Alo Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ, izin bertanya dokter.Apakah ada kuesioner yang bisa dipakai untuk menilai risiko pasien untuk bunuh diri?Terima kasih
Kuesioner untuk menilai risiko pasien untuk bunuh diri - Jiwa Ask The Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Kuesioner untuk menilai risiko pasien untuk bunuh diri - Jiwa Ask The Expert
Alo Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ, izin bertanya dokter.
Apakah ada kuesioner yang bisa dipakai untuk menilai risiko pasien untuk bunuh diri?
Terima kasih
Alodokter,
Sebelum membahas instrumen, saya ingin membahas assessment di fasyankes:
1. Assessment (yang dilakukan tanpa alat skrining) sangat penting dilakukan terdiri dari:
a. Melakukan wawancara psikiatrik dan observasi --> identifikasi adanya tanda dan gejala yang menunjukkan ide dan pemikiran bunuh diri, perencanaan, dan riwayat percobaan bunuh diri atau percobaan bunuh diri yang mendatang.
b. Tetap lakukan skrining faktor risiko bunuh diri yang termasuk diantaranya gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, kehilangan seseorang baru-baru ini, riwayat trauma dan riwayat keluarga dengan bunuh diri atau percobaan bunuh diri personal. Sangat perlu dilakukan evaluasi aspek bio-psiko-s0sial (sudah saya jelaskan pada jawaban penanya sebelumnya).
c. Jika didapatkan adanya ide atau pemikian bunuh diri, maka harus dilakukan clinical assessment untuk menentukan tatalaksana dan saran langkah-langkah agar pasien aman. Asessment dapat menggunakan tool yang sudah divalidasi dan sudah disiapkan oleh pihak fasilitas pelayanan kesehatan. Ada beberapa setting berbeda: Pada unit in-patient dan pelayanan primer, bisa menggunakan poin-poin yang terdapat di dalam Ask Suicide Screening Questioning (ASQ) atau Columbia Suicide Severity Scale (C-SSRS) sebaiknya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sudah tervalidasi. Namun, saat bicara pencegahan, maka kita juga bicara dengan pencegahan yang sifatnya primer di gatekeeper seperti sekolah atau menggunakan aplikasi. Misalnya untuk menilai faktor-faktor risiko sebagai deteksi dini ide bunuh diri pada kelompok rentan seperti remaha. Kebetulan disertasi saya membuat instrumen ini dan saya namakan Instrumen Ketahanan Jiwa Remaja yang terdiri dari 14 item menggunakan skala Likert 1-4. Saat ini sedang dalam proses pengembangan aplikasi. Alternatif lain untuk remaja dapat menggunakan Patient Health Questionnaire for Adolescents (PHQ-A) karena sekaligus juga melakukan evaluasi terhadap tanda dan gejala depresi pada remaja dengan instrumen sangat singkat 9 pertanyaan dan 4 pertanyaan terkait dengan bunuh diri. Kementerian Kesehatan juga sedang mengembangkan Pedoman Pencegahan Bunuh Diri yang terbaru, nah kita bisa menunggu hasilnya sebagai pedoman pada berbagai lini pencegahan bunuh diri.
c. Rencana keamanan pasien dengan cara reduksi. Rencana pengamanan kolaboratif perlu dilakukan adalah langkah esensial yang harus dilakukan saat risiko bunuh diri terdeteksi. Pastikan pasien dijauhkan dari lethal means seperti pisau atau alat tajam lainnya, zat-zat, gedung tinggi, tali tambang bahkan scarf (seperti Kate Spade), dan lain-lain.
Prinsip umum:
SUICIDE RISK ASSESSMENT harus mampu memberikan evaluasi klinis yang komprehensif untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko dan protektif, memperkirakan dekatnya bahaya terhadap pasien, dan pertimbangkan sratetegi penatalaksanaan yang relevan dan dapat diterima oleh pasien, tanpa lupa berkolaborasi dengan caregiver pasien.