Alo, Dok..Mohon ijin untuk bertanya perihal pemeriksaan laboratorium tambahan seperti CRP dan D-Dimer sendiri pada kasus Covid 19, apakah memang di perlukan...
Pemeriksaan CRP dan D-Dimer pada pasien Covid 19 apakah harus dilakukan - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pemeriksaan CRP dan D-Dimer pada pasien Covid 19 apakah harus dilakukan
Alo, Dok..
Mohon ijin untuk bertanya perihal pemeriksaan laboratorium tambahan seperti CRP dan D-Dimer sendiri pada kasus Covid 19, apakah memang di perlukan untuk selalu di lakukan dok untuk mengetahui kondisi pasien Covid 19 dan apakah perlu dilakukan bersamaan ya, dok? Terimakasih sebelumnya..
Alodokter, izin ikut berdiskusi
Koagulopati dapat terjadi pada pasien COVID-19 dan berpengaruh terhadap prognosisnya, terutama pada pasien dengan gejala yang berat, seperti pasien dengan ARDS yang membutuhkan perawatan di ruang intensif (ICU). Sehingga pemeriksaan D-dimer sangat penting pada pasien dengan gejala berat pada pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap, terutama mereka yang dirawat di ICU dengan risiko tinggi trombosis.
Untuk terkait CRP pada COVID-19 merupakan salah satu parameter beratnya gejala, terutama pada COVID-19 awal, mengingat salah satu penelitian melaporkan adanya korelasi positif antara CRP terhadap luasnya lesi pada paru yang dievaluasi dengan CT Scan. Selain itu, meningkatnya CRP juga dapat sebagai tanda adanya infeksi sekunder pada infeksi COVID-19.
Berikut sumber yang saya baca, mungkin ada TS lain yang ingin menambahkan, CMIIW:
https://www.alomedika.com/koagulopati-pada-covid19
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0399077X2030086X
untuk pemeriksaan D dimer sebaiknya dilakukan pada pasien covid mengingat infeksi ini dapat menyebabkan kondisi hiperkoagulasi. seperti kita tahu, d dimer itu merupakan produk sisa dari fibrin yang telah di lisis di dalam darah, sehingga bisa kita gunakan sebagai marker untuk pemantaun pengobatan kita juga dimana sering kali lovenox diberikan pada kasus covid 19. CRP sendiri sebenarnya banyak digunakan sebagai marker sepsis, tetapi pada kasus covid-19 mungkin perlu ditelaah lebih lanjut. Terima kasih
Sumber: buku saku protokol kesehatan tatalaksana covid19 edisi 2