Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Tinea Fasialis annisa-meidina 2023-09-26T14:11:09+07:00 2023-09-26T14:11:09+07:00
Tinea Fasialis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Tinea Fasialis

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Panduan e-Prescription untuk tinea fasialis ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tinea fasialis adalah dermatofitosis pada area wajah. Berbeda dengan tinea barbae, tinea fasialis terdapat di area mana saja di wajah, sedangkan tinea barbae spesifik pada area kumis dan janggut.[1-3]

Trichophyton rubrum adalah etiologi tinea fasialis yang sering ditemukan. Faktor risiko untuk tinea fasialis adalah higiene yang buruk, dan pasien dengan kondisi klinis tertentu, seperti diabetes mellitus dan imunokompromais. Pada bayi dan anak, tinea fasialis seringkali ditularkan dari orang tua dan binatang peliharaan.[1-4]

Tanda dan Gejala

Tanda khas tinea fasialis adalah lesi berupa plak annular kemerahan dengan permukaan skuama halus. Lesi dapat disertai central healing, di mana tepi merupakan bagian yang aktif sehingga lesi dapat membesar secara sentrifugal pada perjalanan penyakitnya.

Di sekitar plak annular dapat ditemukan vesikel maupun papul kemerahan yang dikenal dengan lesi satelit. Plak yang berjumlah lebih dari satu yang terletak pada lokasi berdekatan ketika membesar dapat saling berkonfluens.

Pasien dapat mengeluh gatal pada area lesi, tetapi dapat juga asimtomatik. Anamnesis harus meliputi riwayat penyakit, seperti diabetes mellitus, imunokompromais, serta adanya orang serumah yang memiliki lesi serupa.[1-4]

Peringatan

Pada tinea fasialis, terkadang lesi dapat mengalami perubahan karena penggunaan cream yang mengandung kortikosteroid. Maka dari itu, pasien dapat datang dengan gambaran klinis yang tidak khas. Kortikosteroid tidak direkomendasikan sebagai tata laksana dermatofitosis karena dapat memperparah infeksi primer serta menyebabkan perubahan lesi kulit dengan gambaran klinis tinea incognito. Tidak ada pedoman yang menganjurkan penggunaan kortikosteroid pada kasus dermatofitosis.[4,6,7]

Tata laksana dengan antifungal topikal, seperti clotrimazole, terkadang dapat memberikan efek samping, seperti rasa iritasi, terbakar, dan urtikaria.

Sementara, pilihan antifungal sistemik perlu mempertimbangan fungsi ginjal dan hati. Itraconazole tidak direkomendasikan untuk penderita gangguan fungsi hati, sedangkan penyesuaian dosis terbinafine terutama dilakukan pada penderita gangguan fungsi ginjal.[5,6]

Medikamentosa

Faktor risiko tinea fasialis terutama higiene yang buruk, sehingga manajemen kondisi ini harus diawali dengan edukasi pasien, di antaranya:

  • Jangan meminjam atau meminjamkan handuk, kerudung, masker, puff bedak, dan benda lain yang kontak dengan wajah pada orang lain.
  • Cuci kain yang terkontaminasi pada suhu 60℃ sebagai upaya untuk mengeliminasi jamur patogen.
  • Gunakan aksesoris wajah, seperti kerudung, dengan ringan dan longgar.
  • Jaga kulit wajah agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab dan kotor akan membuat jamur tumbuh lebih subur. Pasien diedukasi agar menggunakan pakaian dan aksesoris sekitar wajah yang ringan dan longgar[2,15]

Terapi medikamentosa definitif untuk tinea fasialis adalah antifungal golongan alinamin (terbinafine) atau golongan azol. Pasien dengan keluhan gatal dapat dipertimbangkan pemberian antihistamin, dan jangan diberi kortikosteroid.

Antifungal

Antifungal adalah tata laksana definitif untuk tinea fasialis. Antifungal topikal disarankan sebagai terapi utama, tetapi sediaan topikal hanya mencapai stratum korneum saja dan tidak sampai ke folikel rambut. Oleh karena itu, bila lesi melibatkan folikel rambut maka lesi yang ekstensif (tidak respon terapi antifungal topikal) dapat dipertimbangkan antifungal sistemik.[2,8]

Antifungal Topikal:

Antifungal topikal pada tinea fasialis diberikan 1–2 kali sehari dengan durasi 2–3 minggu, tergantung klinis perbaikan lesi. Pilih salah satu antifungal topikal berikut:

  • Terbinafine 1% cream 1–2 kali sehari

  • Clotrimazole 1% cream 2 kali sehari

  • Miconazole 2% cream 2 kali sehari[2,8]

Antifungal Sistemik Dewasa:

Pada kondisi di mana antifungal sistemik diperlukan, dapat dipilih salah satu di bawah ini:

  • Terbinafine 250 mg peroral (PO) 1 kali sehari selama 2 minggu
  • Itraconazole 100 mg PO 1 kali sehari selama 2 minggu, atau 200 mg 1 kali sehari selama 1 minggu

  • Griseofulvin 500 mg PO 1 kali sehari selama 2–4 minggu [2,6]

