Kemampuan penilaian risiko intoksikasi paracetamol penting dimiliki dokter, terutama yang bekerja di unit gawat darurat karena paracetamol merupakan obat yang tersedia secara bebas dan merupakan salah satu penyebab tersering overdosis baik yang terjadi secara sengaja maupun tidak.
Paracetamol merupakan obat golongan analgesik non narkotik dan antipiretik. Obat ini bekerja melalui tiga mekanisme: blokade aktivasi impuls nyeri, inhibisi pusat suhu pada hipotalamus, dan inhibisi sintesis prostaglandin (PG). Paracetamol merupakan obat yang relatif aman digunakan over the counter, tetapi juga dapat dengan mudah menyebabkan toksisitas jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau melebihi dosis maksimal. Hal ini penting karena paracetamol merupakan obat yang memiliki akses yang sangat bebas dan luas sehingga membuat obat ini sering digunakan secara berlebihan hingga menyebabkan terjadinya intoksikasi obat.
Intoksikasi atau overdosis paracetamol dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berat, seperti hepatotoksisitas, ensefalopati, perdarahan, hingga kematian. Intoksikasi paracetamol merupakan salah satu penyebab kematian karena keracunan obat padahal kondisi ini dapat dengan mudah ditangani. Tingginya mortalitas akibat intoksikasi paracetamol ini disebabkan karena manifestasi klinis yang sering kali berbeda-beda atau asimtomatik.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Heard K, Newton A. Acetaminophen overdose. BMJ. 2020. Diakses dari: http://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/337
2. Farrell S, Miller M. Acetaminophen Toxicity. Medscape. 2020. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/820200
3. Agrawal P, Brown III CA. An Evidence-Based Approach To Acetaminophen (Paracetamol, APAP) Overdose. Emerg Med Pract. 2010;12:1–26
4. MIMS Indonesia. Paracetamol. MIMS.com. 2021. Diakses dari: http://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol
5. Mazaleuskaya L, Sangkuhl K, Thorn C, Fitzgerald G, Altman R, Klein T. PharmGKB summary: Pathways of acetaminophen metabolism at the therapeutic versus toxic doses. Pharmacogenet Genomics. 2015;25:416–26
6. McQuade D, Aknuri S, Dargan P, Wood D. Management of acute paracetamol (acetaminophen) toxicity: A standardised proforma improves risk assessment and overall risk stratification by emergency medicine doctors. Emerg Med J. 2012;29:961–4
7. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Clinical Practice Guidelines: Paracetamol poisoning. Paracetamol poisoning. 2021. Diakses dari: https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Paracetamol_poisoning
8. Hayes B. Utility of the Rumack-Matthew Nomogram. Univ Maryl Sch Med. 2011. Diakses dari: https://umem.org/educational_pearls/1310
9. Dear J, Clarke J, Francis B, Allen L, Wraight J, Dargan P. Risk stratification after paracetamol overdose using mechanistic biomarkers: results from two prospective cohort studies. Lancet Gastroenterol Hepatol. 2017;3:104–13
10. Froberg B, King K, Kurera T, Monte A, Prosser J, Walsh S. Negative predictive value of acetaminophen concentrations within four hours of ingestion. Acad Emerg Med. 2013;20:1072–5
11. Wong A, Graundins A. Risk prediction of hepatotoxicity in paracetamol poisoning. Clin Toxicol. 2017;55:879–92
12. Bateman D. Paracetamol poisoning: Beyond the nomogram. Br J Clin Pharmacol. 2015;80:45–50