Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Cedera Petir general_alomedika 2023-10-05T16:39:20+07:00 2023-10-05T16:39:20+07:00
Cedera Petir
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Cedera Petir

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Diagnosis cedera petir atau lightning injuries dapat ditegakkan melalui manifestasi klinis nyeri otot, disestesia, kelemahan tubuh dan ekstremitas, serta luka bakar. Pasien mungkin datang dengan kondisi penurunan kesadaran ataupun compos mentis. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis sekunder yang timbul akibat lightning injuries.

Anamnesis

Pasien dengan lightning injuries dapat datang dengan penurunan kesadaran maupun dengan kesadaran compos mentis (melalui pemeriksaan GCS). Pasien dengan kesadaran compos mentis dapat menjelaskan tentang keluhan yang sedang dirasakan, onset, kronologis lightning strike.

Pasien dengan kesadaran compos mentis juga dapat mengeluhkan nyeri otot (myalgia), disestesia, kelemahan tubuh dan ekstremitas, serta gangguan pada muskoskeletal, dan luka bakar. Namun, pasien dengan kesadaran compos mentis juga dapat mengalami amnesia anterograde. Pasien dengan penurunan kesadaran tidak dapat memberikan keterangan, oleh karena itu diperlukan aloanamnesis singkat kepada pengantar pasien maupun saksi ditempat kejadian. Anamnesis riwayat lengkap pasien berpedoman pada AMPLE, yaitu:

  • A: allergies atau riwayat alergi
  • M: medications  atau daftar obat-obatan yang sedang digunakan
  • P: past illnesses/pregnancy atau riwayat penyakit dahulu dan kehamilan
  • L: last meal atau waktu makan terakhir
  • E: events/environment atau mekanisme kejadian yang berhubungan dengan trauma[3,5]

Pemeriksaan Fisik 

Pasien dengan lightning injuries memiliki manifestasi klinis dan presentasi fisik yang bervariasi. Pasien yang datang dalam kondisi compos mentis dan stabil maupun pasien dengan penurunan kesadaran dengan keadaan gawat serta darurat harus segera dilakukan pemeriksaan primary survey yang meliputi pemeriksaan pada airway (jalan napas), breathing and ventilation (pernapasan dan ventilasi), circulation (sirkulasi), disability (evaluasi neurologis), serta exposure and environmental (paparan dan lingkungan). Segera lakukan penatalaksaanaan awal primary survey dengan resusitasi fungsi vital pada pasien dengan penurunan kesadaran sampai kondisi pasien stabil.[1-5]

Kondisi pasien lightning injuries yang stabil pada saat datang maupun setelah dilakukan resusitasi fungsi vital, harus tetap dilakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien, dan pemeriksaan fisik head to toe pada secondary survey yang meliputi evaluasi kepala, toraks, abdomen, dan pelvis, serta sistem muskuloskeletal, integumen, dan saraf. Pasien cedera petir mungkin mengalami katarak, tuli, dan rhabdomyolysis.[1-5,18]

Pemeriksaan Kepala

Edema facial pada pasien dengan trauma maksilofasial, struktur rambut yang mengalami singeing (hangus atau terbakar), dan adanya tanda trauma kapitis.[3,6,12]

Pemeriksaan Mata Dan Adneksanya

Pupil tampak dilatasi (akibat gangguan saraf otonom) dan atau tidak reaktif terhadap refleks cahaya. Reaksi pupil akibat lightning strike ini biasanya bersifat jangka pendek dan tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghentikan resusitasi maupun sebagai indikator kematian batang otak.

Pada pemeriksaan mata dengan fundoskopi, akan dijumpai gambaran atrofi pada chorioretinal dan lubang makula, papilledema serta perdarahan. Dapat ditemukan juga lesi pada palpebra seperti lesi nekrotik ulserasi. Kemosis konjungtiva dan lesi kornea juga dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik mata.[4-8]

Pemeriksaan Telinga

Ruptur membran timpani, efusi darah pada telinga tengah, dan ruptur total pada membrane reissner.[3-5]

Pemeriksaan Toraks

Pada pemeriksaan toraks dapat ditemui tanda-tanda trauma toraks seperti pneumotoraks (suara napas menurun pada sisi yang terkena, perkusi hipersonor pada sisi yang terkena), dan flail chest (ditemukan pernapasan paradoksal).[2,6,19]

Pemeriksaan Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemui tanda-tanda trauma abdomen akibat trauma tumpul maupun barotrauma seperti adanya jejas atau laserasi pada inspeksi abdomen, bising usus yang menghilang, nyeri tekan pada lapang abdomen, dan juga dapat ditemui tanda-tanda pada fraktur pelvis.[6]

Pemeriksaan Muskoskeletal

Pada pemeriksaan muskuloskeletal dapat ditemukan tanda-tanda multipel fraktur seperti deformitas maupun shortening, serta nyeri tekan dan range of motion yang terbatas pada satu ekstremitas atau lebih. Gangguan sensibilitas, pallor, pulseless, paresthesia, serta hilangnya kekuatan kontraksi otot volunter merupakan tanda yang dapat dijumpai pada sindroma kompartemen.[1,3,13]

