Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Divertikulum Meckel general_alomedika 2024-03-14T14:28:06+07:00 2024-03-14T14:28:06+07:00
Divertikulum Meckel
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Divertikulum Meckel

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Secara garis besar, penatalaksanaan divertikulum Meckel yang utama adalah pembedahan dengan mempertimbangkan status klinis pasien, risiko komplikasi jangka panjang, dan struktur anatomi terkait gejala yang muncul. Pada pasien asimtomatik, observasi mungkin cukup. Namun, jika terjadi gejala atau komplikasi seperti perdarahan atau obstruksi usus, tindakan pembedahan diperlukan.

Terapi pilihan adalah reseksi segmental usus yang mengandung divertikulum, biasanya dilakukan dengan laparoskopi, terutama pada anak dan dewasa muda. Pemberian antibiotik juga dapat diperlukan jika terjadi infeksi.[1,2,7]

Pembedahan

Reseksi bedah diindikasikan pada divertikulum Meckel simtomatik dengan perdarahan, obstruksi intestinal, divertikulitis, atau fistula umbilikoileal. Reseksi bedah tidak direkomendasikan pada divertikulum Meckel asimtomatik yang ditemukan secara insidental pada pemeriksaan radiologi.

Tata laksana divertikulum Meckel asimtomatik yang ditemukan secara insidental saat operasi masih kontroversial. Pertimbangan dilakukannya reseksi pada divertikulum Meckel insidental asimtomatik adalah risiko terjadinya komplikasi dan mortalitas divertikulum Meckel di kemudian hari, namun beberapa studi menunjukkan bahwa kemungkinan komplikasi divertikulum Meckel hanya sebesar 4,2% dan terus menurun seiring pertambahan usia.

Adanya kemungkinan komplikasi post-reseksi memperkuat bahwa divertikulum Meckel insidental tidak perlu direseksi. Studi lain menunjukkan bahwa reseksi divertikulum Meckel insidental hanya memberikan manfaat jika dilakukan pada pasien usia <50 tahun.[2,3]

Kapan Reseksi Dapat Dipertimbangkan pada Kasus Asimtomatik Insidental?

Pada prinsipnya, reseksi bedah pada divertikulum Meckel asimtomatik yang ditemukan secara insidental saat operasi dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan status klinis pasien, risiko komplikasi jangka panjang, dan struktur anatomi terkait gejala yang muncul.

Pada anak usia ≤18 tahun, direkomendasikan untuk dilakukan tindakan reseksi saat eksplorasi abdomen karena risiko komplikasi divertikulum Meckel yang lebih tinggi dibandingkan pada dewasa.

Pada pasien laki-laki dewasa usia <50 tahun, direkomendasikan untuk dilakukan reseksi saat eksplorasi abdomen karena risiko komplikasi divertikulum Meckel yang lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.

Pada pasien perempuan dewasa usia <50 tahun, reseksi bedah hanya direkomendasikan jika divertikulum lebih panjang dari 2 cm, memiliki pita fibrosa, atau ada abnormalitas lain yang terpalpasi, di mana hal-hal tersebut merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi di kemudian hari.

Pada pasien usia ≥50 tahun, reseksi bedah hanya direkomendasikan jika ada abnormalitas yang terpalpasi, mengingat tingginya risiko mortalitas dan morbiditas pascaoperasi. Abnormalitas yang dapat terpalpasi dalam divertikulum antara lain jaringan ektopik, jaringan indurasi, dan ulserasi, di mana ketiganya dapat menyebabkan perdarahan. Selain itu, risiko kanker dalam divertikulum Meckel pada pasien usia ≥50 tahun juga dapat menjadi pertimbangan reseksi bedah, meskipun prevalensinya rendah.[2,4]

Teknik Reseksi Bedah

Reseksi bedah dapat dilakukan dengan beberapa teknik berikut:

  • Divertikulektomi sederhana dengan penutupan bagian dasar atau pangkal divertikulum dengan jahitan atau stapler

  • Reseksi baji (wedge) pada dinding intestinal di mana terdapat divertikulum yang ditutup jahitan
  • Reseksi segmental intestinal, yaitu reseksi segmen usus halus di mana terdapat divertikulum, dilanjutkan dengan anastomosis end-to-end

  • Pemisahan pita fibrosa, dengan atau tanpa divertikulektomi.

Divertikulektomi direkomendasikan pada divertikulum dengan leher sempit yang dapat terpelintir atau menyebabkan obstruksi. Reseksi segmental direkomendasikan jika:

  • Usus halus berisiko menyempit jika dilakukan divertikulektomi
  • Terdapat abnormalitas yang terpalpasi pada pangkal divertikulum
  • Leher divertikulum lebar, yaitu >2 cm
  • Divertikulum pendek dengan dasar atau pangkal yang lebar (rasio tinggi:diameter <2), karena berisiko menyisakan jaringan ektopik pada bagian pangkal jika dilakukan divertikulektomi.
  • Divertikulum berada di batas mesenterium
  • Ada perforasi pada divertikulum Meckel dengan kecurigaan tumor[2,4]

Pada divertikulum Meckel dengan manifestasi klinis utama perdarahan intestinal, reseksi segmental ataupun divertikulektomi sederhana dapat dipilih. Reseksi segmental dapat mengangkat atau menghilangkan mukosa gaster ektopik pada divertikulum dan mukosa intestinal sekitar yang ulserasi. Divertikulektomi juga dapat dipilih karena aman dan memiliki insiden komplikasi yang rendah.[2,3]

