Halo, saya mau tanya, pada ibu hamil dengan hipertensi kronik rutin minum amlodipin 1x10mg, saat hamil apakah obat tensinya wajib diganti dengan metildopa?...
Obat tensi pada hipertensi kronik ibu hamil - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Obat tensi pada hipertensi kronik ibu hamil
Halo, saya mau tanya, pada ibu hamil dengan hipertensi kronik rutin minum amlodipin 1x10mg, saat hamil apakah obat tensinya wajib diganti dengan metildopa? Apakah amlodipin masih bisa dilanjutkan?
Halo, saya mau tanya, pada ibu hamil dengan hipertensi kronik rutin minum amlodipin 1x10mg, saat hamil apakah obat tensinya wajib diganti dengan metildopa? Apakah amlodipin masih bisa dilanjutkan?
1. Penggunaan Amlodipin pada Kehamilan:
- Keamanan Amlodipin: Amlodipin adalah obat antihipertensi yang termasuk dalam golongan calcium channel blocker. Penggunaannya pada ibu hamil memang masih kontroversial. Data yang tersedia tentang keamanannya selama kehamilan terbatas, dan umumnya, Methyldopa (Dopamet) lebih disarankan karena data keamanannya yang lebih banyak. Namun, jika ibu sebelumnya sudah stabil dengan Amlodipin, keputusan untuk mengganti obat tergantung dari evaluasi risiko-manfaat yang dilakukan oleh dokter.
- Methyldopa (Dopamet): Methyldopa adalah obat lini pertama yang direkomendasikan untuk hipertensi kronik pada ibu hamil karena lebih aman dan memiliki data kehamilan yang lebih luas. Methyldopa sering menjadi pilihan, terutama pada trimester pertama dan kedua.
2. Definisi Hipertensi Kronik dalam Kehamilan:
Hipertensi kronik pada kehamilan didefinisikan sebagai hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi kronik bertahan lebih dari 12 minggu pasca melahirkan.
3. Definisi Preeklampsia dalam Kehamilan:
Preeklampsia adalah gangguan hipertensi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu, yang disertai dengan tanda-tanda kerusakan organ seperti proteinuria (protein dalam urin), gangguan fungsi hati, disfungsi ginjal, trombositopenia, atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
4. Membedakan Hipertensi Kronik dan Preeklampsia:
- Hipertensi Kronik: Sudah ada sebelum kehamilan atau terdiagnosis sebelum 20 minggu kehamilan. Tidak disertai tanda-tanda kerusakan organ.
- Preeklampsia: Muncul setelah 20 minggu kehamilan, sering terjadi pada wanita tanpa riwayat hipertensi sebelumnya, dan disertai tanda-tanda kerusakan organ, seperti proteinuria, edema berat, atau disfungsi organ lainnya.
- Superimposed Preeklampsia: Jika seorang ibu dengan hipertensi kronik mengembangkan preeklampsia selama kehamilan.
5. Obat Hipertensi Kronik Selama Kehamilan:
- Lini Pertama:
- Methyldopa (Dopamet): Golongan alpha-2 agonist, aman digunakan selama kehamilan (Kategori FDA B).
- Lini Kedua:
- Labetalol: Beta-blocker dengan aktivitas alpha, sering digunakan pada kehamilan (Kategori FDA C).
- Nifedipin: Calcium channel blocker (Kategori FDA C).
- Lini Ketiga:
- Hydralazine: Vasodilator (Kategori FDA C), biasanya digunakan pada hipertensi berat atau krisis hipertensi dalam pengaturan rumah sakit.
6. Obat Hipertensi untuk Preeklampsia:
- Lini Pertama:
- Labetalol: Beta-blocker (Kategori FDA C), dapat diberikan oral atau IV untuk kontrol tekanan darah cepat.
- Lini Kedua:
- Nifedipin: Calcium channel blocker, biasanya digunakan oral untuk menurunkan tekanan darah.
- Lini Ketiga:
- Hydralazine: Digunakan dalam kondisi darurat hipertensi berat.
7. Kriteria FDA Masing-Masing Obat:
- Methyldopa: Kategori B (aman pada kehamilan berdasarkan studi pada hewan, tetapi tidak cukup data pada manusia).
- Labetalol: Kategori C (studi hewan menunjukkan efek samping, tetapi manfaat potensial dapat melebihi risiko pada manusia).
- Nifedipin: Kategori C.
- Hydralazine: Kategori C.
8. Pemantauan Rutin pada Ibu Hamil dengan Hipertensi Kronik atau Preeklampsia:
- Pemantauan Tekanan Darah: Dilakukan secara teratur untuk memantau tekanan darah dan menyesuaikan terapi.
- Pemantauan Proteinuria: Pemeriksaan urin secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda preeklampsia.
- Pemeriksaan Fungsi Ginjal: Meliputi urea, kreatinin, dan elektrolit.
- Pemeriksaan Fungsi Hati dan Trombosit: Untuk mendeteksi komplikasi preeklampsia.
- USG Kehamilan: Untuk menilai pertumbuhan janin, deteksi dini intrauterine growth restriction (IUGR).
- Evaluasi Kesejahteraan Janin: Termasuk pemeriksaan Doppler arteri uterina jika diperlukan.
- Pemeriksaan Edema dan Gejala Lain: Seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium.
Kolaborasi antara SpOG, SpOG Subsps Konsultan Fetomaternal dan Internist Cardiolog sangat disarankan untuk menentukan terapi yang paling sesuai berdasarkan kondisi individu.
Semoga membantu.
Alo dokter,
Amlodipin dikatakan aman digunakan saat kehamilan, dan lebih efektif dibandingkan dengan nifedipine. https://link.springer.com/article/10.1007/s00404-022-06504-5
Jika dokter ingin mengetahui lebih lanjut mengetahui keamanan obat antihipertensi pada kehamilan, dokter dapat ikuti e-Course kami berjudul "Obat Antihipertensi pada Kehamilan". Klik link berikut untuk mempelajari lebih lanjut https://www.alomedika.com/ecourse/obat-antihipertensi-pada-kehamilan-artikel-skp-kemkes