Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi general_alomedika 2025-01-13T12:08:02+07:00 2025-01-13T12:08:02+07:00
Krisis Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Krisis Hipertensi

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Penatalaksanaan krisis hipertensi berbeda antara hipertensi emergensi atau urgensi. Pada kasus hipertensi emergensi, penatalaksanaan meliputi pemberian antihipertensi intravena dan monitoring hemodinamik kontinu dalam unit perawatan intensif. Hal ini berbeda dengan hipertensi urgensi yang tata laksananya bisa secara rawat jalan, yakni dengan pemberian antihipertensi oral dan perencanaan jadwal follow-up.[1–3]

Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi

Hipertensi emergensi memerlukan perawatan di rumah sakit, yang meliputi titrasi obat antihipertensi intravena dengan monitoring hemodinamik secara kontinu. Hal ini perlu dilakukan di unit perawatan intensif (HCU hingga ICU).[1–3]

Dalam tata laksana hipertensi emergensi, tentukan terlebih dahulu organ mana yang terdampak untuk menentukan apakah: (1) perlu penanganan spesifik selain penurunan tekanan darah; dan (2) apakah ada faktor presipitasi kenaikan tekanan darah secara akut yang mungkin memengaruhi rencana tata laksana (misalnya kehamilan).[1–3]

Setelah itu, putuskan rencana jangka waktu dan besarnya penurunan tekanan darah serta jenis obat yang sesuai indikasi. Idealnya tata laksana secara intravena dengan obat yang memiliki waktu paruh pendek dianjurkan untuk memungkinkan titrasi secara hati-hati sesuai respons tekanan darah. Obat diinisiasi dengan dosis rendah dan bisa dititrasi naik secara hati-hati.[1–3]

Tabel 1. Waktu dan Target Mean Arterial Pressure (MAP) Sesuai Presentasi Klinis

Presentasi Klinis Waktu dan Target Tekanan Darah Terapi Lini Pertama Alternatif
Hipertensi maligna dengan atau tanpa gagal ginjal akut

Dalam beberapa jam, turunkan MAP sebanyak 20–25%

Labetalol,

Nicardipine

Nitroprusside, Urapidil
Ensefalopati hipertensi Segera turunkan MAP sebanyak 20–25%

Labetalol,

Nicardipine

Nitroprusside
Kejadian koroner akut Segera turunkan tekanan darah sistolik menuju <140 mmHg

Nitrogliserin,

Labetalol

Urapidil

Edema paru kardiogenik akut

Segera turunkan tekanan darah sistolik menuju <140 mmHg Nitroprusside atau nitrogliserin (dengan loop diuretic) Urapidil (dengan loop diuretic)

Diseksi aorta akut

Segera turunkan tekanan darah sistolik menuju <120 mmHg dan denyut nadi <60 kali/menit Esmolol DAN nitroprusside atau nitrogliserin atau nicardipine Labetalol atau metoprolol

Eklamsia dan preeklamsia berat

Segera turunkan tekanan darah sistolik menuju <160 mmHg dan diastolik menuju <105 mmHg Labetalol atau nicardipine dan magnesium sulfat

Pertimbangkan persalinan (terminasi kehamilan)

Sumber: ESH Guideline for Arterial Hypertension. 2023.

Terapi oral dengan obat golongan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEi) atau angiotensin receptor blocker (ARB) atau beta blocker kadang efektif pada hipertensi maligna karena RAS (renin angiotensin system) mungkin teraktivasi dengan iskemia ginjal pada kondisi ini. Berikan terapi dengan dosis awal yang rendah dan dengan titrasi naik secara hati-hati.[1–3]

Tabel 2. Dosis dan Kontraindikasi Antihipertensi pada Hipertensi Emergensi

Obat Dosis Kontraindikasi
Esmolol 0,5–1 mg/kg IV bolus; 50–300 μg infus IV Blok AV derajat 2 atau 3, gagal jantung sistolik, asma, bradikardia
Metoprolol 2,5–5 mg bolus IV dalam 2 menit; boleh diulang setiap 5 menit hingga dosis maksimal 15 mg

