Alo, Dokter, Pada aplikasi sering kali kita sebagai dokter menemui pasien-pasien yang mengaku memiliki pemikiran untuk bunuh diri, kebanyakan dari mereka...
Pasien dengan risiko bunuh diri bagaimana penanganannya - Jiwa Ask the Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pasien dengan risiko bunuh diri bagaimana penanganannya - Jiwa Ask the Expert
Alo, Dokter,
Pada aplikasi sering kali kita sebagai dokter menemui pasien-pasien yang mengaku memiliki pemikiran untuk bunuh diri, kebanyakan dari mereka muncul dengan keluhan-keluhan yang umum terkait masalah psikologis yang dihadapi hari demi hari.
Yang sering saya lakukan adalah mengajak para user/pasien ini untuk menceritakan seluruh keluhannya, menggambarkan apa yang mereka rasakan, dan meminta mereka untuk menceritakan apa saja yang biasanya mereka lakukan dalam menghadapinya. Setelah semuanya diceritakan, barulah saya mulai memberikan arahan dan ajakan untuk berdiskusi bersama untuk menemukan jalan keluar yang bisa dilakukan secara bertahap.
Menurut dokter, apakah langkah ini sudah tepat?
Pada beberapa kasus saya khawatir saat diberikan edukasi justru berkesan patronizing. Adakah saran dalam menghadapi dan memberikan anjuran yang mudah diterima oleh pasien seperti ini?
Mohon arahannya, Dokter.
Alodokter,
Bagus sekali inisiatifnya. Dengan cara demikian bisa didapatkan gambaran yang lebih lengkap. Perlu digali tentang Ide Bunuh Diri, Perencanaan Bunuh Diri, dan Percobaan Bunuh Diri. Percobaan bunuh diri adalah faktor risiko yang terberat akan bisa terjadinya repetisi percobaan bunuh diri. Perlu eksplorasi juga selain faktor risiko dan stresor psikososial, adalah faktor protektif seperti menjadi bagian dari sebuah komunitas yang "supporting" seperti misalnya keluarga. Juga apakah ada warning sign? Tanda akan mengakhiri hidup.
Terakhir pasien perlu disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter jiwa untuk menangani underlying problemnya, karena mayoritas orang yang bunuh diri ternyata mempunyai gangguan mood terutama gangguan depresi mayor, juga sangat mungkin gangguan bipolar dan gan gangguan psikotik yang disertai halusinasi auditorik (misalnya yang mengomentari bahkan memerintahkan).
Terima kasih atas pertanyaan dokter. Saya setuju prinsip kehati-hatian sehingga pasien tidak merasa "di-judge", "distigma", dan lain-lain. Dan setiap ungkapan ingin bunuh diri, sebaiknya disikapi serius dengan cara-cara profesional. Jangan dianggap hanya semata-mata mencari perhatian.
Salam Sehat Jiwa.