Pemeriksaan Saraf

Pada pemeriksaan saraf dapat dijumpai penurunan kesadaran, disorientasi, dan amnesia retrograde. Dapat juga ditemukan tanda keraunoparalisis, yaitu  paralisis sementara pada ekstremitas yang disertai dengan mottled (bintik-bintik).  Paralisis pada ekstremitas, hilangnya refleks dan sensibilitas, serta disfungsi miksi dan defekasi dapat menunjukkan adanya kemungkinan cedera spinal.[9,13]

Pemeriksaan Integumen

Pada pemeriksaan integumen dapat ditemukan luka bakar yang biasanya superfisial dengan titik masuk dan keluar yang terpisah. Jenis luka bakar berikut yang dapat ditemui pada lightning strike, yaitu:

  • Lichtenberg figure yang menyerupai pola pohon bercabang atau pola pakis (ferning), seringkali menjadi tanda patognomonik, yang timbul dalam 1 jam dan bertahan hingga 36 jam serta tidak berkaitan dengan perubahan patologis pada epidermis maupun dermis.

  • Punctate yaitu luka bakar multipel, berjarak dekat, dan terpisah, menyerupai luka bakar akibat rokok

  • Thermal, luka bakar yang terjadi akibat petir yang menyulut atau melelehkan pakaian, sehingga dapat menjadi luka bakar yang dalam full –thickness burn

  • Kontak, luka bakar yang terjadi ketika bahan logam yang ada pada perhiasan, ikat pinggang, atau ritsleting menyentuh kulit pada saat lightning strike dan menimbulkan pola “tato logam” pada kulit
  • Flash merupakan luka bakar superfisial yang menyebabkan perubahan warna kulit menjadi coklat[4,13-14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk menegakkan diagnosis sekunder yang timbul akibat lightning injuries dan menunjang hasil evaluasi tanda dan kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan head to toe. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi pemeriksaan rontgen thoraks, spine, dan ekstremitas. Perlu juga dilakukan pemeriksaan CT scan kepala maupun abdomen.

Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua pasien lightning injuries. Pemeriksaan EKG 12 lead akan membantu mendeteksi setiap perubahan irama jantung pada kasus yang memerlukan pemantauan berkelanjutan seperti pada kasus aritmia. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin, enzim jantung, urinalisis, serta kadar myoglobin urin maupun serum perlu dipertimbangkan untuk diperiksa pada kasus lightning injuries.[2,4-5]

Klasifikasi

Paparan, intensitas, dan mekanisme cedera serta efek yang ditimbulkan dari lightning strike sangat bervariasi, oleh karena itu dibutuhkan klasifikasi lightning injuries. Berdasarkan manifestasi klinis, cedera petir terbagi menjadi ringan, sedang, dan berat.[2,4]

Cedera Petir Ringan

Pada cedera petir ringan jarang ditemukan manifestasi klinis luka bakar superfisial. Namun, sering dilaporkan adanya disorientasi seperti amnesia anterograde. Pasien juga mengeluhkan banyak gejala nonspesifik seperti myalgia, disestesia, dan rasa baal. Pasien dengan cedera petir ringan memiliki kondisi umum yang stabil dan tidak mengalami nyeri dada, hipotensi, maupun perubahan status mental yang berkelanjutan.[2,4]

Cedera Petir Sedang

Cedera petir sedang dapat menyebabkan henti jantung maupun henti napas yang dapat diatasi dengan resusitasi fungsi vital. Luka bakar superfisial, multipel fraktur, dan trauma kapitis dapat dijumpai pada cedera petir sedang. Pasien dengan cedera petir sedang berpotensi memiliki gejala sisa dari trauma kapitis, nyeri yang kronis, gangguan tidur, dan gangguan kecemasan.[2,4]

Cedera Petir Berat

Pasien dengan cedera petir berat biasanya akan datang dengan henti jantung dan henti napas yang seringkali belum mendapatkan pertolongan pertama resusitasi jantung paru (RJP). Dapat juga diikuti dengan luka bakar yang parah akibat keraunoparalisis, trauma kapitis, fraktur multipel, dan cedera spinal.[2,4]

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit yang perlu dipertimbangkan saat menegakkan diagnosis lightning injuries adalah blast injuries, electrical injuries, dan barotrauma.[4,5]

Blast Injuries

Blast injuries yang dikenal dengan cedera ledakan merupakan cedera yang dihasilkan dari ledakan berupa gas ataupun zat yang memiliki kemampuan  untuk menyebabkan cedera multisistem yang dapat mengancam jiwa. Berbeda dengan lightning injuries, cedera ledakan memiliki manifestasi luka bakar yang parah diikuti dengan multipel trauma dan fraktur. Pada pasien blast injuries seringkali ditemukan trauma inhlasi yang akan menyebabkan acute respiratory distress syndrome.[15]