Blok AV derajat 2 atau 3, gagal jantung sistolik, asma, bradikardia

Labetalol 10–20 mg bolus IV dalam 1 menit; dosis tambahan ≥20 mg boleh diberikan IV dengan interval 10 menit (maksimal 80 mg) atau 1–3 mg/menit IV infus sampai tekanan darah target tercapai Blok AV derajat 2 atau 3, gagal jantung sistolik, asma, bradikardia
Fenoldopam 0,1–0,3 μg/kgBB/menit infus IV, tingkatkan setiap 15 menit dengan tambahan 0,1 μg/kgBB/menit sampai tekanan darah target tercapai Hati-hati pada penderita glaukoma

Clevidipine 1–2mg/jam infus IV, tingkatkan setiap 2 menit dengan 2 mg/jam sampai tekanan darah target, kemudian titrasi dengan tambahan yang lebih kecil setiap 5–10 menit
Nicardipine 5–15 mg/jam infus IV, tingkatkan dosis 2,5 mg tiap 15–30 menit sampai tekanan darah target tercapai, maksimal 15 mg/jam

Gagal hati

 

 

 

 

Nitrogliserin 5–200 μg/menit infus IV, 5 μg/menit meningkat setiap 5 menit
Nitroprusside 0,3–0,5 μg/kgBB/menit infus IV, tingkatkan 0,5 μg/kgBB/menit setiap 5 menit sampai tekanan darah target tercapai (maksimal 10 μg/kg/menit) Gagal hati atau gagal ginjal (relatif)
Enalaprilat 0,62–1,25 mg IV bolus diberikan dalam 5 menit setiap 6 jam Riwayat angioedema

Urapidil 12,5–25 mg IV bolus; 5–40 mg/jam sebagai infus kontinu
Clonidine 0,2–0,5 μg/kg/menit IV
Phentolamine 1–5 mg IV bolus atau infus IV kontinu pada kecepatan 0,5–20 μg/kg/menit

Sumber: ESH Guideline for Arterial Hypertension. 2023.

Penatalaksanaan Hipertensi Urgensi

Pasien dengan hipertensi urgensi biasanya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Namun, pasien perlu pengendalian tekanan darah dengan antihipertensi oral, dengan target penurunan tekanan darah perlahan dalam 24–48 jam. Pemberian antihipertensi oral bisa berupa intensifikasi terapi sebelumnya atau inisiasi terapi baru.[1–3]

Calcium channel blocker yang non-dihydropyridine disarankan sebagai pilihan pertama pada penderita yang belum pernah diobati sebelumnya, misalnya verapamil. Pemberian nifedipine kerja cepat via jalur sublingual sebaiknya dihindari karena derajat penurunan tekanan darahnya tidak dapat diantisipasi dan sering terlalu cepat atau terlalu besar daripada yang diharapkan.[1–3]

Pengawasan klinis dalam unit observasi jangka pendek bisa dilakukan sebelum pasien dipulangkan. Setelah itu, pasien dipulangkan dan dijadwalkan untuk follow-up 1 minggu kemudian. Apabila tekanan darah sudah lebih stabil, jadwal follow-up dapat disesuaikan menjadi sekali setiap bulan.[1–3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Wendy Damar Aprilano

Referensi

1. Panggabean MS. Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi. Cermin Dunia Kedokteran. 2023;50:82–91.
2. Brunstrom M, Burnier M, Grassi G, et al. 2023 ESH Guidelines for the management of arterial hypertension The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension Endorsed by the European Renal Association (ERA) and the International Society of Hypertension (ISH). J Hypertens. 2023;41:0–000. https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000003480.
3. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334–57. https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026.

Diagnosis Krisis Hipertensi
Prognosis Krisis Hipertensi

Artikel Terkait

  • Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
    Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 April 2025, 10:18
Dosis syringe pump nicardipine pada krisis hipertensi
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter Selamat pagi,Izin bertanya untuk perhitungan dosis syringe pump nicardipine pada pasien krisis HT, bila dosis yg diminta 3mg/jam, BB pasien...
Anonymous
Dibalas 02 September 2024, 15:45
Pengobatan oral untuk hipertensi urgensi
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dokter izin bertanya, saya memiliki pasien datang ke faskes 1 dengan hipertensi tidak terkontrol dengan Tekanan Darah saat datang 210/110. Pasien tidak...
dr. Arina Ulfah
Dibalas 29 September 2023, 18:58
Tata laksana krisis hipertensi
Oleh: dr. Arina Ulfah
3 Balasan
Izin bertanya dok.. pasien laki-laki usia 62th rutin kontrol ke SpJP. Konsumsi amlodipin 1x5mg, atovastatin, simvastatin, dan aspirin. Saat ini datang ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.