Anestesi Umum vs Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak

Oleh :
dr. Novita

Pemilihan anestesi umum atau anestesi lokal untuk sirkumsisi masih sering menjadi perdebatan, yakni mengenai teknik mana yang lebih nyaman untuk anak dan lebih aman. Sirkumsisi merupakan pembedahan yang bertujuan untuk membuang preputium atau foreskin yang menutupi glans penis. Tindakan ini adalah pembedahan pediatrik yang paling sering dilakukan di dunia.[1-4]

Beberapa organisasi kesehatan menyatakan bahwa manfaat sirkumsisi lebih banyak daripada risiko komplikasi setelah tindakan. Contoh manfaatnya adalah meningkatkan higienitas organ reproduksi laki-laki, menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih, dan menurunkan risiko infeksi menular seksual di masa depan.[1-4] 

Namun, ada juga organisasi kesehatan yang menyatakan bahwa bukti klinis manfaat sirkumsisi belum kuat, sehingga belum bisa menjustifikasi risiko komplikasinya. Contoh komplikasi setelah sirkumsisi adalah stenosis meatal, infeksi, hingga perdarahan. Hal ini masih menjadi perdebatan di dunia medis, termasuk juga teknik sirkumsisi dan teknik anestesi mana yang terbaik. Teknik anestesi yang berbeda dapat memiliki risiko komplikasi yang berbeda pula.[5,6] 

Sirkumsisi dapat dilakukan pada laki-laki segala usia, mulai dari bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Untuk usia bayi, anestesi lokal umumnya lebih dipilih oleh orang tua karena kemudahannya, risikonya yang dinilai lebih rendah, dan penyembuhannya yang lebih cepat. Namun, untuk usia anak yang lebih tua, orang tua lebih cenderung memilih anestesi umum karena mengkhawatirkan ketidaknyamanan atau kecemasan pada anak selama prosedur berlangsung.[1,7]

Keuntungan dan Kerugian Anestesi Umum Dibandingkan Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak-Anak

Tanpa anestesi yang adekuat, sirkumsisi dapat menyebabkan nyeri intraoperasi dan pascaoperasi yang serius. Nyeri yang dirasakan oleh anak dapat menimbulkan agitasi, kegelisahan, dan kesulitan kooperasi. Maka dari itu, pemilihan jenis pembiusan pada anak sebelum sirkumsisi penting untuk dipertimbangkan secara matang.[8,10]

Anestesi umum dan lokal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam hal anestesi umum, keuntungan yang utama adalah anak akan berada dalam kondisi tidak sadar, sehingga sepenuhnya tidak merasakan nyeri atau stress. Anestesi umum dapat mengurangi tingkat agitasi atau kecemasan anak serta menghindari terjadinya gerakan-gerakan anak selama prosedur. Hal ini menyediakan kondisi yang kondusif selama tindakan berlangsung.[7,9]

Jenis obat-obatan sedasi dan analgesik yang umum digunakan untuk anak-anak yang menjalani pembedahan minor urologi seperti sirkumsisi adalah dormicum, propofol, dan ketamine. Ada juga penelitian yang menyarankan kombinasi midazolam dan ketamine untuk anak karena dapat memberikan efek stabilitas hemodinamik dan kondisi anak yang lebih baik.[7,9] 

Namun, meskipun keuntungan yang diberikan oleh anestesi umum cukup banyak dan menjanjikan, obat-obatan anestesi tetap berisiko memberikan dampak negatif pada anak. Risiko tersebut mencakup apnea dan bradikardia pada anak berusia <6 tahun, laringospasme pada anak berusia <1 tahun, dan efek jangka panjang dari gangguan perkembangan otak pada anak-anak berusia <3 tahun.[8,9]

Bukti tentang Efek Anestesi Umum pada Anak-Anak

Studi klinis yang langsung membandingkan risiko anestesi umum dan lokal pada anak yang menjalani sirkumsisi masih terbatas. Pada hewan, paparan terhadap anestesi umum di usia muda dilaporkan dapat menimbulkan efek neurotoksisitas, gangguan kognitif, gangguan motorik, dan gangguan perilaku. Banyak yang berspekulasi bahwa efek-efek tersebut dapat terjadi pula pada manusia.[8,11]

