Beban kerja dan gaji dokter IGD - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter. Mohon pendapat dan 2nd opinion dari dokter sekalian. Saya seorang dokter umum di RS swasta tipe C di sebuah kabupaten kecil di Jawa. Dalam...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Beban kerja dan gaji dokter IGD

    Dibalas 11 Oktober 2024, 12:29
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter.

    Mohon pendapat dan 2nd opinion dari dokter sekalian.

    Saya seorang dokter umum di RS swasta tipe C di sebuah kabupaten kecil di Jawa. Dalam sebulan biasanya saya mendapat jatah jaga 10-13 kali. Untuk sistem jaga, saya jaga IGD dan juga menangani pasien konsulan ruangan. Di RS saya ada kebijakan perawat tidak boleh konsultasi ke dokter spesialis langsung, jadi biasanya dokter IGD juga harus ke ruangan. Untuk fee jaga UD 120k jaga siang 160k jaga malam, dengan tambahan fee 20k/pasien. Sebagai pembanding RS lain di kota saya ada yg UDnya 200k tiap jaga. Kemudian saat ini ada wacana baru dokter umum yang jaga harus mendampingi pasien SC jika dokter anak tidak bisa mendampingi.

    Menurut dokter sekalian, apakah beban kerja tersebut sudah sangat lumrah atau tergolong berat? Karna jujur saya baru pernah bekerja dengan banyak job desk seperti ini. Selama koas dan iship, tugas dokter sudah terpetakan dengan jelas. Dokter IGD ya hanya di IGD, ada dokter ruangan yang memang fungsinya menangani pasien ruangan dan mendampingi SC jika diperlukan.

