Alo dokter, mohon ijin bertanya, menurut dokter apakah pemberian ketorolac pada pasien dengan suspek abdominal pain dengan riwayat dispepsia kronik...
pemberian ketorolak pada nyeri abdomen karena dyspepsia - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
pemberian ketorolak pada nyeri abdomen karena dyspepsia
Dibalas 07 Mei 2023, 06:02
dr. Primadhy Harris Syaifullah
Dokter Umum
Alo dokter, mohon ijin bertanya, menurut dokter apakah pemberian ketorolac pada pasien dengan suspek abdominal pain dengan riwayat dispepsia kronik diperbolehkan, bagaimana bila pasien sudah diberi injeksi ppi, H2 bloker dan sucralfat per oral namun bekum membaik, apakah diperbolehkan diberi injeksibketorolac. Terimakasih
Dibuat 26 Januari 2019, 14:11
26 Januari 2019, 22:44
dr. Rudi Hermanto Sinaga, Sp.B
Dokter Spesialis Bedah
Alo dokter.
Dilihat dari ceritanya, sebaiknya perlu ditanyakan dan digali lagi anamnesis nya ya bahwa abdominal pain keluhannya bisa berasal dari gastrointestinal ataupun ekstra-gastrointestinal, seperti misalnya pada penderita dgn Myocard Infark Inferior, atau pada pleuritis TB dekstra atau sinistra. Sy pernah menghadapi pasien dengan kasus2 tersebut dgn riwayat dispepsia kronis dgn pemberian PPI dan lain2nya yg tidak membaik. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan penunjang sederhana seperti EKG dan Roentgen Thorak sangat dibutuhkan.
Seperti penjelasan dr. David Sp.B sebelumnya, bahwa ketorolac memberikan efek kerja yg SHORT Term, di mana pemberian dgn indikasi yg tidak adekuat malah bisa memperparah penderita dgn tukak lambung. Perlu dibedakan nyeri abdomen pada abdominal pain dan acute abdomen. Pasien datang ke IGD dgn acute abdomen adalah wajib hukumnya utk tindakan pembedahan, ditandai dengan adanya DEFANS MUSKULAR. Pemberian ketorolac akan memberikan masking-effect seolah2 nyeri perut teratasi sesaat/ menghilang yg malah ujung2nya bisa membahayakan penderita akibat penundaan tindakan dan membingungkan operator.
Pada kasus abdominal pain dgn riwayat dispepsia lama, pemberian ketorolac bisa membahayakan penderita. Bahaya ketorolac pada penderita ini adalah perforasi gaster (gaster yg awalnya sudah menipis dan mengalami perforasi) yg dipicu obat penghilang nyeri tersebut. Sebelum bisa dipastikan bahwa penyebabnya bukan dari lambung maupun myocard infarct, tindakan pemberian ketorolac masih diperbolehkan dan dibarengi dgn PPI dan kawan2nya. Nyeri perut yg berkurang pasca pemberian ini sebaiknya dpt dimanfaatkan utk mengetahui penyebabnya.
Jadi hati2 ya dalam pemberian ketorolac utk kasus acute abdomen maupun abdominal pain sebelum etiologinya jelas.
Utk teman2 yg bekerja di tempat terpencil, pada kasus acute abdomen di daerah yg cukup jauh dari RS yg memiliki Dokter Bedah, ketorolac diperbolehkan utk diberikan pada saat tindakan merujuk, walapun sebenarnya tidak banyak manfaatnya. Tapi, setidaknya bisa diberikan menenangkan pasien yg gelisah krn kesakitan dan mencegah shock neurogenik (walaupun efek analgetiknya sesaat/ singkat) sebelum tindakan operatif dikerjakan di RS yg dituju. Walaupun bertentangan spt yg tertulis dalam textbook, setidaknya menenangkan pasien saat dirujuk lebih manusiawi daripada membiarkannya kesakitan.
Semoga jawabannya membantu.
Dilihat dari ceritanya, sebaiknya perlu ditanyakan dan digali lagi anamnesis nya ya bahwa abdominal pain keluhannya bisa berasal dari gastrointestinal ataupun ekstra-gastrointestinal, seperti misalnya pada penderita dgn Myocard Infark Inferior, atau pada pleuritis TB dekstra atau sinistra. Sy pernah menghadapi pasien dengan kasus2 tersebut dgn riwayat dispepsia kronis dgn pemberian PPI dan lain2nya yg tidak membaik. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan penunjang sederhana seperti EKG dan Roentgen Thorak sangat dibutuhkan.
