Alo dokter.Mau sharing kasus dan diskusi saja.Saya punya teman, perempuan, 26 tahun, dia cerita ke saya kalau punya kebiasaan makan banyak yang muncul setiap...
Seorang perempuan usia 26 tahun dengan gangguan makan setiap bulannya apakah dapat termasuk gangguan disforik pramenstruasi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Seorang perempuan usia 26 tahun dengan gangguan makan setiap bulannya apakah dapat termasuk gangguan disforik pramenstruasi
Alo dokter.
Mau sharing kasus dan diskusi saja.
Saya punya teman, perempuan, 26 tahun, dia cerita ke saya kalau punya kebiasaan makan banyak yang muncul setiap bulannya dan beberapa kali episode. Keinginan makan terus-menerus ini kadang muncul disertai dgn keinginan makan sesuatu tertentu. Kalau makanan yg dia inginkan blum dia makan, seberapa banyak makan pun dia merasa tidak kenyang. Dan masalahnya lagi setiap dia binge eating, selalu diikuti dengan prilaku memuntahkan makanan dgn cara memasukan jari ke dalam mulutnya.
Saya pernah menyarankan untuk tracking tanda dan gejala PMDD dgn menggunakan chart.
Tanda dan gejala seperti depresi, mood swing, suicide thought memang kadang2 muncul tapi tidak setiap bulan. Gejala seperti nyeri2 otot, swelling, breast tenderness dll paling sering muncul.
Hanya saja gejala2 ini kadang muncul pada saat memasuki masa fertile window, kemudian membaik, masuk masa PMS mulai kembali seperti itu.
Pun sama hal nya dgn kebiasaan makan dia. Hanya saja kebiasaan makannya yg seperti saya jelaskan di atas selalu muncul pada saat beberapa hari stlh memasuki fertile window, membaik saat akhir fertile window kemudian muncul lagi di tengah2 masa PMSnya.
Memasuki fase haid, baik mood maupun pola makannya kembali seperti semula.
Yang ingin saya tanyakan, apakah eating disordernya merupakan salah satu tanda PMDD atau diagnosis berbeda?
Apakah depresi, suicide thought, mood swing yg dialaminya sudah bisa dimasukan ke dx PMDD walau tidak setiap bulan muncul meski kadang2 juga muncul saat memasuki masa ovulasi?
Pengobatannya bagaimana ya dok?
Alo dok,
Izin menambahkan yang dr. Kevin sampaikan.
Bisa jadi memang kondisi mood nya ini sangat dipengaruhi oleh faktor hormonal (masih dapat merupakan faktor pencetus ataupun faktor penyebab untuk hal ini memang perlu pemeriksaan lebih lanjut, kadang bahkan memerlukan pemeriksaan kadar hormonal oleh spesialis obgyn selain pemeriksaan psikiatri).
Perlu diingat ketidakseimbangan hormon estrogen juga berkaitan dengan munculnya gejala depresi. Artikel ini mungkin dapat membantu pemahan tersebut: https://www.alomedika.com/benarkah-kontrasepsi-hormonal-berhubungan-dengan-depresi
Gejala depresi pada gangguan depresi mayor di awal awitan sendiri bisa saja hanya bertahan 2 minggu dan menghilang sendiri tanpa pengobatan (biasanya jika tidak tertangani dengan baik frekuensi awitan memendek dan lama gejala gejala menjadi memanjang).
Sementara jika dalam penggambaran yang dokter jelaskan ada kemungkinan makan dianggap sebagai salah satu self medication/ coping stres imature dari gangguan lain yang ia rasakan (baik gangguan mood maupun gangguan mood akibat pengaruh inbalance hormonal). Untuk hal ini perlu dicari lebih lanjut. Mungkin dokter dapat juga menanyakan dorongan apa yang timbul dan mencetuskan respons makan seperti itu. Maupun perasaan apa yang didapatkan setelahnya. Selain itu dokter dapat menedukasi bahaya dari tindakan tersebut.
Namun memang masih bisa jadi gangguan makan ini merupakan gangguan yang terpisah lainnya.
Semoga membantu