Terhadap pasien dalam pengaruh alkohol dan dalam setting emergency untuk melakukan tatalaksana primary dan secondary survey tidak ada perbedaan ya dok.
Pemberian anestesi lokal tetap aman diberikan dengan catatan dosis maksimal pemberian obat anestesi lokalnya jangan sampai terlewati.
Tks dok.

Alo Dok,

mengenai alcohol abuse , terkait dengan sensitisisasi maupun regulasi dari reseptor di SSP (Susunan Saraf Pusat) dan biasanya berpengaruh pada obat anestesi yang bekerja pada reseptor GABA (Gamma Amino Butiric Acid) cth. Midazolam, Propofol dan juga yang bekerja pada reseptor NMDA (N Metil D Aspartate) cth. Ketamine.

pada beberapa kasus efek dari obat anestesi dengan dosis dewasa sesuai berat badan yang biasa digunakan lebih cepat hilang daripada pasien yang tidak mengkonsumsi alkohol.

 

Beda hal nya bila menggunakan anestesi lokal seperti lidocaine, prilocaine, bupivacaine, ropivacaine karena cara kerja nya menghambat kanal natrium sehingga tidak terjadi potensial aksi yang dapat menghantarkan rangsang nyeri. Sehingga tidak ada efek anestesi lokal yang terganggu, tetapi apabila pasien yang datang sudah dalam keadaan infeksi berat (sepsis), ataupun gangguan elektrolit, lain halnya karena efek obat anestesi lokal dapat menurun sehingga jika memang ingin digunakan dapat ditambahkan dosisnya ataupun dapat dilakukan pengenceran terhadap obat anestesi lokal agar volume obat untuk melakukan infiltrasi cukup.

berikut saya share daftar jenis obat anestesi lokal dan dosis maksimal yang dapat digunakan dalam praktek sehari -sehari.