jurnal, begini, "As many as half of all patients with sleep apnea may have underlying hypertension, and many patients with hypertension, particularly resistant hypertension, may have OSA. In fact, there seems to be an interaction between OSA severity and resistance to antihypertensive medications". Nah, ada hubungan antara OSA dgn kejadian hipertensi di pasien ini. Kemudian kita juga melihat ke IMT/BMI pasien yg bisa kita nilai sebagai Obesity Class 2, jg ada kaitannya dengan kejadian hipertensi kemudian waktu. Berikut saya kutip penggalan dari sebuah jurnal jg, begini, "The mechanisms through which obesity causes hypertension are complex and include sympathetic nervous system overactivation, stimulation of the renin-angiotensin-aldosterone system, alterations in adipose-derived cytokines, insulin resistance, and structural and functional renal changes." Jd, tdk hanya menyesuaikan kembali antara BB dan TB, tetapi jg mengatasi OSA pasien, dan jg memberikan obat² antihipertensi sesuai guideline AHA ataupun ESC terhadap pasien. Jika memungkinkan, dokter bisa juga kolaborasi dengan dokter spesialis gizi klinik utk upaya agar pasien dpt mencapai BB ideal sesuai dengan TB pasien sendiri dengan diet yg sehat tentunya. Terima kasih.
19 Desember 2023, 10:37
dr.Pittara Pansawira
Dokter Umum
Terima kasih atas jawabannya dok. Salam sehat
19 Desember 2023, 12:58
dr.Taufik Hidayat, MM., MKed(Cardio), SpJP, FIHA
Dokter Spesialis Jantung
"Patients with hypertension commonly complain of insomnia. Hypertension adults have reported an increased risk of insomnia, with a risk ratio of 1.5 to 3.18 [2, 3]. Several studies have reported that adults with hypertension have an increased risk of insomnia" sebagian penggalan saya kutip dari sebuah jurnal dok. Semoga bs menjawab pertanyaan dokter.
18 Desember 2023, 18:51
dr.Pittara Pansawira
Dokter Umum
Alo dok, terima kasih banyak atas jawabannya
18 Desember 2023, 16:19
dr.Pittara Pansawira
Dokter Umum
Mungkin hipertensinya karena sulit tidur kronis jg ya dok?