Seperti penjelasan dr. David Sp.B sebelumnya, bahwa ketorolac memberikan efek kerja yg SHORT Term, di mana pemberian dgn indikasi yg tidak adekuat malah bisa memperparah penderita dgn tukak lambung. Perlu dibedakan nyeri abdomen pada abdominal pain dan acute abdomen. Pasien datang ke IGD dgn acute abdomen adalah wajib hukumnya utk tindakan pembedahan, ditandai dengan adanya DEFANS MUSKULAR. Pemberian ketorolac akan memberikan masking-effect seolah2 nyeri perut teratasi sesaat/ menghilang yg malah ujung2nya bisa membahayakan penderita akibat penundaan tindakan dan membingungkan operator.
Pada kasus abdominal pain dgn riwayat dispepsia lama, pemberian ketorolac bisa membahayakan penderita. Bahaya ketorolac pada penderita ini adalah perforasi gaster (gaster yg awalnya sudah menipis dan mengalami perforasi) yg dipicu obat penghilang nyeri tersebut. Sebelum bisa dipastikan bahwa penyebabnya bukan dari lambung maupun myocard infarct, tindakan pemberian ketorolac masih diperbolehkan dan dibarengi dgn PPI dan kawan2nya. Nyeri perut yg berkurang pasca pemberian ini sebaiknya dpt dimanfaatkan utk mengetahui penyebabnya.
Jadi hati2 ya dalam pemberian ketorolac utk kasus acute abdomen maupun abdominal pain sebelum etiologinya jelas.
Utk teman2 yg bekerja di tempat terpencil, pada kasus acute abdomen di daerah yg cukup jauh dari RS yg memiliki Dokter Bedah, ketorolac diperbolehkan utk diberikan pada saat tindakan merujuk, walapun sebenarnya tidak banyak manfaatnya. Tapi, setidaknya bisa diberikan menenangkan pasien yg gelisah krn kesakitan dan mencegah shock neurogenik (walaupun efek analgetiknya sesaat/ singkat) sebelum tindakan operatif dikerjakan di RS yg dituju. Walaupun bertentangan spt yg tertulis dalam textbook, setidaknya menenangkan pasien saat dirujuk lebih manusiawi daripada membiarkannya kesakitan.
Semoga jawabannya membantu.
27 Januari 2019, 21:47
dr.Yuandini Uswatun Hasanah
Dokter Umum
Terima kasih dok sharing ilmunya bermanfaat๐
07 Mei 2023, 06:02
dr.M. Agung Prasetya Adnyana Yoga
Dokter Umum
26 Januari 2019, 16:24
dr. David, Sp.B, FINACS, FICS
Dokter Spesialis Bedah
Alo dokter!
Sebelumn menjawab pertanyaan Anda, perlu kita ketahui sebelumnya tentang dispepsia itu sendiri. Dispepsia itu merupakan sekumpulan gejala gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala berupa sensasi kembung, mual, nyeri seperti terbakar di dada dan nyeri di ulu hati serta sendawa, dimana penyebabnya itu bisa berupa:
- tukak peptik
- dyspepsia fungsional
- infeksi H pylori
- intoleransi makanan dan obat
- penyakit pankreas, liver dan empedu
- penyakit sistemik seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, gagal jantung, CKD, penyakit tiroid dll.
Oleh karena itu, dari sekian banyak penyebab dyspepsia tadi, pemberian ketorolac pada suatu gejala nyeri perut yg belum bisa ditemukan penyebab nya tidak lah banyak membantu dan malah bisa memperparah kondisinya, kecuali sudah jelas bahwa penyebabnya tdk berhubungan dgn farmakokinetik dari NSAIDs seperti pd ketorolac itu sendiri.
Dan perlu diketahui, bahwa pemberian ketorolac itu sifatnya jangka pendek (SHORT TERM) dan pada beberapa RS pendidikan di Indonesia memeberlakukan ketentuan utk tidak memberikan ketorolac lebih dari 3 hari pada kasus nyeri akut.
Semoga bermanfaat!
Sebelumn menjawab pertanyaan Anda, perlu kita ketahui sebelumnya tentang dispepsia itu sendiri. Dispepsia itu merupakan sekumpulan gejala gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala berupa sensasi kembung, mual, nyeri seperti terbakar di dada dan nyeri di ulu hati serta sendawa, dimana penyebabnya itu bisa berupa:
- tukak peptik
- dyspepsia fungsional
- infeksi H pylori
- intoleransi makanan dan obat
- penyakit pankreas, liver dan empedu
- penyakit sistemik seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, gagal jantung, CKD, penyakit tiroid dll.
Oleh karena itu, dari sekian banyak penyebab dyspepsia tadi, pemberian ketorolac pada suatu gejala nyeri perut yg belum bisa ditemukan penyebab nya tidak lah banyak membantu dan malah bisa memperparah kondisinya, kecuali sudah jelas bahwa penyebabnya tdk berhubungan dgn farmakokinetik dari NSAIDs seperti pd ketorolac itu sendiri.