Electrical Injuries

Electrical injuries merupakan cedera listrik yang timbul akibat arus listrik dan tegangan yang tinggi maupun rendah. Pada pasien dengan cedera listrik dapat ditemui luka bakar dan aritmia jantung. Berbeda dengan lighting injuries, pada cedera listrik jarang ditemukan multipel fraktur maupun ruptur membrane timpani.[16]

Tabel 1. Perbedaan Lightning Injuries dengan High Voltage Injuries

Faktor Cedera Petir (Lightning Injuries) Luka Bakar Listrik Tegangan Tinggi (High Voltage)
Level Energi 30 juta volts (V), 50,000 amperes (A) Biasanya lebih rendah dari petir (jangkauan transmisi 500 V hingga jutaan volt)
Waktu Paparan Singkat dan seketika Hitungan detik

Pathway (Jalur)

Flashover, lubang

Dalam dan internal
Luka bakar Superfisial, minor Dalam, major injury

Renal Jarang ditemui myoglobinuria atau hemoglobinuria Sering dijumpai myoglobinuric renal failure

Fasiotomi

 

Jarang bila dibutuhkan Sering dilakukan pada umumnya dan lebih dini
Trauma tumpul Efek dari ledakan petir, terlempar Jatuh dan terlempar

Sumber: Alcock. 2017.[4]

Referensi

1. Shipman J, Carver B, Painter K, et al. The Dangerous Life of a Storm Chaser: A Lightning Strike Injury Causing Serious Injury. Journal of Investigative Medicine High. 2020;8:1-6 DOI: 10.1177/2324709620925566
2. Blumenthal, R. Injuries and deaths from lightning. J Clin Pathol. 2021;74:279–284. doi:10.1136/jclinpath-2020-206492
3. Patankar AR, Patil S, Chandrakar S. Lightning Injury with Multi-System Involvement. Case Rep Acute Med. 2020;3:56–62. DOI: 10.1159/000509456
4. Cooper M A. Lightning Injuries Treatment & Management. 2017.Available from : https://emedicine.medscape.com/article/770642-treatment#d12
5. Jensen JD, Thurman J, Vincent AL. Lightning Injuries. 2021. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441920/
6. Pfortmueller C, Yikun Y, Haberkern M, et al.Injuries, Sequelae, and Treatment of Lightning-Induced Injuries: 10 Years of Experience at a Swiss Trauma Center. Emergency Medicine International..2012;0:1-6 doi:10.1155/2012/167698
9. Scantling D, Frank B, Pontell ME. Inducing Therapeutic Hypothermia in Cardiac Arrest Caused by Lightning Strike. Wilderness & Environmental Disease. 2016;27:401–404
12. Eyerly-webb S A, Salomon R, Lee S K, et al. Lightning Burns and Electrical Trauma in a Couple Simultaneously Struck by Lightning.Clinical Practice and Cases in Emergency Medicine. 2017;1(3):246-250.DOI: 10.5811/cpcem.2017.4.33706
13. Davis C, Engeln A, Johnson E, et al. Wilderness Medical Society Practice Guidelines for the Prevention and Treatment of Lightning Injuries. Wilderness & Environmental Disease. 2012;23: 260–269
14. Dries DJ, Marini JJ. Management of Critical Burn Injuries: Recent Developments. Korean J Crit Care Med. 2017;32(1):9-21 doi :/ https://doi.org/10.4266/kjccm.2016
15. Pennardt A. Blast Injuries. 2016. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/822587-clinical
16. Daley BJ. Electrical Injuries. 2021. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/433682-overview

Epidemiologi Cedera Petir
Penatalaksanaan Cedera Petir

Artikel Terkait

  • Penanganan Awal pada Cedera Tersambar Petir
    Penanganan Awal pada Cedera Tersambar Petir
  • Tampilan Klinis dan Manajemen Lichtenberg Figure
    Tampilan Klinis dan Manajemen Lichtenberg Figure
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 03 Juni 2025, 22:25
Kesimpulan visum et repertum pada KDRT
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter. Saya ada kasus kdrt, namun tidak ditemukan luka ataupun memar, hanya terdapat nyeri tekan pada leher. Bagaimana menulis kesimpulan pada visum l...
dr. Gracia Fensynthia
Dibuat 03 Juni 2025, 10:14
Benjolan lunak di kelopak mata - ALOPALOOZA Mata
Oleh: dr. Gracia Fensynthia
0 Balasan
ALO Dokter. Pasien saya berusia 25 tahun mengeluhkan benjolan di kelopak mata bawah kanan selama 2 hari terakhir. Benjolan teraba lunak, tidak nyeri. Tidak...
Anonymous
Dibalas 03 Juni 2025, 06:49
Antibiotik selulitis sudah 10 hari namun belum sembuh pada pasien DM, perlukah dilanjutkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ingin mendiskusikan pasien saya, lansia dengan keluhan luka di tungkai bawah kananLuka awalnya tanggal 18 karena jatuh, kemudian tgl 24 mengeluh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.