Alodokter! Selamat siang dok, ijin bertanya dokter, apakah ada tips atau cara-cara untuk menasihati anak usia 1,5 - 5 tahun agar tidak melalukan hal yang...
Cara menenangkan dan menasihati anak dengan tantrum - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Cara menenangkan dan menasihati anak dengan tantrum
Alodokter!
Selamat siang dok, ijin bertanya dokter, apakah ada tips atau cara-cara untuk menasihati anak usia 1,5 - 5 tahun agar tidak melalukan hal yang buruk, misalnya memukul babysitternya, membuang mainannya, dll dok?
Biasanya anak akan menangis dengan keras sampai muntah jika ia tidak dibolehkan melakukan hal yang ia inginkan,
Mohon sharingnya dokter, terimakasih dok🙏
Langkah yang dapat kita lakukan pada saat anak memunculkan emosi yang tidak tepat adalah:
1. Tetap tenang dalam mengambil sikap, tarik napas dahulu dan sadari bahwa anak merupakan individu yang masih memerlukan waktu untuk memahami emosinya dan menyampaikan pendapatnya. Hal ini membantu para ibu dan ayah untuk dapat tetap mindfull dalam pengasuhan.
2. Validate, artinya validasilah perasaan yang dimiliki oleh anak. Rasa marahnya yang datang dikarenakan hal2 tertentu yang kadang ia belum mengerti apa penyebab ia marah berlebihan dan merasa ingin dimengerti.. kita dapat mengatakan "adik marah ya karna tidak dapat membeli mainan itu, rasanya ingin melempar ini lagi sperti tadi?"
3. Normalize, berikan kesempatan agar ia dapat menormalisasi perasaannya."mama tau, bahwa sulit untuk rasanya ga marah ya.. pasti terkadang jika ingin sesuatu kita selalu menggebu2 seperti ini dan akhirnya marah seperti kamu, kamunkecewa seperti ini ya jadinya.."
4. Teach strategic coping, setelah kita menormalisasikan perasaannya membiarkan ia tahu bahwa kecewa dan marah saat sesuatu yang kita inginkan tidak didapatkan adalah mungkin hadir pada dirinya. Moms and dad dapat mengajarkan strategi coping padanya "tapi kamu bisa kecewa dengan mengatakannya saja pada maama, jika kamu berusaha membanting sperti ini apakah nantinya kamu tidak rugi? Karna mainanmu rusak dan kamu tidak dapat bermain lagi setelahnya"
5. Maintan sense of awareness and safety, biarkan ia sadar akan kerugian yang ia lakukan jika ia berteriak dengan penjelasan yang lembut setelah ditenangkan dan buatlah suasana aman, jelaskan ia kapan ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dan tidak.. serta kapan kemungkinan lainnya.. "mama paham, kamu mau tapi apakah harus saat ini? Karna tadi kamu sudah berjanji tidak membeli apapun saat kesini. Saat ini, belum saatnya kita membeli, kita dapat membelinya nanti tapi bukan hari ini dan sekarang karna kita sudah berjanji sebelumnya oke.."
6. Konsisten, setelah melakukan hal tsb.. mom hendaknya tetap konsisten pada aturan yang telah diciptakan.. tetaplah kuat menjadi pendisiplin dan berusaha maksimal dalam mendengarkan bukan mengikuti keinginan anak..
Begitu ya dok, semoga membantu.. terimakasih😊
1. Pastikan apa hal yang diinginkan anak sebenarnya hingga ia sampai memukul baby sitternya atau membuang mainannya, bisa saja hal tersebut dilakukan karena kita sebagai orang dewasa tidak memahami betul apa yang ia inginkan
2. Hindari menggunakan kalimat negatif seperti "jangan" kepada anak, mungkin bisa diganti dengan "adek kalau baby sitternya dipukul nanti baby sitternya sakit, dan kalau sakit tidak bisa nemenin adek main lagi, disayang yaa baby sitternya" atau kalimat-kalimat positif seperti itu.
3. Jelaskan mana hal yg baik atau tidak dengan penuh kasih sayang, hindari mengatakan "nakal yaa" atau sesuatu seperti itu
4. Jika tidak terlalu berbahaya apa yg ia ingin lakukan, beri ia batasan waktu untuk melakukannya sambil menjelaskan kenapa moms melarangnya dengan kalimat positif
5. Coba tawarkan ia melakukan kegiatan lain selain dari apa yg ia inginkan tersebut. Tawarkan dengan ajakan yg menarik sehingga ia tertarik untuk melakukannya.
Sekian, semoga bermanfaat ya dok 🙏
Untuk kasus seperti ini mungkin dapat digolongkan sebagai tantrum ya dok.
Tantrum sendiri umumnya akan terjadi pada usia 1-3 tahun dimana anak memang masih mengalami keterbatasan dalam berbahasa dan mengungkapkan perasaanya. Sehingga keterbatasan tadi diungkapkan dengan jalan menangis, menjerit, menghentakkan kaki atau meronta ronta. Selain itu tantrum ini merupakan salah satu cara anak dalam mengobservasi dan mengenali cara dalam mendapatkan keinginannya.
