Untung Rugi Penggunaan Acid Suppressant pada Dyspepsia

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan

Obat penekan asam lambung atau acid suppressant banyak digunakan dalam penanganan dyspepsia. Dyspepsia adalah rasa tidak nyaman pada abdomen bagian atas yang dapat dibedakan menjadi dyspepsia fungsional dan organik. Sebanyak 70% penderita dengan gejala dyspepsia kronis termasuk dalam dyspepsia fungsional. Contoh acid suppressant yang sering digunakan dalam penanganan dyspepsia adalah proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole dan histamine-2 receptor antagonist (H2 blocker) seperti ranitidine.

Dyspepsia fungsional ditandai oleh gejala kronis gastrointestinal seperti rasa penuh, nyeri epigastrik, atau rasa terbakar, tanpa disertai adanya kelainan organik. Dyspepsia fungsional dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan gejala yang mendominasi, yakni postprandial distress (PPS) dan epigastric pain syndrome (EPS).

Meskipun bukan kondisi mengancam nyawa, dyspepsia dapat sangat mengganggu kualitas hidup dan produktivitas pasien. Sekitar 40% pasien dengan gejala dyspepsia memerlukan terapi farmakologi. Acid suppressant merupakan terapi empiris pilihan pada dyspepsia yang tidak disertai tanda bahaya seperti disfagia, penurunan berat badan, atau gejala perdarahan gastrointestinal dan anemia.[1,2]

Referensi