alo dokter. saya punya pasien yang awalnya datang dengan nyeri kepala setelah di periksa pasien juga memiliki nyeri ulu hati lalu di berikan kombinasi hyosin...
Mata bengkak dan lebam setelah minum obat - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Mata bengkak dan lebam setelah minum obat
alo dokter. saya punya pasien yang awalnya datang dengan nyeri kepala setelah di periksa pasien juga memiliki nyeri ulu hati lalu di berikan kombinasi hyosin + pct dan omeprazole lalu setelah pasien meminum obatnya pasien mengeluhkan bengkak dan lebam pada mata, apakah hal tersebut merupakan es obat atau reaksi alergi ya dokter?
Kasus ini bisa kita golongkan dalam Cutaneus Reactions of Drugs, dimana bibir yang bengkak menandakan adanya Angioedema. Harus berhati2 dengan adanya Angioedema karena merupakan suatu reaksi anafilaktik.
Untuk lebam di mata, bisa dicurigai suatu Fixed Drug Eruption. Lebam pada FDE muncul dalam bentuk bulat atau lonjong, eritematosa, makula merah terang atau merah magenta. FDE umumnya ditemukan pada daerah genitalia dan perianal, tapi dapat muncul dimana saja di kulit kita. FDE dapat muncul 30 menit hingga 8-16 jam setelah komsumsi obat tersangka.
Diantara banyak penyebab FDE, yang paling banyak adalah golongan NSAID, antibiotik golongan Tetrasiklin dan Sulfonamide.
Khas dari FDE ini, jika pasien kembali mengkosumsi obat tersangka, akan muncul di tempat yang sama, tetapi lesi baru juga sering muncul di tempat lain.
Semoga bisa membantu.
Alo Dokter,
sebelumnya untuk lebamnya apakah sudah ada sebelum pasien minum obat? Apakah ada riwayat trauma/operasi sebelumnya...
Karena biasanya kalau mata bengkak setelah minum obat, bisa saja karena alergi terhadap obatnya. Selain mata, apakah bibir dan wajah juga membengkak (angioedema)?
Namun, jika disertai dengan lebam, saya akan memikirkan dd lain.. misal pasien punya gangguan perdarahan yang belum/tidak diketahui
CMIIW, menyimak juga insight dari TS lain
https://www.alomedika.com/penyakit/alergi-dan-imunologi/angioedema
Untuk mengetahui, dengan pasti, obat tersangka yang menyebabkan Cutaneus Reaction of Drugs adalah dengan tes provokasi oral obat2 tersangka.
Tetapi tes provokasi oral ini sangat sulit dilakukan apabila obat tersangka terlalu banyak, memerlukan sarana dan prasarana yg mendukung juga sehingga jarang dilakukan.
Jika memang pasien membutuhkan obat2 tersangka tersebut atas keluhan yang dialami, cara yang terbaik adalah memilih obat dengan profil keamanan paling tinggi, tentu saja dengan mempertimbangkan riwayat pemakaian obat2 tersebut secara tunggal sebelumnya, anamnesa harus digali lebih dalam sehingga kebutuhan pasien terhadap obat2 tersebut dapat terpenuhi.
Semoga bisa membantu.