Dalam beberapa buku parenting yang saya baca untuk mengatasi kondisi tantrum ini serta mencegah agar kondisi tantrum ini tidak menjadi kebiasaan maka dapat dilakukan beberapa saran sbb:
1. Tetaplah tenang saat anak mulai berteriak, menangis atau berteriak teriak jika keinginannya tidak terpenuhi.
2. Cari tahu penyebabnya dan tanyakan pada anak. Semisal: kenapa, kamu lapar? kamu ngantuk?
3. Jangan memukul / mencubit anak. Cobalah tenangkan dengan cara memeluk dan mencium anak ya.
4. Coba untuk alihkan perhatian anak saat sedang tantrum dengan cara mengganti dengan hal yang positif. Misal saat ingin main handphone, ganti dengan mainan lama kesukaannya.
5. Berikan time out/batasan bila anak mulai bertindak destruktif, misalnya jika anak mulai merusak barang-barang di sekitarnya. Masukkan dia ke dalam kamar, jelaskan bahwa dia tidak boleh merusak dan baru boleh keluar dari kamar setelah tenang. Jika tidak berhasil, peluk anak dan jelaskan bahwa perilakunya tidak bisa diterima dan bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk cinta kita padanya.
5. Bawa anak ke tempat tenang. Jika anak mulai tantrum di tempat umum, bawa anak menjauh dari keramaian. Tunggu sampai anak tenang. Jelaskan bila dia tidak berhenti merengek, maka akan ada konsekuensinya dan hal tsb sama sama tidak menguntungkan bagi pihak manapun ( baik orang tua ataupun anak).
Dan jangan lupa bahwa dibutuhkan konsistensi dan kesabaran dari semua pihak di lingkungan termasuk, ayah, ibu, nenek dan babysitter dalam mengatasi tantrum anak tsb.
Alo Dok,
Umumnya anak tantrum karena keinginannya belum tercapai atau sulit berkomunikasi (apalagi jika anak belum lancar berbicara).
Pengalaman saya gaya pengasuhan bisa dilakukan trial and error dok karena tidak satupun parenting style yang cocok pada satu anak. Intinya, coba kombinasi saja dok karena belum tentu metode yang biasa diterapkan cocok untuk anak kita. Pernah saya gunakan metode time out pada anak saat anak tantrum, bukannya tenang anak malah semakin ngamuk. Jadi, saat tantrum biasanya saya biarkan sejenak (sambil menenangkan diri saya juga hehhehe) lalu kemudian setelah tantrumnya agak reda, saya tanya apa keinginanya dan apa yang bisa membuatnya lebih nyaman (saya lebih suka kasi pilihan, misalnya mau dipeluk atau dicium, agar konteksnya tidak melebar dan anak gampang mempertimbangkannya)
Lalu untuk pencegahan supaya tidak tantrum biasanya saya melakukan briefing atau role play terutama jika ingin melakukan aktivitas di luar rutinitas agar anak tidak kaget, bete atau bosan. Misalnya, saya jelaskan bahwa perjalanan akan menempuh waktu lama (jika anak sudah mengenal waktu akan lebih mudah), apa yang bisa dilakukan saat bosan (jika perlu siapkan mainan kesukannya atau busy book).
Pembahasan mengenai aturan keluarga bisa dijelaskan pada saat anak sedang fokus misalnya saat bermain atau menjelang tidur. Cara berkomunikasi silakan disesuaikan dengan anak dok, kalau saya akan coba jelaskan sambil ajak bercanda.
Tidak gampang ya menjadi orang tua :). Semangat untuk tumbuh dan belajar bersama anak ya Dok.
PELUKAN "at least 8times hugs
terkadang ha ini yg menjadi keinginan anak ketika tantrum.
Pada pengalaman, dan pelatihan yg pernah saya alami.
Its weird, but its actually works.
Secara alami tubuh kita merasa nyaman ketika menerima pelukan
Dan itu boleh dicoba dok., even anak lagi marah-marahnya. Banting barang... Peluk saja. Smpai dia berhenti.
PELUKAN "at least 8times hugs
terkadang ha ini yg menjadi keinginan anak ketika tantrum.
Pada pengalaman, dan pelatihan yg pernah saya alami.
Its weird, but its actually works.
Secara alami tubuh kita merasa nyaman ketika menerima pelukan
Dan itu boleh dicoba dok., even anak lagi marah-marahnya. Banting barang... Peluk saja. Smpai dia berhenti.
Terimakasih banyak TS atas sharingnya, sangat bermanfaat dok.
Langkah yang dapat kita lakukan pada saat anak memunculkan emosi yang tidak tepat adalah:
1. Tetap tenang dalam mengambil sikap, tarik napas dahulu dan sadari bahwa anak merupakan individu yang masih memerlukan waktu untuk memahami emosinya dan menyampaikan pendapatnya. Hal ini membantu para ibu dan ayah untuk dapat tetap mindfull dalam pengasuhan.
