Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kista Epidermoid general_alomedika 2022-12-08T11:55:05+07:00 2022-12-08T11:55:05+07:00
Kista Epidermoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kista Epidermoid

Oleh :
dr. Sandy S Sopandi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan definitif untuk kista epidermoid adalah eksisi bedah. Kista kecil tanpa komplikasi tidak membutuhkan tata laksana. Perjalanan klinis milium tidak dapat diprediksi. Lesi milium multipel pada bayi baru lahir umumnya menghilang spontan tanpa parut sehingga tidak memerlukan tata laksana.[1]

Terapi Farmakologis

Injeksi triamsinolon dapat dilakukan sebagai terapi farmakologis untuk meredakan proses inflamasi lokal aktif pada kista epidermoid. Dalam kondisi ini, injeksi juga dapat mencegah infeksi dan mengurangi kebutuhan insisi drainase.

Triamsinolon diinjeksi secara intralesi atau ke jaringan sekitar kista yang terinflamasi. Dosis yang diberikan 10 mg/mL untuk lesi trunkus dan 3 mg/mL untuk wajah. Triamsinolon mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan mengembalikan permeabilitas kapiler.[1,2,5]

Antibiotik oral kadang diindikasikan dalam manajemen kista epidermoid terinfeksi, seperti tanda selulitis pada jaringan sekitar lesi. Terapi antibiotika empirik yang dapat diberikan adalah agen oral yang aktif terhadap S. aureus sensitif–methicillin atau terhadap methicillin–resistant S. aureus (MRSA) pada area dengan prevalensi tinggi, misalnya ampicillin atau cefixime.[2,5]

Retinoid topikal dapat digunakan pada milium multipel pada pasien dewasa atau milia en plaque tetapi memiliki manfaat terbatas.[1]

Terapi Nonfarmakologis

Kista epidermoid kecil dapat di tata laksana dengan laser CO2 atau erbium–YAG. Laser CO2 adalah metode invasif minimal yang dilakukan untuk menyingkirkan kista dengan membuat lubang kecil menggunakan laser CO2. Pada lesi kista epidermoid yang berukuran besar maupun berlokasi pada wajah dan area lain yang secara estetik penting, penggunaan erbium–YAG dapat dipertimbangkan.[1,8,11,12]

Pembedahan

Terapi pembedahan kista epidermoid mencakup eksisi lesi dengan mempertahankan dinding kista intak (tanpa kebocoran sebum) atau dengan kebocoran sebum minimal. Rekurensi dapat terjadi bila tidak seluruh dinding kista berhasil dibuang.

Tindakan dilakukan dalam anestesi lokal, misalnya menggunakan lidocaine. Anestesi yang digunakan sebaiknya dikombinasikan dengan epinephrine untuk meminimalisasi perdarahan dan memperpanjang durasi anestesi (lidocaine 2% dengan epinephrine 1:100.000). Anestesi disuntikkan sekitar lesi, hindari injeksi ke dalam lesi.[9]

Insisi dibuat elips dengan diameter kecil dan melibatkan inti sentral atau punctum. Selembar kecil epidermis dapat ikut dibuang untuk menghindari sagging kulit pasca eksisi kista yang besar. Bila kista disertai inflamasi, jaringan parut, atau punctum, insisi dibuat linear pada tengah lesi.

Garis insisi dibuat mengikuti garis tegangan kulit minimal untuk mengoptimalisasi hasil estetik. Pendekatan insisi intraoral juga dapat dilakukan untuk minimalisasi parut wajah. Diseksi dilakukan secara tajam dan tumpul untuk menghindari kebocoran dinding kista.[1,2,5,10]

Penjahitan dibuat berlapis pada subkutis dan epidermis untuk menghasilkan hasil yang optimal. Analisis histopatologi dilakukan rutin setelah eksisi untuk memastikan eksisi komplit, menghindari misdiagnosis, dan mengeksklusi transformasi maligna.[1,2,5,10]

Pembedahan pada Kista Epidermoid yang Dicurigai Ganas

Kista epidermoid dicurigai ganas pada kondisi berikut ini:

  • Lesi rekuren
  • Bertambah besar dengan cepat
  • Gejala berprogresi cepat
  • Diameter >2 cm
  • Isi kista heterogen[10]

Dalam kondisi demikian, reseksi bedah tetap merupakan terapi pilihan bila lesi memiliki batas tegas. Setelah keganasan dikonfirmasi, terapi disesuaikan dengan diagnosis, dan dapat mencakup kemoterapi dan radioterapi bila diperlukan.[10]

Tindakan Pembedahan Alternatif

Tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan membuat insisi kecil ke kista dilanjutkan dengan pemijatan manual, kemudian membuang kantung kista yang kosong dengan forceps dan gunting. Meskipun parut lebih kecil, terdapat risiko inflamasi dan drainase yang lebih besar. Sebagian tenaga medis memberikan fenol kepada kantung yang telah kosong. Teknik insisi minimal ini memiliki tingkat rekurensi 1–8%.[1,2,5]