Durasi terapi dapat memanjang menjadi 4–8 minggu sesuai klinis, misalnya pada kasus rekalsitran.[2,6,9]

Antifungal Sistemik Anak:

Pada anak, antifungal sistemik yang dapat direkomendasikan adalah:

  • Griseofulvin 10–15 mg/kgBB/hari selama 2–4 minggu
  • Durasi dapat lebih panjang sesuai klinis lesi
  • Pemberian antifungal sistemik untuk anak kelompok usia <2 tahun hanya jika keuntungan melebihi risikonya[6,10]

Antihistamin

Antihistamin pada tinea fasialis direkomendasikan untuk meredakan keluhan gatal. Antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine dan loratadine, dengan dosis 10 mg per hari dapat diberikan sesuai gejala.[11,12]

Penggunaan pada Kehamilan

Pada kehamilan, sangat dianjurkan penanganan dengan perbaikan higiene dan antifungal topikal. Antifungal topikal yang dapat direkomendasikan untuk ibu hamil adalah clotrimazole 1% atau miconazole 2%, yang diaplikasikan 2 kali per hari sampai 2 minggu dari hilangnya lesi.

Namun, jika terdapat indikasi pemberian antifungal sistemik maka dapat dipilih terbinafine (kategori B menurut FDA). Tidak dianjurkan untuk pemberian itraconazole (kategori C menurut FDA), yang berhubungan dengan peningkatan risiko abortus dan berat badan lahir rendah jika digunakan pada trimester pertama.[6,13,14,16]

Referensi

1. Kelly BP. Superficial Fungal Infections. Pediatr Rev. 2012 Apr 1;33(4):e22–37.
2. Yee G, Al Aboud AM. Tinea Corporis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544360/
3. Moriarty B, Hay R, Morris-Jones R. The diagnosis and management of tinea. BMJ. 2012 Jul 10;345:e4380.
4. Rengasamy M. The Changing Scenario of Dermatophytosis in Children. Indian Dermatol Online J. 2022 Jun;13(3):305.
5. El‐Gohary M, Zuuren EJ van, Fedorowicz Z, Burgess H, Doney L, Stuart B, et al. Topical antifungal treatments for tinea cruris and tinea corporis. Cochrane Database Syst Rev. 2014;(8). https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD009992.pub2/full
6. Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive review. Indian Dermatol Online J. 2016;7(2):77–86.
7. Pragya K, Rameshwari T, Harish K, Singh Kalsi A. Clinical Manifestations and Diagnostic Challenges of Tinea faciei. Int J Curr Microbiol Appl Sci. 2017 Dec 20;6(12):1286–94.
8. Pei Y, Zhang LL, Liu ZH. Tinea Faciei. J Pediatr. 2022 Nov 1;250:108–9.
9. Dev T, Saginatham H, Sethuraman G. Tinea Faciei: Challenges in the Diagnosis. J Pediatr. 2017 Aug 1;187:331.
10. Nenoff P, Krüger C, Paasch U, Ginter-Hanselmayer G. Mycology – an update Part 3: Dermatomycoses: topical and systemic therapy. JDDG J Dtsch Dermatol Ges. 2015;13(5):387–411.
11. Naqvi A, Gerriets V. Cetirizine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549776/
12. Sidhu G, Akhondi H. Loratadine. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542278/
13. De Santis M, Di Gianantonio E, Cesari E, Ambrosini G, Straface G, Clementi M. First-trimester itraconazole exposure and pregnancy outcome: a prospective cohort study of women contacting teratology information services in Italy. Drug Saf. 2009;32(3):239–44.
14. U.S. Food and Drug Administration. Itraconazole. FDA, 2018. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/020083s062lbl.pdf
15. Agarwal A, Hassanandani T, Das A, Panda M, Chakravorty S. “Mask tinea”: tinea faciei possibly potentiated by prolonged mask usage during the COVID‐19 pandemic. Clinical and experimental dermatology. 2020 Oct 24.
16. Prabhu, Smitha S; Sankineni, Pragathi. Managing Dermatophytoses in Pregnancy, Lactation, and Children. Clinical Dermatology Review 1(Suppl 1):p S34-S37, October 2017. | DOI: 10.4103/CDR.CDR_29_17

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ti...

Artikel Terkait

  • Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
    Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
  • Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
    Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
  • Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
    Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 September 2024, 07:38
Pasien dengan suspek tinea fasialis yang tidak membaik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mempunyai px datang awalnya dengan gambaran lesi papul hiperemis membentuk seperti melingkar dan kulit di tengahnya normal (seperti central...
Anonymous
Dibalas 23 Maret 2023, 11:39
Ruam pada pipi bayi usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alodok, by. Laki laki usia 4 bulan dtang dgn keluhan ruam pada pipi sejak 5 hari, dikatakan awalnya merah seperti digigit nyamuk namun tak kunjung hilang,...
Anonymous
Dibalas 28 Februari 2022, 17:11
Bayi usia 4 bulan dengan bercak kemerahan di wajah sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya ingin berdiskusi dok. Saya dapat pasien usia 4 bulan dengan keluhan bercak kemerahan di pipi kiri dan kanan dengan tepi aktif dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.