2. Validate, artinya validasilah perasaan yang dimiliki oleh anak. Rasa marahnya yang datang dikarenakan hal2 tertentu yang kadang ia belum mengerti apa penyebab ia marah berlebihan dan merasa ingin dimengerti.. kita dapat mengatakan "adik marah ya karna tidak dapat membeli mainan itu, rasanya ingin melempar ini lagi sperti tadi?"
3. Normalize, berikan kesempatan agar ia dapat menormalisasi perasaannya."mama tau, bahwa sulit untuk rasanya ga marah ya.. pasti terkadang jika ingin sesuatu kita selalu menggebu2 seperti ini dan akhirnya marah seperti kamu, kamunkecewa seperti ini ya jadinya.."
4. Teach strategic coping, setelah kita menormalisasikan perasaannya membiarkan ia tahu bahwa kecewa dan marah saat sesuatu yang kita inginkan tidak didapatkan adalah mungkin hadir pada dirinya. Moms and dad dapat mengajarkan strategi coping padanya "tapi kamu bisa kecewa dengan mengatakannya saja pada maama, jika kamu berusaha membanting sperti ini apakah nantinya kamu tidak rugi? Karna mainanmu rusak dan kamu tidak dapat bermain lagi setelahnya"
5. Maintan sense of awareness and safety, biarkan ia sadar akan kerugian yang ia lakukan jika ia berteriak dengan penjelasan yang lembut setelah ditenangkan dan buatlah suasana aman, jelaskan ia kapan ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dan tidak.. serta kapan kemungkinan lainnya.. "mama paham, kamu mau tapi apakah harus saat ini? Karna tadi kamu sudah berjanji tidak membeli apapun saat kesini. Saat ini, belum saatnya kita membeli, kita dapat membelinya nanti tapi bukan hari ini dan sekarang karna kita sudah berjanji sebelumnya oke.."
6. Konsisten, setelah melakukan hal tsb.. mom hendaknya tetap konsisten pada aturan yang telah diciptakan.. tetaplah kuat menjadi pendisiplin dan berusaha maksimal dalam mendengarkan bukan mengikuti keinginan anak..
Begitu ya dok, semoga membantu.. terimakasih😊
Langkah yang dapat kita lakukan pada saat anak memunculkan emosi yang tidak tepat adalah:
1. Tetap tenang dalam mengambil sikap, tarik napas dahulu dan sadari bahwa anak merupakan individu yang masih memerlukan waktu untuk memahami emosinya dan menyampaikan pendapatnya. Hal ini membantu para ibu dan ayah untuk dapat tetap mindfull dalam pengasuhan.
2. Validate, artinya validasilah perasaan yang dimiliki oleh anak. Rasa marahnya yang datang dikarenakan hal2 tertentu yang kadang ia belum mengerti apa penyebab ia marah berlebihan dan merasa ingin dimengerti.. kita dapat mengatakan "adik marah ya karna tidak dapat membeli mainan itu, rasanya ingin melempar ini lagi sperti tadi?"
3. Normalize, berikan kesempatan agar ia dapat menormalisasi perasaannya."mama tau, bahwa sulit untuk rasanya ga marah ya.. pasti terkadang jika ingin sesuatu kita selalu menggebu2 seperti ini dan akhirnya marah seperti kamu, kamunkecewa seperti ini ya jadinya.."
4. Teach strategic coping, setelah kita menormalisasikan perasaannya membiarkan ia tahu bahwa kecewa dan marah saat sesuatu yang kita inginkan tidak didapatkan adalah mungkin hadir pada dirinya. Moms and dad dapat mengajarkan strategi coping padanya "tapi kamu bisa kecewa dengan mengatakannya saja pada maama, jika kamu berusaha membanting sperti ini apakah nantinya kamu tidak rugi? Karna mainanmu rusak dan kamu tidak dapat bermain lagi setelahnya"
5. Maintan sense of awareness and safety, biarkan ia sadar akan kerugian yang ia lakukan jika ia berteriak dengan penjelasan yang lembut setelah ditenangkan dan buatlah suasana aman, jelaskan ia kapan ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dan tidak.. serta kapan kemungkinan lainnya.. "mama paham, kamu mau tapi apakah harus saat ini? Karna tadi kamu sudah berjanji tidak membeli apapun saat kesini. Saat ini, belum saatnya kita membeli, kita dapat membelinya nanti tapi bukan hari ini dan sekarang karna kita sudah berjanji sebelumnya oke.."
6. Konsisten, setelah melakukan hal tsb.. mom hendaknya tetap konsisten pada aturan yang telah diciptakan.. tetaplah kuat menjadi pendisiplin dan berusaha maksimal dalam mendengarkan bukan mengikuti keinginan anak..
Begitu ya dok, semoga membantu.. terimakasih😊