Tindakan alternatif lain adalah punch biopsy 4 mm dilanjutkan dengan ekspulsi kista intak melalui defek yang timbul. Metode ini hanya dapat dilakukan bila ukuran lesi memungkinkan.[1,2,5]

Kondisi di Mana Pembedahan Sebaiknya Ditunda

Tindakan eksisi sebaiknya ditunda bila terdapat proses inflamasi atau infeksi aktif, karena dinding kista lebih rapuh dan diseksi lebih sulit. Pada kondisi demikian, terdapat risiko infeksi, dehisensi luka, dan rekurensi kista yang lebih tinggi. Lesi dapat di eksisi setelah proses infeksi mengalami resolusi, biasanya setelah 1–2 minggu. Tanpa eksisi sebagai manajemen definitif, risiko rekurensi kista lebih tinggi. Injeksi triamsinolon intralesi juga dapat membantu meredakan inflamasi.[1,2,9]

Tindakan insisi dan drainase inisial diindikasikan bila kista epidermoid terinflamasi. Akan tetapi, prosedur ini memiliki potensi rekurensi kista di masa yang akan datang. Setelah insisi drainase, manajemen desinfeksi luka dilakukan dengan irigasi setiap hari. Infeksi dianggap terkontrol bila eritema dan eksudasi sudah tidak ditemukan.[1,2,9]

Pembedahan untuk Milium

Untuk milium, tindakan dapat dilakukan berupa insisi epidermis di atasnya dengan jarum steril atau scalpel kemudian dikompresi manual untuk mengevakuasi isi kista. Alternatif lain adalah eksisi untuk lesi yang lebih besar, serta electrocauter dan ablasi laser, meskipun metode–metode demikian memiliki risiko pembentukan jaringan parut.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Hoang VT, Trinh CT, Nguyen CH, Chansomphou V, Chansomphou V, Tran TTT. Overview of epidermoid cyst. Eur J Radiol Open. 2019;6:291–301.
2. Fromm LJ, Elston DM. Epidermal inclusion cyst. Medscape, 10 Juli 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1061582-clinical#showall
5. Weir CB, St.Hilaire NJ. Epidermal Inclusion Cyst. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532310/
8. Wollina U, Langner D, Tchernev G, França K, Lotti T. Epidermoid cysts – a wide spectrum of clinical presentation and successful treatment by surgery: a retrospective 10-year analysis and literature review. Open Access Maced J Med Sci. 2018;6(1):28–30.
9. Choi MK, Chung KJ. Factors affecting complications after treatment of epidermal cyst. Yeungnam Univ J Med. 2019;36(2):136–40.
10. Faltaous AA, Leigh EC, Ray P, Wolbert TT. A rare transformation of epidermoid cyst into squamous cell carcinoma : a case report with literature review. Am J Case Rep. 2019;20:1141–3.
11. Liu D, Zhou EY, Chen D, Tuan H, Zhao Y. Epidermoid cyst removal with CO2 laser fenestration: A retrospective cohort study. J Cosmet Dermatol. 2021 Jun;20(6):1709-1713. doi: 10.1111/jocd.13766. Epub 2020 Oct 20. PMID: 33079478.
12. Feng CJ, Ma H. Treatment of epidermal cysts with erbium: YAG laser fenestration: an alternative to surgical intervention. Ann Plast Surg. 2015 May;74 Suppl 2:S89-92. doi: 10.1097/SAP.0000000000000463. PMID: 25695444.

Diagnosis Kista Epidermoid
Prognosis Kista Epidermoid
Diskusi Terkait
dr.Rangga Ferdyennizar
Dibalas 08 April 2023, 06:30
Muncul benjolan kemerahan yang berkelompok di sekitar dada saat berkeringat
Oleh: dr.Rangga Ferdyennizar
5 Balasan
Halo TS, izin diskusi untuk kasus yang saya temukan di praktek saya baru-baru ini dok. Tn. A / 20 tahunKeluhan :Muncul benjolan kemerahan di sekitar dada...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 10:54
Benjolan pada daerah gluteal yang terasa nyeri jika duduk
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan berdiakusipasien perempuan usia 38 th, dengan benjolan pada pantat kiri yg terasa nyeri jika duduk, benjolan muncul sudah 1,5...
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 06 Desember 2022, 15:16
Diagnosis dan tata laksana benjolan di kelamin pria
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
1 Balasan
Sore dok, izin berdiskusi, seorang pasien pria memiliki benjolan di kelamin sudah 6 bulan, nyeri hanya ketika di pegang dan semakin membesar, awalnya seperti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.