09 Oktober 2024, 21:18
dr. Adriswan, SpOG
dr. Adriswan, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
Sabar dokter.ingat!saat kita menggerutu kita malah capek sendiri.kalau kita tinggalkan pekerjaan itu masih banyak yang ngantri di belakang kita.Itulah Indonesia dok.dokter disuruh mandiri mencari penghasilan.Apalagi sekarang pembiayaan dari bpjs dg bajet terbatas.ditambah lagi ada pihak ketiga yg pingin dapat untung dari penghasilan RS.tapi dokter lumayan perpasiennya masih diberi 20rb.ada yang malah nggak jelas hitungannya bahkan dibuat "seabsurd"mungkin.memang uang jaganya 200rb per shift.
Lagi lagi begitulah adanya, katanya dokter dibutuhkan,tapi biaya sekolah tidak dibayar negara, katanya sekolahnya sudah disubsidi, tapi bayarnya juga masih mahal aja.eeeh pas tamat disuruh meniru supir angkot dalam mencari penghasilan semakin banyak penumpangnya semakin besar terimanya, bahkan ada juga yg memepet angkot lain.kalau PNS malah digaji seperti PNS kebanyakan walaupun saat masuk fakultasnya agak dipilih bibit yang terbaik, krn pekerjaannya tidak boleh salah. Bagi saya, agar saya terhibur, saya jadikan keberhasilan kita menolong orang sebagai reward diri.setiap pekerjaan yg kita kerjakan adalah tambahan "ilmu dan pengalaman" yg membuat kita semakin perfek.setiap kebaikan pasti akan diberi jalan menuju kebaikan juga setidaknya keyakinan seperti itu membuat kita akan terlihat baik.
08 Oktober 2024, 11:18
Waktu saya bekerja di RS khusus thn 88,yg spesialis hanya direktur, dr umumnya hanya saya, semua pekerjaan, poly, rawat inep, jaga ugd(saat itu memang pasien ugd nya tdk banyak)dan selain gaji tdk ada fee apa2.Saya tetap bertahan krn saya merasa beruntung dpt ilmu full, tdk terlalu di kekang oleh dr spesialisnya, malah krn kurang dr, saya mendpt kan ilmu yg se hrsnya di kerjakan oleh spesialis. Jadi buat saya itu suatu ke untungan(segi ilmu, walau saya sampai pensium tdk dpt jatah di sekolahin spesialis) memang yg zaman sekarang dr umum(jaga) hanya seperti robot. Ilmu yg di dpt kurang, yg sering hanya di tegur. Dr mau pilih yg seperti apa? Enak yg mana?
08 Oktober 2024, 12:35
Kalau saya, saat ini bekerja di  Puskesmas Rawat Inap. Berhubung tenaga dokternya terbatas, kami jaga 24 jam, 8 kali dalam sebulan. Saat jaga pagi, tugas kami meliputi UGD, Rawat Inap, juga menghandle Poliklinik baik itu Poli Umum, Poli Anak, dan kadang KIA. Beruntung ada dokter intern ship yang bertugas hanya di saat jaga pagi saja, setidaknya untuk urusan di Poli mereka yang handle, sementara kalau perlu konsul baru kita datangi. Kemudian, dokter jaga, kita, standby di UGD, tapi tetap visite pasien yang di rawat inap, dan mengambil pasien di Poli Anak juga karena letaknya berdekatan dengan UGD. Untuk jaga sore dan malam tidak bersama internship, dan dokter jaga hanya 1 orang. Pasien UGD maupun rawat inap ditempat kami lumayan banyak, dan kadang begadang sampai pagi di UGD. Untuk gaji, karena kami PNS yaa sesuai dengan gaji PNS ditambah tunjangan dan jaspel. Kalau mau hitung2an mungkin akan selalu ada kontroversi tentang beban kerja yang tidak sesuai dengan pembayaran yang diterima, tetapiii...mungkin karena sudah terbiasa dengan ritme sejak koas dan juga PTT dijaman dahulu, saya cenderung menikmati pekerjaan saya...dan berapapun hasil yang didapat, kalau disyukuri pasti lebih dari cukup...😊😊😊
Tapi ini tentu opini dari saya secara pribadi, mungkin tidak berlaku untuk semua individu...
We are agree to disagree, right...🤜🤛
08 Oktober 2024, 20:23
dr.Hartono dr
dr.Hartono dr
Dokter Umum
Klu sek kerja sbg dr puskesmas / di RS lbh enak daripada waktu thn 90 . Kita sukuri aja . Yg ptg msh sehat dan bs panjang umur
08 Oktober 2024, 17:51
dr.deddy kartika kurniawan SpPD FINASIM
dr.deddy kartika kurniawan SpPD FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Berusaha jadilah dr spesialis atau cari jabatan
09 Oktober 2024, 02:30
Menurut saya dok, tergolong lumrah. Tapi jika dirasa itu tidak sesuai dengan yang dikerjakan cari kerjaan di tempat lain dok. Setiap kerjaan ada plus minus nya, tinggal ambil plus nya saja biar lebih banyak bersyukur
09 Oktober 2024, 06:48
Sebelum 2012 saya bekerja di sebuah RS Swasta di Surabaya. Sistemnya di setiap shift ada 1 dokter UGD, 1 dokter jaga ruangan dan 1 dokter jaga ICU. Dokter UGD dapat uang duduk dan juga fee per pasien sedang dokter jaga ICU dan ruangan hanya dpt uang duduk. Untuk dokter jaga ICU dan ruangan diharuskan morning report setiap pagi yg dihadiri Direktur dan anggota direksi lainnya. Memang kondisinya berbeda dengan dokter, dan saya yakin yang dokter hadapi lumayan berat krn harus menghandle UGD, ruangan, dan ke depannya mendampingi SC. Saya setuju dgn pendapat TS sekalian yang sdh memberi respon bahwa ini kesempatan untuk mendapat ilmu dan harus disyukuri. Yang penting untuk disadari bahwa posisi dokter saat ini hanyalah batu loncatan untuk menjadi dokter spesialis atau jabatan di struktural. Semangat !
11 Oktober 2024, 12:29
Menurut Saya, gaji segitu Sangat Kecil dengan Beban Kerja yang besar, setidaknya di Naikan Gaji dokter Umum di RS tempat anda bekerja,,,  sebagai bentuk Menghargai Kinerja dokter Umum.
Karna pembanding RS lain untuk dokter  UD nya ada yang  besar.
08 Oktober 2024, 19:59
dr.Muarif, M. Med. Sc, Sp.A
dr.Muarif, M. Med. Sc, Sp.A
Dokter Spesialis Anak
Dirumah sakit tempat saya bekerja juga demikian dok, rekan rekan dokter umum justru di tempat saya senang, krn sekali jaga lumayan dapat tambahan pengalaman dan fee utk SC nya. Khusus di malam semua di handle satu dokter, tapi pagi / sore, IGD cukup IGD saja, nnti ada sendiri yg di belakang/yg urus bangsal juga SC dan lahiran, seperti itu, terimakasih
09 Oktober 2024, 18:03
dr.Diah Adiyani Kartikaratri, SpOG
dr.Diah Adiyani Kartikaratri, SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
setiap RS punya kebijakan masing-masing dok, dan biasanya disesuaikan dengan beban kerja, UMR, pendapatan RS, dan buanyak hal lainnya. seperti sejawat lain katakan, pengalaman masing2 pasti bervariasi. kalau saya pernah dok dapat jasa per pasien setara tukang parkir per mobil, saat itu. semua ada baik buruknya, tergantung prioritas dokter mau pilih kerja bagaimana. dan jangan lupa, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. belum tentu kalau dijalani akan semenyenangkan yang dipikir 😊 tetap semangat ya.
09 Oktober 2024, 07:48
Setiap RS punya kebijakan masing2 dokter. Dg beban kerja spt itu, apa mungkin pasien IGD nya sedikit? Shg jobdes DU nya ditambah, di satu sisi menghemat tenaga dokter juga. Ini pandangan saya dr sisi RS.
Namun jika dokter merasa beban kerja berlebihan, ada baiknya dokter menyampaikan hal tsb ke pihak RS.
Semoga membantu :)
09 Oktober 2024, 18:54
dr.Fatahillah
dr.Fatahillah
Dokter Umum
Sabar dan ambil hikmahnya, saya juga demikan dan sekarang di klinik pratama jabodetabek, jika ada kesempatan lanjutkan sekolah sesuai dengan visi misi hidup kita dan peluang y ada, dan terus semangat berjuang untuk keluarga sebagai tanggung jawab dalam keluarga