Membedakan gangguan kepribadian narsisistik dan gangguan bipolar penting karena pendekatan terapi dari keduanya sangat berbeda. Meskipun keduanya dapat menunjukkan perilaku impulsif, perbedaan mendasar terletak pada sifat dari gangguan tersebut.
Gangguan kepribadian narsisistik ditandai oleh pola perilaku yang melibatkan kebutuhan akan pengakuan yang berlebihan, kurangnya empati, dan rasa superioritas yang tidak realistis. Sementara itu, gangguan bipolar adalah gangguan mood yang melibatkan perubahan antara episode manik yang ditandai oleh tingkat energi tinggi, impulsivitas, dan euforia, dengan episode depresi yang ditandai oleh perasaan sedih, kelelahan, dan kurang minat.[1-4]
Kesulitan dalam Diagnosis Gangguan Kepribadian Narsisistik dan Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan salah satu dari 10 penyebab utama disabilitas di seluruh dunia. Gangguan bipolar ditandai dengan episode manik atau hipomanik kronis, yang akan berganti menjadi depresi. Misdiagnosis gangguan bipolar sering terjadi, terutama pada awal diagnosis. Gangguan bipolar dapat sulit dikenali karena gejala yang tumpang tindih dengan komorbiditas psikiatri dan somatik.[1,2]
Banyak yang berpendapat bahwa gangguan bipolar dan gangguan kepribadian narsisistik memiliki ciri yang mirip, sehingga masing-masing dari diagnosis tersebut dapat menjadi diagnosis banding bagi yang lain. Pada gangguan kepribadian narsisistik, pengamatan yang panjang diperlukan untuk menilai pola perilaku dan kognitif yang persisten. Oleh karena itulah, pasien dengan gangguan ini terkadang salah didiagnosis dengan gangguan lain pada awal pengobatan.[1,3,4]
Karakteristik Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar dapat berupa gangguan bipolar I (BD-I) dan gangguan bipolar II (BD-II).[2]
Gangguan Bipolar I
Gangguan bipolar tipe I (BD-I) dicirikan oleh adanya episode manik yang merupakan inti dari diagnosis ini. Episode manik dapat didahului dan dapat diikuti oleh episode hipomanik atau depresi berat. Episode manik didefinisikan sebagai periode setidaknya 7 hari berturut-turut di mana suasana hati secara terus-menerus meningkat disertai dengan peningkatan aktivitas atau energi.
Untuk memenuhi kriteria diagnosis BD-I, setidaknya harus ada 3 atau lebih gejala berikut: harga diri yang meningkat atau kemegahan, penurunan kebutuhan tidur, terus berbicara atau menjadi lebih banyak bicara dari biasanya, pelarian ide atau pemikiran yang berpacu, distraksibilitas tinggi, peningkatan aktivitas atau agitasi psikomotorik, dan keterlibatan berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan. Penting untuk dicatat bahwa gejala ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau kondisi medis umum.[2,5,6]
Gangguan Bipolar II
Gangguan bipolar tipe II (BD-II) ditandai oleh kehadiran setidaknya satu episode hipomanik saat ini atau di masa lalu, yang harus diikuti oleh setidaknya satu episode depresi mayor tanpa adanya episode manik. Episode hipomanik didefinisikan sebagai periode setidaknya 4 hari berturut-turut di mana suasana hati secara terus-menerus meningkat atau mudah tersinggung, disertai dengan peningkatan aktivitas atau energi.
Untuk memenuhi kriteria diagnosis BD-II, setidaknya harus ada 3 atau lebih gejala berikut: harga diri yang meningkat atau kemegahan, penurunan kebutuhan tidur, terus berbicara atau menjadi lebih banyak bicara dari biasanya, ide yang berlarian atau pemikiran yang berpacu, distraksibilitas tinggi, peningkatan aktivitas atau agitasi psikomotorik, dan keterlibatan berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan.
Penting untuk dicatat bahwa episode hipomanik ini menyebabkan perubahan nyata dalam fungsi, dapat diamati oleh orang lain, tetapi tidak mencapai tingkat keparahan yang dapat menyebabkan gangguan sosial atau pekerjaan yang nyata, serta tidak disertai dengan gejala psikotik. Selain itu, gejala tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau kondisi medis umum.[2,5,6]
Karakteristik Episode Depresi Berat pada Gangguan Bipolar
Episode depresi pada gangguan bipolar ditandai oleh kehadiran 5 atau lebih gejala depresi setiap hari atau hampir setiap hari selama minimal 2 minggu berturut-turut, yang merupakan perubahan dari kondisi awal atau fungsi sebelumnya.