Dan perlu diketahui, bahwa pemberian ketorolac itu sifatnya jangka pendek (SHORT TERM) dan pada beberapa RS pendidikan di Indonesia memeberlakukan ketentuan utk tidak memberikan ketorolac lebih dari 3 hari pada kasus nyeri akut.
Semoga bermanfaat!
27 Januari 2019, 21:21
dr. Handito Sarwwotatwadhiko
Dokter Umum
Terima kasih sharing ilmunya dok. Sangat bermanfaat
26 Januari 2019, 22:04
dr.Priska Geovanni Sombolayuk
Dokter Umum
Sy jg pernah menemukan kasus serupa dlu waktu kerja di rumah sakit bersalin, yg ndak bisa dimintakan pemeriksaan usg utk menyingkirkan diagnosis penyebab nyeri koliknya. Alhasil krn sudah mengkombinasi 3 terapi, antasida, sulkralfat dan PPI, belum ada perbaikan,sy berikan ketorolac, jdnya nyerinya makin tambah parah. Akhirnya langkah terakhir utk meredakan nyeri sblum dirujuk utk pemeriksaan usg, sy berikan papaverin dan ternyata lebih bermanfaat meredakan nyeri. Utk kasus dimana peristaltiknya meningkat tapi tidak ada tanda2 ileus dan demam, biasanya curiga nefrolith atau sejenisnya, tidak ada salahnya memberikan hyosicine utk terapi peredah sblum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terima kasih
26 Januari 2019, 22:57
dr. Magfirah Al'amri, M.Kes
Dokter Umum
Terimakasih penjelasannya dr. Rudy, terkait masking effect ini, seringkali pasien dengan appendicitis akut yang mendapat terapi anti nyeri sejenis ketorolac, nyeri jadi tersamarkan, dan pada beberapa kasus pasien minta untuk pulang sebelum sempat dilakukan operasi.
Namun memang dilema membiarkan pasien dalam kondisi nyeri tanpa penanganan awal nyeri yang adekuat terutama seperti yang dokter contohkan dalam kondisi pasien dirujuk misalnya. Membuat pasien tetap tenang dan tidak gelisah tentu jadi prioritas ๐
Namun memang dilema membiarkan pasien dalam kondisi nyeri tanpa penanganan awal nyeri yang adekuat terutama seperti yang dokter contohkan dalam kondisi pasien dirujuk misalnya. Membuat pasien tetap tenang dan tidak gelisah tentu jadi prioritas ๐
26 Januari 2019, 22:06
dr.Priska Geovanni Sombolayuk
Dokter Umum
Sekedar masukan, jangan mengkombinasikan PPI dan H2reseptor. Terima kasih
27 Januari 2019, 13:29
dr. Primadhy Harris Syaifullah
Dokter Umum
Kalau bolh tahu alasannya apa ya dok, karena dari yang saya tahu dia bermanfaat untuk.meningkatkan outcome pada pasien GERD misalnya
27 Januari 2019, 15:46
dr.Priska Geovanni Sombolayuk
Dokter Umum
H2 reseptor bloker dan PPI sama2 berfungsi mengurangi produksi asam lambung di gaster. Ketika keduanya dikombinasikan, malah beresiko menyebabkan pertumbuhan bakteri di saluran pencernaan makin meningkat karena kondisi asam di gaster sangat dibutuhkan sebagai barier utk saluran pencernaan dari bakteri. Silahkan lihat baca di artikel ini dok:
http://www.hospicepharmacysolutions.com/2015/12/11/combination-use-of-proton-pump-inhibitors-and-h2-blockers-is-this-appropriate/
http://www.hospicepharmacysolutions.com/2015/12/11/combination-use-of-proton-pump-inhibitors-and-h2-blockers-is-this-appropriate/
27 Januari 2019, 17:13
dr. Fatnan Setyo Hariwibowo SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
26 Januari 2019, 22:44
Dilihat dari ceritanya, sebaiknya perlu ditanyakan dan digali lagi anamnesis nya ya bahwa abdominal pain keluhannya bisa berasal dari gastrointestinal ataupun ekstra-gastrointestinal, seperti misalnya pada penderita dgn Myocard Infark Inferior, atau pada pleuritis TB dekstra atau sinistra. Sy pernah menghadapi pasien dengan kasus2 tersebut dgn riwayat dispepsia kronis dgn pemberian PPI dan lain2nya yg tidak membaik. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan penunjang sederhana seperti EKG dan Roentgen Thorak sangat dibutuhkan.