Prosedur operasi dapat dilakukan dengan operasi terbuka ataupun laparoskopi. Teknik laparoskopi telah banyak digunakan untuk kasus divertikulum Meckel dan reseksi intestinal, baik pada pasien dewasa maupun anak-anak. Laparoskopi terbukti lebih mudah dan aman. Laparoskopi dapat mempercepat waktu pemulihan tanpa peningkatan komplikasi, menurunkan durasi rawat inap dan total biaya kesehatan.[1,2,4,7]

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembedahan yaitu memastikan suplai darah cukup, mengidentifikasi viabilitas usus, mewaspadai tegangan pada garis jahitan dan potensi stenosis intestinal akibat penyempitan.[3,4]

Antibiotik

Selain tata laksana definitif, antibiotik perlu diberikan segera pada divertikulitis Meckel akut, strangulasi, perforasi, atau jika ada tanda sepsis atau peritonitis. Pilihan antibiotik yang dapat diberikan antara lain ampicillin, clindamycin, dan cefotetan, dalam kombinasi dengan gentamicin.

Ampicillin

Ampicillin diberikan dengan dosis dewasa dan anak diberikan berdasarkan berat badan. Pada pasien dewasa dengan berat badan <40 kg diberikan injeksi intravena (IV) atau intramuskular (IM) dengan dosis 50 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi. Untuk pasien dewasa dengan berat badan >40 kg diberikan dosis 500 mg/6 jam IV atau IM.

Pada pasien anak dengan berat badan <20 kg diberikan ampicillin per oral dengan dosis 50-100 mg/kg/hari dalam 4 dosis terbagi. Untuk berat badan >20 kg diberikan ampicillin per oral dengan dosis 500 mg/6 jam.[8]

Clindamycin

Clindamycin diberikan secara IV atau IM dengan dosis dewasa yaitu 600–1200 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi.

Dosis anak usia 1 bulan hingga 16 tahun yaitu 20-40 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi. Dosis neonatus yaitu 15-20 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi.[9]

Cefotetan

Cefotetan, diberikan secara IV atau IM dengan dosis dewasa yaitu 1-2 g/12 jam.

Dosis anak yaitu 40-80 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.[11]

Gentamicin

Gentamicin digunakan bersama dengan antibiotik yang memiliki cakupan terhadap bakteri Gram positif, seperti penicillin atau sefalosporin. Gentamicin diberikan secara IV atau IM dengan dosis dewasa yaitu 3-5 mg/kg/hari terbagi dalam 3 dosis.

Dosis anak-remaja yaitu 2 hingga 2,5 mg/kg/8 jam. Dosis infant yaitu 2,5 mg/kg/8 jam.[10]

Metronidazole

Metronidazole diberikan untuk cakupan terhadap bakteri anaerob. Dosis yang bisa digunakan adalah 800 mg pada pemberian pertama, diikuti dengan dosis 400 mg pada pemberian selanjutnya setiap 8 jam, diberikan selama 7 hari.

Dosis untuk pasien anak usia di atas 8 minggu adalah 7,5 mg/kg, diberikan setiap 8 jam, selama 7 hari.[12,13]

Terapi Suportif

Terapi suportif yang dapat dilakukan yaitu pemasangan infus intravena dan mulai dengan pemberian cairan kristaloid. Resusitasi volume perlu dilakukan jika terjadi perdarahan atau dehidrasi yang signifikan.

Transfusi packed red blood cells (PRC) dapat diberikan jika terjadi perdarahan masif. Dekompresi dengan selang nasogastrik dapat dilakukan pada pasien dengan obstruksi intestinal. Intervensi bedah perlu segera dilakukan jika kondisi hemodinamik tidak stabil.[1,3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya

Referensi

1. Kuru S, Kismet K. Meckel's diverticulum: clinical features, diagnosis and management. Rev Esp Enferm Dig. 2018 Nov;110(11):726-732. doi: 10.17235/reed.2018.5628/2018.
2. Javid PJ, Pauli EM. Meckel’s diverticulum. Uptodate, 2023. https://www.uptodate.com/contents/meckels-diverticulum
3. Rabinowitz SS. Pediatric Meckel’s Diverticulum. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/931229-overview
4. Kuwajerwala NK. Meckel Diverticulum. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/194776-overview
7. An J, Zabbo CP. Meckel Diverticulum. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-.: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499960/
8. MIMS. Ampicillin. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ampicillin?mtype=generic
9. MIMS. Clindamycin. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clindamycin?mtype=generic
10. MIMS. Cefotetan. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefotetan?mtype=generic
11. MIMS. Gentamicin. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/gentamicin?mtype=generic
12. Keese D, Rolle U, Gfroerer S, Fiegel H. Symptomatic Meckel's Diverticulum in Pediatric Patients-Case Reports and Systematic Review of the Literature. Front Pediatr. 2019 Jun 26;7:267. doi: 10.3389/fped.2019.00267.
13. MIMS. Metronidazole. 2024. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metronidazole?mtype=generic

Diagnosis Divertikulum Meckel
Prognosis Divertikulum Meckel

Artikel Terkait

  • Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
    Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
Diskusi Terkait
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 10 Februari 2021, 09:28
Perlukah Reseksi pada Divertikulum Meckel yang Asimtomatik - Bedah Ask The Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Sonny!Apakah divertikulum Meckel yang teridentifikasi secara insidental melalui CT scan perlu direseksi? Pasien tidak bergejala.

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.