Gejala-gejala tersebut melibatkan suasana hati tertekan, anhedonia, perubahan berat badan yang signifikan, masalah tidur, agitasi atau retardasi psikomotor, kelelahan atau kehilangan energi, perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan, berkurangnya konsentrasi atau keragu-raguan, dan pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri tanpa rencana khusus. Selain itu, episode depresi ini harus menyebabkan gangguan fungsional, seperti gangguan sosial atau pekerjaan.[2,5]
Karakteristik Gangguan Kepribadian Narsisistik
Gangguan kepribadian narsisistik (NPD) adalah pola perilaku yang mencakup rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan, fantasi kesuksesan atau kecemerlangan, kebutuhan akan kekaguman yang berlebihan, dan kurangnya empati. Individu dengan NPD cenderung memiliki pandangan diri yang terlalu tinggi, melebih-lebihkan prestasi mereka, dan mengharapkan pengakuan tanpa benar-benar menyelesaikan pencapaian.
Mereka terobsesi dengan fantasi kekuasaan, kecantikan, atau cinta yang sempurna, dan percaya bahwa mereka istimewa serta hanya dapat dipahami oleh individu atau lembaga khusus lainnya. Kekurangan empati, perilaku eksploitatif terhadap orang lain untuk mencapai tujuan pribadi, serta sikap angkuh dan angkuh juga menjadi ciri utama NPD.
Proses diagnosis gangguan kepribadian, termasuk NPD, memerlukan evaluasi pola fungsi jangka panjang untuk menghindari kesimpulan terburu-buru yang dapat dipicu oleh kontratransferensi. Evaluasi melibatkan penilaian berbagai aspek kehidupan seseorang dan pemahaman tentang perkembangan masa kanak-kanak. Diagnosis harus melibatkan pemahaman terhadap pola perilaku dan kognitif yang persisten dalam kehidupan seseorang untuk membedakan NPD dari karakteristik sementara atau respon situasional.[7,8]
Tumpang Tindih antara Gangguan Kepribadian Narsisistik dan Gangguan Bipolar
Beberapa kesamaan dapat tampak pada gangguan bipolar dan gangguan kepribadian narsisistik. Pasien dengan kedua gangguan ini akan menunjukkan gejala impulsivitas dalam perilaku mereka meskipun muncul dari dasar yang berbeda. Individu dengan gangguan bipolar dapat menunjukkan impulsivitas selama episode manik atau hipomanik, sedangkan individu dengan gangguan kepribadian narsisistik mengekspresikan impulsivitas dalam upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan mendesak akan kekaguman dan pengakuan.
Kedua gangguan ini juga dapat memperlihatkan ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, meskipun alasan di baliknya mungkin berbeda. Pasien gangguan bipolar cenderung menunjukkan ketidakstabilan mood yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, sedangkan gangguan kepribadian narsisistik melibatkan pola hubungan yang egosentris dan kurang empati.[1,5,10,11]
Membedakan Gangguan Kepribadian Narsisistik dan Gangguan Bipolar
Untuk membedakan gangguan kepribadian narsisistik dan gangguan bipolar, peran anamnesis riwayat gejala sangat penting. Gangguan bipolar cenderung ditandai oleh fluktuasi mood yang dramatis, sedangkan gangguan kepribadian narsisistik melibatkan pola kepribadian yang lebih persisten dan stabil.[1,9]
Evaluasi Kronologi Suasana Hati
Evaluasi kronologi suasana hati menjadi faktor kunci dalam membedakan gangguan bipolar dan gangguan kepribadian narsisistik dalam praktik klinis. Gangguan bipolar ditandai oleh fluktuasi suasana hati yang ekstrem dan terkadang dapat menyebabkan gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Sementara itu, dalam gangguan kepribadian narsisistik, ketidakstabilan emosi berakar pada fokus berlebihan pada diri sendiri dan kebesaran.
Meskipun kedua gangguan dapat mempengaruhi suasana hati, pada gangguan bipolar fluktuasi suasana hati lebih sering dan tiba-tiba, sedangkan pada gangguan kepribadian narsisistik suasana hati yang tidak stabil lebih terkait dengan fokus yang berlebihan pada diri sendiri. Selain itu, pasien gangguan bipolar umumnya berespon lebih baik terhadap penggunaan intervensi farmakologis, seperti penggunaan mood stabilizer. Di sisi lain, gangguan kepribadian narsisistik cenderung merespon lebih baik terhadap terapi psikososial yang berfokus pada perubahan pola perilaku dan pandangan diri.[1,9,12-15]
Kesimpulan
Gangguan bipolar dan gangguan kepribadian narsisistik dapat menunjukkan gejala yang mirip, utamanya dalam hal impulsivitas dan gangguan hubungan interpersonal. Meski begitu, dasar dari kedua gejala tersebut akan berbeda.
Pada gangguan bipolar, impulsivitas dan gangguan hubungan interpersonal diakibatkan oleh fluktuasi suasana hati, sedangkan pada gangguan kepribadian narsisistik dasarnya adalah fokus berlebihan pada diri sendiri. Untuk membedakan kedua gangguan ini, evaluasi riwayat yang mendalam dan pemantauan jangka panjang akan sangat diperlukan.