Seperti penjelasan dr. David Sp.B sebelumnya, bahwa ketorolac memberikan efek kerja yg SHORT Term, di mana pemberian dgn indikasi yg tidak adekuat malah bisa memperparah penderita dgn tukak lambung. Perlu dibedakan nyeri abdomen pada abdominal pain dan acute abdomen. Pasien datang ke IGD dgn acute abdomen adalah wajib hukumnya utk tindakan pembedahan, ditandai dengan adanya DEFANS MUSKULAR. Pemberian ketorolac akan memberikan masking-effect seolah2 nyeri perut teratasi sesaat/ menghilang yg malah ujung2nya bisa membahayakan penderita akibat penundaan tindakan dan membingungkan operator.
Pada kasus abdominal pain dgn riwayat dispepsia lama, pemberian ketorolac bisa membahayakan penderita. Bahaya ketorolac pada penderita ini adalah perforasi gaster (gaster yg awalnya sudah menipis dan mengalami perforasi) yg dipicu obat penghilang nyeri tersebut. Sebelum bisa dipastikan bahwa penyebabnya bukan dari lambung maupun myocard infarct, tindakan pemberian ketorolac masih diperbolehkan dan dibarengi dgn PPI dan kawan2nya. Nyeri perut yg berkurang pasca pemberian ini sebaiknya dpt dimanfaatkan utk mengetahui penyebabnya.
Jadi hati2 ya dalam pemberian ketorolac utk kasus acute abdomen maupun abdominal pain sebelum etiologinya jelas.
Utk teman2 yg bekerja di tempat terpencil, pada kasus acute abdomen di daerah yg cukup jauh dari RS yg memiliki Dokter Bedah, ketorolac diperbolehkan utk diberikan pada saat tindakan merujuk, walapun sebenarnya tidak banyak manfaatnya. Tapi, setidaknya bisa diberikan menenangkan pasien yg gelisah krn kesakitan dan mencegah shock neurogenik (walaupun efek analgetiknya sesaat/ singkat) sebelum tindakan operatif dikerjakan di RS yg dituju. Walaupun bertentangan spt yg tertulis dalam textbook, setidaknya menenangkan pasien saat dirujuk lebih manusiawi daripada membiarkannya kesakitan.
Semoga jawabannya membantu.
Setuju sekali dengan ulasan dr.Rudi,Sp.B.
Thanks dok
Thanks dok
26 Januari 2019, 14:19
dr. Nurul Falah
Dokter Umum
Sekedar sharing Dok, dulunya Saya sering injeksi ketorolac pada pasien dengan nyeri abdomen, tapi kemudian dilarang oleh dokter spesialis penyakit dalam karena ada efek iritatif pada saluran cerna terutama lambung, dan lebih dianjurkan pemberian obat sejenis dalam sediaan suppositoria. Mungkin ada info lain yang akurat Dok.
26 Januari 2019, 16:18
dr. Nenvy Wantouw, SpA
Dokter Spesialis Anak
halo dok. bantu jawab ya. ketorolac masuk dalam golongan NSAID. jadi sebaiknya dihindari apalagi pasien ini ada riwayat dispepsia. masalah nyeri perut masih ada perlu di periksa lebih lanjut penyebab nyerinya dulu.
27 Januari 2019, 13:52
dr. Handy Darmawan
Dokter Umum
Alo dokter, ijin menambahkan dari sumber systematic review yang saya baca di cochrane library, opioid lebih disarankan untuk analgesik pada akut abdomen. Selain bisa membuat nyaman pasien, penggunaan opioid ini tidak terbukti menyebabkan diagnostic error. Mungkin bisa dijadikan pertimbangan. Berikut link ke artikel terkait:
Cochrane Database of Systematic Reviews - Analgesia in patients with acute abdominal pain
Cochrane Database of Systematic Reviews - Analgesia in patients with acute abdominal pain
06 Mei 2023, 14:47
dr.Teja Ardiansyah
Dokter Umum
Dibuat 26 Januari 2019, 14:11
Alo dokter, mohon ijin bertanya, menurut dokter apakah pemberian ketorolac pada pasien dengan suspek abdominal pain dengan riwayat dispepsia kronik diperbolehkan, bagaimana bila pasien sudah diberi injeksi ppi, H2 bloker dan sucralfat per oral namun bekum membaik, apakah diperbolehkan diberi injeksibketorolac. Terimakasih
26 Januari 2019, 15:59
dr.Muhammad Arismunandar
Dokter Umum
Terima kasih sharing ilmunya dok ๐
27 Januari 2019, 15:03
dr. Hanum Ferdian
Dokter Spesialis Anak
27 Januari 2019, 13:52
Cochrane Database of Systematic Reviews - Analgesia in patients with acute abdominal pain
Terima kasih dokter, bagus sekali