Hal tersebut didukung oleh suatu studi kohort berbasis populasi (periode observasi tahun 2000 hingga 2013) yang dilakukan Feng, et al. Hasil studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar anestesi umum memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan perkembangan (developmental delay atau DD) di masa mendatang. Rasio hazard untuk DD dihitung sebesar 1,320 pada kelompok yang terpapar dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar.[8,11]

Hubungan antara anestesi umum dan DD ini sejalan dengan temuan pada hewan, yang diduga merupakan efek gabungan antara stress bedah atau komorbiditas lain pada otak yang sedang berkembang.[8,11]

Namun, terbatasnya bukti dari studi klinis membuat temuan tersebut sulit dikonfirmasi. Selain itu, studi lain oleh Grabowski, et al. yang merupakan suatu systematic review, menyatakan hal sebaliknya. Pada studi ini disimpulkan bahwa secara keseluruhan satu kali pajanan anestesi umum pada anak-anak tidak menimbulkan efek signifikan pada perkembangan saraf.[12]

Menurut systematic review oleh Grabowski, et al. tersebut, meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa anestesi dapat memengaruhi berbagai aspek perkembangan pada usia yang berbeda, data menunjukkan bahwa dampak yang ditemukan biasanya ringan atau minor. Pajanan anestesi yang perlu dikhawatirkan adalah yang berulang atau berkepanjangan, karena mungkin memiliki efek yang lebih negatif pada perkembangan saraf. Hal ini harus dipertimbangkan terutama apabila pasien memerlukan lebih dari satu prosedur.[12]

Bukti tentang Efek Anestesi Lokal pada Anak-Anak

Studi klinis terhadap 282 anak menunjukkan bahwa waktu penyembuhan pascaoperasi secara signifikan lebih singkat pada anak-anak yang menerima anestesi lokal daripada yang mendapatkan anestesi umum. Kebutuhan perawatan pascaoperasi juga lebih rendah pada anak yang mendapatkan anestesi lokal.[13]

Anestesi lokal juga dilaporkan dapat mengurangi risiko komplikasi yang berhubungan dengan anestesi umum, yaitu komplikasi kardiopulmonal seperti bradikardia, hipotensi, laringospasme, aspirasi, dan apnea. Selain itu, anestesi lokal dapat mengurangi beban biaya bagi orang tua pasien.[14]

Akan tetapi, ada juga studi lain terhadap 390 tindakan sirkumsisi yang menunjukkan bahwa angka komplikasi jangka pendek tidak berbeda signifikan antara kedua teknik anestesi tersebut. Bukti klinis terkait efek jangka panjang masih terbatas.[15]

Kesimpulan

Pemilihan antara anestesi umum atau anestesi lokal untuk sirkumsisi pada anak masih menunjukkan pro dan kontra. Secara umum, anestesi lokal lebih dipilih pada usia bayi karena berhubungan dengan risiko yang lebih rendah, prosedur yang lebih sederhana, dan biaya yang lebih rendah. Anestesi lokal juga bisa menghindari risiko komplikasi kardiopulmonal yang berhubungan dengan anestesi umum.

Namun, untuk anak usia lebih tua, orang tua cenderung lebih memilih anestesi umum karena adanya kekhawatiran mengenai agitasi dan kecemasan pada anak. Salah satu keuntungan anestesi umum adalah menghindari agitasi pada anak dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk tindakan. Namun, anestesi umum tidak terlepas dari risiko kardiopulmonal dan juga ada kekhawatiran mengenai efek jangka panjang pada gangguan perkembangan. Hal ini masih diteliti lebih lanjut karena masih inkonsisten.

Pemilihan teknik anestesi sebaiknya dilakukan bersama orang tua pasien setelah ada diskusi yang komprehensif tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing tindakan. Selain itu, pemilihan teknik disesuaikan dengan usia dan kondisi masing-masing anak serta keterampilan operator.

Referensi